Berita Pekalongan
Anak Natalia Korban Pengeroyokan di Ponpes, Enam Bulan Tak Ada Perkembangan dari Polsek Wonopringgo
Seorang ibu bernama Natalia warga Desa Podosari, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah melaporkan
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: muh radlis
Saat ditanyai bagaimana kondisi anaknya pasca kejadian yang menimpa, bahwa anaknya sekarang tidak mondok lagi di pondok tersebut. Kemudian, dulunya anaknya tidak emosional sekarang emosional.
"Memang saya pernah ada rencana untuk pindah pondok dekat rumah, tapi anaknya tidak mau karena trauma hingga sekarang."
"Tidak hanya itu, sekarang kondisi anaknya itu kentus atau keras, dan emosional," katanya.
Dengan kejadian ini, ia berharap kasus tersebut segera cepat selesai.
"Saya berharap sebelum saya kemoterapi selesai kasusnya, eh malah kemoterapi dua kali ini belum selesai juga kasusnya," tambahnya.
Sri Susiwati (63) nenek korban menceritakan, saat cucu pulang ia tidak tahu, karena masih jaga warung. Tiba-tiba dipanggil sama kakaknya RN minta obat merah.
"Terus saya bilang obat merah buat apa? Dijawabi buat ngobati RN babak belur gitu. Terus aku masuk ke dalam rumah dan melihat ternyata benar cucu saya babak belur dan nangis terus," katanya.
Pada saat itu, memang orang tua RN tidak ada di rumah, karena sedang dalam perjalanan tengok RN ke ponpes. Terus tidak tahu nya dia (RN) sudah pulang ke rumah.
Kemudian, ia menelpon ibu nya dan bilang kalau anaknya pulang dalam keadaan babak belur.
"Matanya di keroyok sama temannya di pondok. Lukanya di mata dan kepala bagian belakang ada benjolan, terus rambutnya sudah kayak gitu. Kita nangis terus mas, lihat cucunya seperti itu, siapa yang ndak menangis," ucapnya.
Ia mengungkapkan, keluarga pelaku dan pelaku sudah datang ke rumah. Akan tetapi, orang tua RN dan cucunya masih di polsek melaporkan kejadian ini.
Waktu datang ke rumah, pelaku mengakui perbuatannya. Akan tetapi, yang nemuin itu para pelaku, untuk keluarga berada di depan rumah.
"Waktu itu keluarga pelaku dan pelaku kesini mas, tapi orangtua RN tidak ada di rumah karena masih di polsek melaporkan kejadian ini. Jadi dari cerita pelaku mengakui perbuatannya. Bahkan para pelaku ini suka malakkin cucunya untu beli rokok, ada yang sebungkus, ada juga tiga bungkus."
"Dia (pelaku) ngomong sendiri seperti itu. Jika tidak diberikan rokok, mau dipukulin. Akhirnya cucu saya belikan rokok, tapi tetap saja dipukuli," tambahnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pekalongan AKP Isnovim saat dihubungi terkait kasus ini sejak Senin (2/10/2023) hingga sekarang Selasa (3/10/2023) belum memberikan keterangan.
56 Pejabat Pemkot Pekalongan Dilantik, Puing Bangunan Pasca Demo Rusuh Jadi Saksi |
![]() |
---|
Kampung Wajar 13 Tahun Jadi Terobosan Pemerataan PAUD di Pekalongan |
![]() |
---|
Wali Kota Pekalongan Aaf : PMI Garda Terdepan di Saat Bencana |
![]() |
---|
Cegah Banjir, Pemkot Pekalongan Gelar Padat Karya Bersihkan Enceng Gondok |
![]() |
---|
MAPSI SD 2025 Jadi Ajang Asah Bakat Islami Pelajar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.