Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Harga Beras di Kudus Melambung, Pedagang: Tertinggi Selama Belasan Tahun

Harga beras kali ini adalah rekor tertinggi selama belasan tahun Solikhatun berjualan beras

|
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS — Melambung jauh terbang tinggi, bukan hanya lagu dari Anggun Cipta Sasimi namun harga beras di Kabupaten Kudus yang terus merangkak mencapai Rp16.000 per kilogramnya ditingkat pengecer.

Kondisi harga beras saat ini, membuat sejumlah pedagang beras mulai tutup karena terancam bangkrut. 

Kondisi kios beras pada Pasar Baru Kudus, Jawa Tengah akhir-akhir ini tak seramai biasanya. 

Terlihat sejumlah pedagang hanya menata karung beras dan duduk di depan kios sambil menunggu pembeli. 

Bahkan, sepinya kondisi sepi kios beras membuat sejumlah pedagang pilih tutup karena terancam bangkrut dampak melambungnya harga beras.

Solikhatun satu diantara pedagang beras Pasar Baru mengatakan, lesunya aktifitas jual beli beras di Pasar Baru semenjak satu bulan terakhir.

Bahkan, bantuan beras bulog kepada masyarakatpun di rasa kurang efektif untuk menurunkan harga beras

"Biasanya setelah ada bantuan beras itu turun, harga beras ikut turut, tapi ini malah merangkak naik. Beras bulog turun juga tidak berdampak. Pasarnya juga sepi," katanya, Rabu (4/10/2023). 

Harga beras kali ini adalah rekor tertinggi selama belasan tahun Solikhatun berjualan beras. 

Katanya, harga beras ditingkat tengkulak sepertinya untuk kualitas medium dijual dengan harga Rp13.000, sementara harga beras kualitas premium tembus Rp13.600 perkilogram. 

Bahkan, bila ditingkat pengecer harga sudah menembus hingga Rp 16.000 perkilogramnya. 

Selain berdampak pada masyrakat yang mengeluhkan harga beras mahal, juga dikeluhkan pedagang karena mengalami penurunan omzet. 

Jika biasanya mampu menjual hingga 5 ton per hari, Solikhatun kini sehari 1 ton cukup sulit. 

Kondisi tersebut yang membuat sejumlah kios pedagang beras memilih tutup karena terancam bangkrut. 

"Pada tutup karena pembeli enggak ada. Sekitar 5 sampai 6 kios tutup. Itu sejak 1 sampai 2 bulan terakhir semenjak harga melambung tinggi," jelasnya. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved