Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

SMK Muhammadiyah 1 Semarang Gelar Salat Istisqa Berharap Hujan Segera Turun

Dampak elnino yang berbuntut kemarau panjang, membuat SMK muhammadiyah semarang menggelar salat Istisqa.

Agus Salim
Siswa bersama guru SMK Muhammadiyah 1 Semarang menggelar salat Istisqa di halaman sekolah, Jumat (6/10/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dampak elnino yang berbuntut kemarau panjang, membuat SMK muhammadiyah semarang menggelar salat Istisqa. Salat Istisqa dilakukan agar hujan segera mengguyur Kota Semarang dan sekitarnya.

Sebelum salat Istisqa dimulai, siswa dan guru melantunkan salawat peringatan maulid Nabi Muhammad di halaman sekolah.

Adapun salat Istisqa dua rakaat ini dimulai pukul 09:45 WIB, dengan imam salat Ust. Muhammad Rifai. 

Ust. Muhammad Rifai mengatakan, salat Istisqa menjadi momentum yang tepat melatih religiusitas siswa. Menurutnya, siswa perlu meneladani kisah nabi dalam upaya menjaga alam.

"Ini kolaborasi peringatan maulid nabi, tema kita arahkan bagaimana meneladani akhlak nabi dalam mencintai dan menjaga alam," kata Ust. Muhammad Rifai di sela acara, Jumat (6/10/2023).

Kepala SMK Muhammadiyyah 1 Semarang, Lukman Hakim mengatakan pihaknya baru pertama kali menggelar salat Istisqa. Dengan ikhtiar ini, ia berharap hujan segera mengguyur Kota Semarang.

"Dengan shalat Istisqa, salat untuk berdoa kepada Tuhan supaya diberikan hujan. Karena El Nino menurut BMKG masih akan berlanjut sampai 2024,"

"Tetapi ada angin dingin dari Asia mulai November dan mulai hujan. Kita berharap Oktober sudah ada hujan. Supaya kekeringan tidak melanda Indonesia, Jateng khususnya," kata Lukman selepas acara.

Selain salat Istisqa dan peringatan maulid nabi, siswa diberi ruang mengekspresikan kreativitas lewat pameran teatrikal. 

Lukman menambahkan, penampilan ini sekaligus pengembangan model Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

"Temanya kita Meneladani Nabi, Bumi Lestari. Nah ini anak-anak dengan kecerdasannya masing-masing, ada musikal, orasi verbal linguistik, musik, mereka kita persilakan untuk berekspresi untuk menyatakan rasa prihatin dan edukasi untuk mencintai alam," imbuhnya.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved