Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Harga Beras Makin Melejit, Pedagang: Naiknya Sebulan Sampai Empat Kali

Harga beras terus menunjukkan kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Kenaikan harga beras ini menjadi keluhan para pedagang karena dinilai signifikan

|
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah 
Pedagang beras di jalan Pedamaran Semarang sedang menunjukkan beras dagangannya. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Harga beras terus menunjukkan kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Kenaikan harga beras ini menjadi keluhan para pedagang karena dinilai signifikan hingga menimbulkan protes di kalangan pembeli.

Hal itu seperti yang diungkapkan pedagang di Pasar Bulu Semarang. Di antara pedagang itu, Siti mengatakan, harga terendah beras di tokonya saat ini Rp 13.500/Kg. Padahal, sebelumnya harga itu stabil di kisaran Rp 10.000/Kg.

"Masalahnya sekarang harga beras naik hampir setiap hari. Awalnya sempat naik, lalu turun. Ini naik lagi," kata Siti ditemui Tribun Jateng di kiosnya, Sabtu (2/9/2023).

Demikian juga diakui Marsi, pedagang lain di pasar tersebut. Menurut Marsi, harga beras tertinggi saat ini bahkan mencapai Rp 16.000/Kg untuk jenis premium. Padahal sebelumnya, harga beras premium yang dijualnya tak sampai Rp 15.000/Kg. Menurutnya, kenaikan harga beras ini makin tak terkendali hingga menempatkan harga tertinggi.

"Harga beras naik banyak," kata Marsi.

Kenaikan harga beras yang terjadi belakangan ini juga turut membuat pedagang pedagang grosir kelimpungan. Sebab tak hanya harganya yang meningkat, beberapa juga mengeluhkan pasokan yang makin tidak menentu.

Hal itu diakui Yoeng (80), pedagang grosir beras di jalan Pedamaran Semarang. Menurutnya, ia mulai kesulitan mendapat pasokan utamanya pada beras medium. Hal ini seiring dengan dampak El-Nino yang dirasakan petani padi.

"Kenaikan harga dipicu kekeringan dan panas, sudah secara nasional.

Beras medium mulai susah dapat pasokan. Saya minta lagi (ke supplier), mereka belum dapat gabah. Ketika dapat gabah, mereka baru memutuskan (besaran) harga. Ini membuat repot. Saya pernah satu kali batal beli ketika sudah tersedia, karena harganya diputuskan naik," keluhnya.

Menurut Yoeng, kondisi kenaikan harga beras saat merupakan terparah selama ia berjualan sejak 12 tahun lalu.

Bahkan tak sampai sebulan ini, ia mengaku telah merasakan adanya kenaikan harga hingga empat kali.

"(Untuk jenis beras medium) Awalnya Agustus sekitar Rp 270.000/karung isi 25 kg. Kemudian Rp 282.000/karung, naik lagi jadi Rp 295.000/Kg, dan terakhir ini Rp 315.000/karung.

Naiknya empat kali dalam waktu tidak sampai sebulan," jelasnya.

Kenaikan harga yang terjadi ini menurutnya cukup mengganggu laju usahanya. Sebab kata dia, mayoritas pembeli di lapaknya adalah pembeli untuk jenis beras medium.

"Dampak (kenaikan harga) ke penjualan sekarang agak sepi," imbuhnya.

Terpisah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan upaya antisipasi dan adaptasi El Nino di sektor pertanian. Hal itu berdasarkan arahan dari Menteri Pertanian pada 4 Juli 2023 dalam briefing kesiapan menghadapi perubahan ekstrem kekeringan dan krisis pangan global.

Ada sembilan point yang dilakukan, di antaranya identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, serta mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning, dan hijau.

Kemudian percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan; peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam; peningkatan ketersediaan air dengan dengan membangun/memperbaiki embung, dan parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, serta pompanisasi; penyediaan benih tahan kekeringan dan OPT; program 1.000 ha adaptasi dan mitigasi dampak El Nino, pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri; dukungan pembiayaan KUR dan Asuransi Pertanian; dan penyiapan lumbung pangan sampai tingkat desa.

Kepala Dinas Pertanian dan perkebunan provinsi Jawa Tengah, Supriyanto di sisi itu menjelaskan, terkait dengan data puso akibat kekeringan di Jateng sendiri, angka komulatif sampai dengan Agustus minggu 1 sebesar 254,1 ha. Sedangkan luas puso di bulan agustus dari tgl 1 sampai dengan 15 Agustus 2023 seluas 13,6 ha.

Kendati demikian, hal itu belum berpengaruh terhadap produksi gabah kering giling (GKG) di Jawa Tengah. Pada periode Januari sampai Agustus 2023 produksi GKG sebesar 7.904.881 ton berdasarkan KSA (Kerangka Sample Area dari BPS) sementara.

Sedangkan produksi Januari sampai dengan Agustus 2022 sebesar 7.827.850 ton. "Sehingga ada selisih (positif) sebesar 77.031 ton," katanya dalam konfirmasi tertulisnya, kemarin. (idy)

Baca juga: Relawan Anies Baswedan Kudus: Siapapun Cawapresnya Enggak Masalah

Baca juga: Mobil Dirusak Massa Setelah Terlibat Kecelakaan Tabrak Lari di Solo, Aksi Pengejaran Viral

Baca juga: Puisi Subuh Karya Asrul Sani

Baca juga: Kebakaran Landa Gunung Sumbing, Pendakian Ditutup

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved