Stikes Telogorejo Semarang
Pentingnya Dukungan Keluarga Dalam Proses Menyusui
Keberhasilan proses menyusui merupakan tanggung jawab suami, keluarga terdekat, dan lingkungan sekitar ibu.
Disusun Oleh: Ns. Maya Cobalt Angio S., M.Kep (Dosen D-3 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang)
Keberhasilan proses menyusui merupakan tanggung jawab suami, keluarga terdekat, dan lingkungan sekitar ibu. Sayangnya, masih banyak anggapan di masyarakat yang mengatakan bahwa menyusui hanyalah tugas yang dimiliki ibu.

Ibu juga dianggap pasti mampu menyusui secara alami tanpa adanya kendala yang menghambat. Namun anggapan ini tentunya keliru karena banyaknya hambatan menyusui yang dialami ibu dan bayi.
Hambatan atau masalah dari kondisi ibu seperti ASI belum lancar keluar, posisi pelekatan bayi yang belum baik sehingga menyebabkan puting ibu lecet dan terasa nyeri saat menyusui, payudara bengkak dan bentuk puting yang datar atau retracted, menjadi permasalahan yang pertama.

Permasalahan kedua yang datang dari kondisi ibu adalah kurangnya informasi ibu mengenai laktasi. Sementara, faktor dari luar kondisi ibu yang juga bisa menjadi permasalahan selanjutnya adalah keluarga yang tidak mendukung pemberian ASI serta pendapat negatif orang lain dan anjuran pemberian susu formula sejak dini dari orang-orang sekitar ibu juga kerap muncul sebagai permasalahan
Menyusui adalah investasi berharga bagi tumbuh kembang anak. Selain itu, menyusui juga berkontribusi pada kelangsungan hidup, kesehatan dan kesejahteraan semua orang. Ibu menyusui perlu mendapatkan dukungan suasana tenang dan harmonis dari suami, selain keluarga besar dan lingkungan,demi kelancaran pemberian air susu ibu (ASI).
Suami memegang peranan sangat penting dalam kesuksesan proses menyusui. Suami harus menjadi pendukung nomor satu untuk istri dan ikut berpartisipasi aktif dalam merawat si kecil.
Dukungan suami kepada ibu menyusui telah didukung sejumlah penelitian yang menunjukkan tingkat keberhasilan menyusui lebih tinggi pada ibu yang mendapatkan dukungan dari pasangan serta keluarga besar. Sedangkan ibu menyusui yang tidak mendapatkan dukungan dari suami dan keluarga besar, keberhasilan menyusui lebih kecil.
Hubungan yang harmonis suami dengan istri pada masa menyusui mampu meningkatkan kerja hormon oksitosin yang menentukan keluarnya ASI. Hormon itu mempengaruhi kontraksi otot di saluran ASI sehingga payudara mampu mengeluarkan ASI.
Dukungan suami misalnya memberikan pijatan kepada istri dengan penuh kasih sayang atau membantu ikut merawat si kecil. Kerja sama yang baik antara ibu menyusui dan suami membuat hubungan semakin harmonis dan meningkatkan peluang kesuksesan pemberian ASI eksklusif untuk si kecil.
Selain suami, dukungan sosial dari lingkungan yang lebih luas di sekitar ibu juga berperan besar terhadap keberhasilan menyusui, misalnya nenek dan kakek bayi. Kakek ataupun nenek sang bayi bisa melakukan berbagai hal yang menunjukkan sikap suportif dan tidak meragukan kemampuan ibu dalam memberikan ASI, bahkan mempertanyakan apakah ASI-nya cukup.
Hal lain yang dapat membantu pemberian ASI yaitu dengan mengalokasikan waktu istirahat yang cukup kepada ibu guna mengembalikan energi akibat kelelahan saat menyusui ataupun mengurus bayi. Kegiatan lain yang dapat mendukung ibu menyusui yaitu dengan menemaninya saat mendapatkan informasi tentang menyusui atau berkonsultasi dengan konselor laktasi.
Terakhir, dukungan berupa penyiapan kebutuhan ibu seperti asupan air minum agar tidak dehidrasi, makanan bergizi, sampai peralatan pompa ASI saat ibu harus bepergian atau kembali bekerja.
Mengenal Perbedaan Expire Date dan Beyond Use Date |
![]() |
---|
Seberapa Penting Sih Memilih Kampus Dilihat dari Fasilitas? |
![]() |
---|
Stress Kerja Melanda, 2-Mind Solusinya |
![]() |
---|
Deteksi Dini Kanker Payudara, SADAR DIRI dengan SADARI dan SADANIS |
![]() |
---|
Resmi Dilantik, HIMAFAR STIKES Telogorejo Semarang Siap Jalankan Kepengurusan 2025/2026 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.