Berita Regional
Bencana Kekeringan di NTT, Warga Tak Mampu Beli Terpaksa Konsumsi Air dari Batang Pohon Pisang
Krisis air minum bersih menghantui ratusan warga di RT 013 RW 006 Dusun Klotong, Desa Bura Bekor, Kecamatan Bola
TRIBUNJATENG.COM, NTT - Krisis air minum bersih menghantui ratusan warga di RT 013 RW 006 Dusun Klotong, Desa Bura Bekor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dampak dari musim kemarau panjang membuat mereka terpaksa mengandalkan air yang mereka ambil dari batang pohon pisang untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Yoseph Rizal, seorang warga setempat, menjelaskan bahwa sejak bulan Agustus, mereka telah mengkonsumsi air yang mereka peroleh dari batang pohon pisang. Hal ini disebabkan karena persediaan air dari tangki yang mereka beli dan bak penampungan telah habis.
"Sejak bulan delapan kami konsumsi air dari batang pisang karena air tangki yang kami beli sudah habis dan tampungan di bak juga sudah habis," kata Yoseph Rizal saat diwawancara oleh TribunFlores.com pada Selasa, 3 Oktober 2023.
Warga di Dusun Klotong, Desa Bura Bekor, hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber air selama musim kemarau. Namun, musim kemarau yang minim hujan tahun ini telah membuat mereka kesulitan mendapatkan pasokan air yang cukup. Oleh karena itu, mereka terpaksa mengeruk air dari batang pohon pisang untuk memenuhi kebutuhan air untuk rumah tangga mereka.
Yoseph menjelaskan bahwa air yang diambil dari batang pohon pisang digunakan untuk minum, memasak, mandi, dan bahkan untuk memberi minum ternak mereka.
"Air yang diambil untuk memenuhi kebutuhan minum, masak, mandi dan kelebihannya untuk minum ternak," ungkapnya.
Meskipun terdapat satu sumber mata air di desa tersebut, jaraknya sangat jauh, mencapai 8 kilometer dari pemukiman warga. Sehingga, warga kesulitan untuk mengambil air dari sumber tersebut.
Untuk mendapatkan air dari batang pisang, warga harus menebang beberapa pohon pisang di kebun yang dekat dengan pekarangan rumah mereka. Setelah menebang pohon-pohon tersebut, mereka membuat lubang pada pangkal pisang untuk menampung air. Agar dapat menampung air secukupnya, batang pisang yang sudah dilubangi ditutup kembali dengan kulit pisang dan daun pisang selama satu hari penuh.
Air dalam batang pisang yang sudah terkumpul diambil dengan gayung dan dimasukkan ke dalam ember untuk kemudian dibawa pulang ke rumah dan digunakan untuk memasak dan mengonsumsi.
"Pohon dibuat lubang untuk diambil pada sore hari, sehingga paginya airnya bisa diambil untuk dimanfaatkan," kata Yoseph.
Sementara itu, harga air tangki mencapai Rp. 250 ribu untuk satu tangki ukuran 5 ribu liter. Hal ini menyulitkan warga yang tidak mampu membeli air tangki, sehingga mereka terpaksa mengandalkan air dari batang pohon pisang.
Yoseph berharap pemerintah dapat membantu mendistribusikan air minum bersih kepada warga, karena saat ini mereka sangat kesulitan untuk mendapatkan air minum bersih.
Artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Cerita Yosep Warga Klotong Sikka Tebang 5 Pohon Pisang Setiap Hari untuk Dapat Air Minum Bersih
Suami Bakar Rumah Kontrakan hingga Lukai Istri gara-gara Cemburu Buta |
![]() |
---|
Pembunuhan Mahasiswi Unram, Pacar yang Awalnya Mengaku Korban Kini Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Tragedi Berdarah Sabtu Malam: Wawan Habisi 4 Orang Keluarga Mantan Istri dengan Senjata Tajam |
![]() |
---|
Harga dan Spesifikasi HP moto g86 Power 5G Terbaru: Baterai Tahan Lama |
![]() |
---|
Wanita Pegawai Koperasi Tewas di Kebun: Hanya Kenakan Pakaian Dalam, Seragam Terlilit di Leher |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.