Berita Kudus
Najwa Shihab Terpukau Kemewahan Batik Kudus di Acara Pagelaran Sandyakala Smara Karya Denny Wirawan
Setiap mata terpukau saat peragawati maupun peragawan berlenggak-lenggok dengan mengenakan busana berbahan kain batik Kudus
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Setiap mata terpukau saat peragawati maupun peragawan berlenggak-lenggok dengan mengenakan busana berbahan kain batik Kudus di depan rumah joglo pencu khas Kudus Yasa Amrta, Rabu (6/9/2023) malam.
Goresan merah pada langit senja Kudus menambah apik peragaan busana di tempat yang memiliki latar rumah adat dengan nuansa klasik.
Halaman rumah adat Kudus Yasa Amrta di Jalan Pemuda Kudus itu disulap menjadi catwalk. Para model mengenakan busana rancangan Denny Wirawan keluar satu per satu kemudian menuruni tangga dan mengitari kolam ikan persegi panjang di depan rumah tersebut.
Sedangkan para penonton duduk di sekeliling kolam mencoba mengabadikan setiap model yang melintas di depannya dengan kamera ponsel.
Peragaan busana dengan 70 gaun ini merupakan buah kerja sama antara desainer Denny Wirawan dengan Bakti Budaya Djarum Foundation.
Semua itu dilakukan demi mempopulerkan Batik Kudus kepada khalayak setelah delapan tahun dia bersama Djarum Foundation mempopulerkan batik Kudus ke kancah nasional dan internasional.
Kali ini saatnya membawa kembali batik Kudus ke asalnya, ke Kota Kretek.
“Kami menyelenggarakan acara ini sore hari di mana langit memerah dengan cantiknya.
Cinta itu cinta saya pada batik Kudus,” kata Denny Wirawan.
Peragaan fesyen ini merupakan keempat yang terbesar yang diselenggarakan oleh Denny Wirawan bersama Bakti Budaya Djarum Foundation.
Pagelaran bertajuk Sandyakala Smara tersebut sengaja memilih batik Kudus dengan tema peranakan karena memiliki unsur kearifan Nusantara.
Rangkaian koleksi Ready To Wear Deluxe dan Ready To Wear Premium dalam gelaran kali ini dihadirkan dalam tiga babak yang menakjubkan; Mahajana, Asmaradana, dan Layar Sutera.
Setiap babak bertabur motif flora dan fauna khas peranakan mulai dari motif naga, phoenix, awan, burung hong, kupu-kupu, ayam, bunga krisan, asteria, lotus, peonie, dan yang didominasi warna pastel dan warna-warna tradisional Tiongkok seperti merah, kuning, dan hijau yang menawan.
Dalam babak pertama Mahajana, ditampilkan keelokan kebaya dan kain batik Kudus.
Mengambil ciri khas gaya berpakaian wanita peranakan Tionghoa pada dekade 1930-an hingga 1950-an, yaitu kebaya encim serta kain batik kudus tanpa potongan dengan berbagai motif klasik yang sudah dikreasikan sebagai padanannya.
Denny Wirawan mereka ulang keindahan ini dalam olah bentuk yang lebih modern, segar, dan kekinian.
Pada babak dua Asmaradana, Denny Wirawan menyulam inspirasi dari era baru kebangkitan industri di Tiongkok tahun 1920-an.
Ia menjadikan atasan cheongsam sebagai kanvasnya, menciptakan karya-karya yang memukau dengan teknik terbaru dan pengolahan yang memancarkan kekinian.
Pada masa ini cheongsam mengalami transformasi menjadi lebih modern dengan potongan yang lebih ketat dan memiliki kerah tinggi.
Denny menghadirkan Batik Kudus dalam rangkaian koleksi Ready To Wear Deluxe yang begitu memikat, menghidupkan kembali semangat Tionghoa dengan begitu kental.
Pakaian tradisional Tiongkok yang mencuri perhatian dengan lekukannya yang memesona dan gaun panjang yang memancarkan keanggunan yang timeless.
Peragaan pada babak ketiga, Denny menampilkan busana karyanya dengan garis rancang tegas menarasikan perempuan modern yang penuh budi pekerti, namun di sisi lain juga dinamis serta tegas dan berwibawa.
“Terinspirasi dari kenangan kejayaan masa lalu di negeri Tiongkok, saya mengajak para penikmat mode untuk traveling ke masa lalu melalui keindahan motif-motif khas Tiongkok yang tertuang dalam helaian Batik Kudus,” kata Denny.
Peragaan yang berlangsung sekitar satu seperempat jam memukau penonton yang duduk di sekeliling kolam.
Beberapa di antara mereka adalah para pesohor tanah air.
Di antaranya yaitu Najwa Shihab.
Nana begitu dia akrab disapa sangat menikmati karya-karya busana yang ditampilkan.
Semua tampak kian menonjol berkat latar tempat penampilan: di depan rumah adat khas Kudus.
“Awal penampilan kebaya sangat luar biasa cantik.
Pertama busana kebaya ditampilkan sudah suka.
Cocok banget rancangannya dengan batik Kudus yang halus,” kata Najwa.
Perpaduan antara budaya Jawa dengan Tionghoa, kata Nana, sangat menonjol.
Perpaduan peranti pada busana yang diperagakan para model menurut dia sangat serasi. Apalagi penampilannya berlatar ikon rumah adat Kudus.
“Membuat seluruhnya jadi spesial,” kata Nana.
"Pelanggaran Berat" Dalih Bupati Samani Bebastugaskan AIS Kepala Disdag Kudus |
![]() |
---|
Diduga Lakukan Pungli, Nasib Andi Imam Santoso Dicopot Dari Kepala Dinas Perdagangan Kudus |
![]() |
---|
Kepala Disdag Kudus Dibebastugaskan, Disebut-sebut Terkait Pelanggaran Administrasi Keuangan |
![]() |
---|
Kepala Dinas Perdagangan Kudus Dibebastugaskan Sementara karena Dugaan Pelanggaran Disiplin ASN |
![]() |
---|
Harus Penuhi 1.200 Lux, 4 Lampu Penerangan Stadion Wergu Wetan Kudus Disidak PT LIB dan PSSI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.