Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Siswa Bacok Guru di Demak

Kondisi Terkini Guru MA Yasua Demak Korban Pembacokan Siswa

Kondisi guru yang menjadi korban pembacokan muridnya saat ini membaik dan telah dapat berkomunikasi.

|
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Daniel Ari Purnomo
istimewa
Guru MA Yasua Demak dirawat di RSUP Dr Kariadi Semarang. Kondisinya membaik setelah mengalami pembacokan yang dilakukan siswanya sendiri. 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Kondisi guru yang menjadi korban pembacokan muridnya saat ini membaik dan telah dapat berkomunikasi.

Demikian yang disampaikan oleh Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Demak, Afief Mundzier, setelah berkunjung ke RSUD Dr. Kariadi untuk mengecek kondisi Ali Fatkhur Rohman, yang saat ini tengah dirawat di sana.

Diketahui bahwa Ali Fatkhur Rohman, seorang guru olahraga dan wakil kesiswaan di Madrasah Aliyah (MA) Yayasan Islam Suhada (Yasua) Kabupaten Demak.

Sejumlah orang mengevakuasi guru MA Yasua Demak yang menjadi korban pembacokan siswa saat Penilaian Tengah Semester (PTS) berlangsung.
Sejumlah orang mengevakuasi guru MA Yasua Demak yang menjadi korban pembacokan siswa saat Penilaian Tengah Semester (PTS) berlangsung. (istimewa)

Baca juga: Sosok R Siswa Pembacokan Guru di MA Yasua Demak Ditangkap ? Cek Faktanya

Dia mengalami pembacokan saat sedang mengawasi pelaksanaan PTS pada pukul 09.30, Senin (25/9/2023).

Afief menjelaskan bahwa saat ini pasien dalam kondisi stabil dan sudah mampu berkomunikasi dengan baik.

Ia juga mengatakan bahwa luka yang terletak di leher dan lengan sedang dalam proses penanganan di rumah sakit.

"Ia mengalami dua luka di leher dan satu di lengan kiri. Luka di lengan sudah dijahit, sementara untuk luka di leher, kami masih menunggu hasil ronsen. Secara umum, kondisi korban stabil," ungkapnya.

Afief juga menambahkan bahwa semua biaya perawatan yang diperlukan oleh Ali Fatkhur akan ditanggung oleh Kemenag Demak sebagai tanggung jawab resmi mereka.

"Sebagai tindak lanjut atas petunjuk dari pimpinan, semua biaya yang timbul akibat kejadian ini akan menjadi tanggung jawab resmi Kemenag Demak," ujarnya.

Selain itu, Afief juga mengajak masyarakat untuk mendoakan kesembuhan Ali Fatkhur agar ia segera pulih dan dapat kembali menjalankan tugasnya sebagai seorang guru di tengah masyarakat.

"Kami mengharapkan doa dari seluruh masyarakat agar Ali Fatkhur segera mendapatkan kesehatan dan dapat kembali melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru di tengah masyarakat," tutupnya.

Baca juga: Inilah Fakta Alasan Siswa Bacok Gurunya di Demak, Polisi: Sakit Hati Karena Tak Boleh Ikut PTS

Inilah sosok siswa pembacok guru MA Yasua Demak, belum lama ini. Inisial siswa ini adalah MAR, siswa kelas 10.
Inilah sosok siswa pembacok guru MA Yasua Demak, belum lama ini. Inisial siswa ini adalah MAR, siswa kelas 10. (istimewa)

Jualan Nasgor

Kasus pembacokan yang dilakukan oleh MAR (17) terhadap gurunya, Ali Fatkur Rohman (41), semakin terungkap.

Kasat Reskrim Polres Demak, AKP Winardi, menjelaskan bahwa pelaku, MAR, yang saat ini telah diamankan oleh Polres Demak, memiliki aktivitas sehari-hari yang mengejutkan.

Selain bersekolah di MA Yasua yang terletak di Desa Pilangwetan, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak, MAR juga berjualan nasi goreng bersama temannya pada malam hari.

Kasat Reskrim menjelaskan bahwa pelaku juga menjadi tulang punggung keluarganya.

"Pelaku dalam kesehariannya pada malam hari membantu keluarga berjualan nasi goreng.

Sejumlah personel Resmob dan Satreskrim Polres Demak berhasil menangkap pelaku pembacokan guru MA Yasua Demak. (istimewa)
Membantu tenaga," ungkapnya dalam konferensi pers di Pendopo Polres Demak.

Saat ini, pelaku telah merasa sangat menyesal atas tindakannya.

PENANGKAPAN PELAKU - Suasana Resmob dan Satreskrim Polres Demak berhasil menangkap pelaku pembacokan.
PENANGKAPAN PELAKU - Suasana Resmob dan Satreskrim Polres Demak berhasil menangkap pelaku pembacokan. (TRIBUNJATENG/IST.)

"Bersangkutan merasa bersalah," kata Kasat Reskrim.

Kasat Reskrim Polres Demak juga menegaskan bahwa pelaku melakukan aksi pembacokan kepada gurunya dalam keadaan sadar dan tidak terpengaruh oleh obat-obatan terlarang atau alkohol.

"Tidak ada, masih dalam keadaan sadar," tegasnya.

Sementara itu, Kepala MA Yasua, Masrukin, menggambarkan pelaku sebagai siswa yang pendiam dan sering absen dari sekolah.

"Anaknya memang pendiam tapi juga sering membolos sekolah," kata Masrukin.

Masrukin juga menjelaskan bahwa pelaku pernah tinggal kelas, dan saat ini, untuk naik ke kelas XI, pelaku harus memenuhi syarat dengan menyelesaikan tugas tambahan untuk meningkatkan nilai yang kurang.

Kasus ini menyoroti pentingnya pemantauan terhadap perilaku siswa di sekolah dan pemberian dukungan saat mereka menghadapi masalah yang mungkin memengaruhi perilaku mereka.

Baca juga: BREAKING NEWS: Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Ini Cirinya

Sebilah celurit dan beberapa seragam sekolah menjadi barang bukti kasus siswa membacok guru MA Yasua Demak.
Sebilah celurit dan beberapa seragam sekolah menjadi barang bukti kasus siswa membacok guru MA Yasua Demak. (istimewa)

Ungkapan Kekecewaan

Siswa pembacok guru Madrasah Aliyah (MA) Yayasan Islam Suhada (Yasua), Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak mengungkapkan kekecewaannya.

Ungkapan itu disuarakan sang siswa berinisial MAR di hadapan polisi, sesaat setelah penangkapannya di wilayah Grobogan.

Dalam video yang beredar, tampak beberapa anggota kepolisian menginterogasi MAR di dalam mobil.

Sejumlah personel Resmob dan Satreskrim Polres Demak berhasil menangkap pelaku pembacokan guru MA Yasua Demak. (istimewa)
Baca juga: Siswa Pembacok Guru MA Yasua Demak Terancam Penjara Maksimal 12 Tahun

Posisi MAR duduk di kabin penumpang paling belakang.

Kedua tangannya diikat.

Petugas bertanya, "Ceritane piye ndek ingi? (Ceritanya gimana kemarin?)" MAR menjawab bahwa dia tidak lagi diberi kesempatan untuk sekolah.

MAR menjelaskan, "Ceritane yo aku ogak dikek i kesempatan maneh pak. (Ceritanya aku sudah tidak diberi kesempatan untuk sekolah)," saat ditanya apa arti kesempatan itu.

Pernyataan MAR ini membuat petugas terkejut.

Mereka bertanya lagi, "Lho ora diwenei kesempatan sekolah? (Lho nggak dikasih kesempatan sekolah?)" MAR menjawab dengan suara lirih, "Kan udah terlalu banyak kesempatane nggo aku."

Ternyata, pelaku dan korban tinggal di RT yang sama.

MAR diketahui berasal dari keluarga kurang mampu, dan kedua orangtuanya memiliki keterbatasan.

Tetangga ini juga mengungkapkan bahwa pelaku sebenarnya sudah malas untuk sekolah.

Namun, pada malam sebelum kejadian, bibi MAR mengirim pesan kepada korban, meminta kelonggaran pembayaran agar keponakannya bisa mengikuti ujian.

Namun, saat hari kejadian, Senin (25/9/2023), pelaku tiba dengan membawa sebilah sabit yang disembunyikan di punggungnya.

Setelah memberi salam, pelaku tiba-tiba menyerang Ali Fatkhur Rohman dan membacoknya di leher.

Setelah melakukan perbuatannya yang mengerikan ini, pelaku melarikan diri dengan sepeda motor.

Saat ini, pelaku sudah berhasil ditangkap, sementara korban mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan di RSUP Kariadi Semarang.

Kepsek Dikumpulkan

Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Demak telah mengeluarkan instruksi kepada seluruh kepala Madrasah di wilayah ini untuk meningkatkan keamanan di lingkungan sekolah mereka.

Instruksi ini disampaikan oleh Kepala Kemenag Demak, Afief Mundzier, setelah menyelenggarakan sesi pembinaan bagi kepala Madrasah Aliyah (MA) dan pengawas MA di Kabupaten Demak.

Langkah ini diambil sebagai tanggapan terhadap insiden pembacokan seorang murid terhadap seorang guru di MA Yasua.

"Kami telah mengumpulkan semua kepala Madrasah, khususnya di Madrasah Aliyah di Kabupaten Demak, untuk merespons peristiwa yang terjadi kemarin di MA Yasua," ujar Afief kepada Tribunjateng pada Selasa (26/9/2023).

Setelah sesi pembinaan, Afief menegaskan bahwa setiap MA harus melakukan pemeriksaan ketat terhadap para siswa untuk memastikan mereka tidak membawa senjata tajam ke dalam lingkungan sekolah.

"Kami meminta seluruh kepala Madrasah Aliyah untuk bersiap-siap dalam hal ini, terutama terkait dengan pencegahan siswa membawa senjata tajam ke sekolah," tambahnya.

Afief juga menekankan pentingnya peran tokoh masyarakat dalam memperkuat hubungan antara orangtua siswa dan sekolah, sehingga komunikasi yang baik dapat terjalin.

"Kami ingin memaksimalkan peran tokoh masyarakat dalam mempererat hubungan antara orangtua siswa dan sekolah, sehingga harapannya kasus seperti yang terjadi kemarin tidak akan terulang di tempat lain," pungkasnya. (Ito)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved