Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Napak Tilas Jejak Ashin Jinarakkhita di Wihara Sima 2500 Buddha Jayanti Semarang

Setidaknya 750 orang penganut agama buddha tumpah ruah di lokasi tersebut terdiri dari bhikkhu-samanera, pandita Buddhayana se-Jawa Tengah dan lainnya

Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Iwan Arifianto
Suasana perjalanan para peserta Napak Tilas Pandita Buddhayana Jawa Tengah saat menuju ke Wihara Sima 2500 Buddha Jayanti, Kota Semarang, Sabtu (29/9/2023). 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Denyut kedamaian masih bergolak di Wihara Sima 2500 Buddha Jayanti, Bukit Kassapa, Kota Semarang

Tempat peninggalan Ashin Jinarakkhita Mahasthavira itu dianggap sakral oleh setiap pemeluk Buddha di Indonesia. 

Bahkan, ada yang menyebut kesakralan bukit Kassapa setara dengan Candi Borobudur. 

Kesakralan tersebut tampak ketika dilakukan kegiatan Napak Tilas Pandita Buddhayana Jawa Tengah di Wihara Sima 2500 Buddha Jayanti, Sabtu (30/9/2023).

Setidaknya 750 orang penganut agama buddha tumpah ruah di lokasi tersebut terdiri dari bhikkhu-samanera, pandita Buddhayana se-Jawa Tengah, dan lainnya.

Acara napak tilas dimulai dari pelataran Wihara Buddha Dipa, Desa Pakintelan, Gunungpati, Semarang

Selepas melakukan acara pembuka, ratusan peserta melakukan jalan kaki menyusuri jalan setapak berkontur menaiki dan menuruni bukit sejauh sekira 1 kilometer. 

Bahkan, peserta harus menyeberangi sungai Kaligarang untuk mencapai puncak bukit Kassapa.

Suasana perjalanan para peserta Napak Tilas Pandita Buddhayana Jawa Tengah saat menuju ke Wihara Sima 2500 Buddha Jayanti, Kota Semarang, Sabtu (29/9/2023).
Suasana perjalanan para peserta Napak Tilas Pandita Buddhayana Jawa Tengah saat menuju ke Wihara Sima 2500 Buddha Jayanti, Kota Semarang, Sabtu (29/9/2023). (TribunJateng.com/Iwan Arifianto)

Beberapa relawan gabungan sudah disiagakan oleh pihak penyelenggara untuk ikut membantu peserta melewati kondisi jalan terjal tersebut.

Ketua Umum Sangha Agung Indonesia, Bhikkhu Khemacaro Mahathera mengatakan, perjuangan Ashin Jinarakkhita Mahasthavira dapat disetarakan dengan perjuangan pendiri Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah.

Begitupun setara dengan perjuangan Romo Albertus Soegijapranata, S.J. 

Hal ini lantaran sejak Ashin Jinarakkhita Mahasthavira kembali ke tanah air pada bulan Januari 1955 sesudah menempuh studi di luar negeri berusaha meneladani umat Islam dan Katolik yang telah lebih dulu memberikan sumbangsihnya untuk negara dan bangsa.

Saudara umat Islam dengan perangkat budayanya seperti pondok pesantren telah berhasil menjadikan agama Islam sebagai “Islam Nusantara”. 

Sementara Romo Albertus Soegijapranata, S.J. telah berhasil mengajak umat Katolik menjadi “Minoritas Berkualitas” dengan semangat “100 persen Katolik, 100 persen Indonesia”. 

"Nah bagaimana dengan kita sebagai umat Buddha Indonesia?," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun, Selasa (3/10/2023).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved