Berita Kabupaten Semarang
Melihat Tradisi Kirab Ancakan di Bancak Kabupaten Semarang, Diyakini Jadi Awal Mula Nama Desa
Warga Dusun Krajan, Desa Bancak, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang menggelar tradisi rutin tahunan bernama Ancakan, Selasa (29/7/2023).
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Warga Dusun Krajan, Desa Bancak, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang menggelar tradisi rutin tahunan bernama Ancakan, Selasa (29/7/2023).
Ancakan sendiri merupakan adat istiadat sejak zaman nenek moyang di mana warga setempat menggelar kirab budaya dengan sejumlah ancak yang diarak keliling dusun.
Ancak yang dimaksud yaitu wadah berisi miniatur desa dan bangunan-bangunan yang biasa ditinggali masyarakat setempat.
Di dalamnya biasanya juga dimasukkan sesaji berupa hasil bumi.
Dipercaya, asal-usul nama Desa Bancak sendiri dari kata ancak yang menjadi bentuk selamatan atau bancakan.
Hal itu karena dulunya wilayah tersebut merupakan kawasan hutan, kemudian dibersihkan oleh para pendahulu hingga memunculkan peradaban.
Warga yang bersyukur kemudian melakukan selamatan hingga muncul nama Bancak.
Baca juga: Mengenal Tradisi Grebeg Suran di Wonosobo, Jadi Sarana Perekat Antar Umat Beragama
Baca juga: Slamet Tewas Terinjak-injak saat Warga Berebut Ancak dalam Ruwatan Desa, Pak Kades Pilih Irit Bicara
Warga berdoa kepada Tuhan agar tempat yang akan ditempati selalu aman, nyaman dan tidak halangan apapun untuk ditempati.
Maka, ancak diarak untuk menunjukkan rasa syukur dan menampilkan tempat tinggal mereka yang diharapkan tetap aman.
Ancakan ini dilaksanakan pada Agustus tiap tahunnya dan pemilihan harinya pada Selasa Pahing malam Rabu Pon (kalender Jawa).
Terdapat delapan ancak dari delapan RT di RW 01 yang diarak pada Ancakan tersebut.
Ancak yang diarak pun berbeda-beda, di antaranya miniatur balai desa, miniatur permukiman, patung pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia, dan lain sebagainya.
Satu di antara yang menarik yaitu ancak dari warga RT 08 yang menampilkan miniatur pos ronda, nasi tumpeng, pohon pinang untuk panjat pinang, patung pahlawan dan lain-lain.
“Di ancak kami terdapat juga hasil bumi seperti pisang, jenang, rengginang, jadah yang memiliki nilai filosofis tersendiri,” kata Koordinator Kirab Budaya RT 08, Febriyanto Arif J kepada Tribunjateng.com di sela-sela pawai tersebut.
Arif mengatakan, pihaknya bersama tim menyiapkan ancak tersebut selama satu bulan.
Baca juga: 800 Mahasiswa UKSW Dari 22 Etnis Gelar Pawai Budaya Meriahkan Jalan-Jalan di Salatiga
Sementara itu, Kasi Pemerintahan Desa Bancak sekaligus ketua panitia Ancakan, Siswanto mengatakan bahwa ancak tersebut dibuat oleh para pemuda desa yang kreatif.
“Dengan berbagai bahan yang ada, tema yang kami tentukan, misalnya kemerdekaan. Mereka memaksimalkan kreatifitas mereka di sini,” ungkap Siswanto.
Dia menerangkan, tradisi legendaris itu sudah diadakan rutin sejak 1966 lalu.
Menurut dia, tradisi tersebut akan terus melekat dan dilestarikan ke depannya oleh para generasi penerus. (*)
Skandal 5 Orang di Papringan Kabupaten Semarang, Sertifikasi Tanah Dikorupsi Ramai-ramai Rp 907 Juta |
![]() |
---|
Kronologi Ayah di Bandungan Paksa Inses Anaknya, Berawal Niat Baik Korban |
![]() |
---|
Di Balik Temuan Jasad Juru Parkir di Parit Pasar Lanang Ambarawa, Diduga Meninggal 4 Jam Sebelumnya |
![]() |
---|
Pemotor Terseret hingga 50 Rumah Warga Ngendo Terdampak, Kisah Banjir Bandang di Kabupaten Semarang |
![]() |
---|
ASN di Kabupaten Semarang Ramai-ramai Minum Susu Sapi Perah dari Peternak Lokal, Seusai Jalan Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.