Berita jateng
Sastrawan GM Sedih, Merasa Dibodohi Jokowi soal MK, Ajak Masyarakat Melawan
“Saya dulu memilih Jokowi dan bekerja agar dia menang, tetapi kini saya merasa dibodohi,” kata sastawan cum budayawan dan jurnalis kritis
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA – “Saya dulu memilih Jokowi dan bekerja agar dia menang, tetapi kini saya merasa dibodohi,” kata sastawan cum budayawan dan jurnalis kritis, Goneawan Mohamad.
Tokoh pers nasional dan esais yang terkenal dengan catatan pinggirnya itu merasa dibodohi oleh Joko ‘Jokowi’ Widodo, orang yang dulu diperjuangkannya bersama-sama elemen masyarakat lain agar berkuasa demi mengabdi kepada masyarakat.
Namun kini, Jokowi seperti lupa untuk siapa mengabdi. Dengan skenario gugatan batas usia calon presiden – calon wakil presiden (capres-cawapres) ke Mahkamah Konstitusi (MK), nafsu Jokowi untuk membangun dinasti politik sangat kentara.
Karenanya, Goenawan Mohamad yang juga dikenal akrab dengan sebutan GM, menulis sebuah pesan berisi ajakan kepada teman-temannya dan masyarakat secara luas, untuk melawan skenario dinasti politik. Yakni, skenario memasangkan Prabowo Subianto dan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, pada Pilpres 2024.
Pesan dari pendiri Majalah Tempo itu beredar di berbagai WhatsApp Group atau WAG pada Jumat (13/10). Esais yang kondang dengan inisial GM itu mengawali pesannya dengan pengakuannya sebagai orang yang dibodohi oleh Presiden Jokowi.
“Saya dulu memilih Jokowi dan bekerja agar dia menang, tetapi kini saya merasa dibodohi,” ujar GM.
Kolumnis Catatan Pinggir (Caping) itu juga menyinggung soal Mahkamah Konstitusi (MK) yang akan memutus permohonan uji materi tentang usia minimal cawapres dalam UU Pemilu. Uji materi itu dicurigai sebagai siasat meloloskan Gibran yang terganjal syarat usia minimal 40 tahun.
GM tidak mau MK menjadi pelayan penguasa. Menurut dia, jika sampai Prabowo berpasangan dengan Gibran dan memenangi pilpres, maka taruhannya ialah generasi mendatang.
“Jika nanti Prabowo-Gibran/Jokowi menang, kita dan generasi anak kita akan mewarisi kehidupan politik yang terbiasa culas, nepotisme yang menghina kepatutan, lembaga hukum yang melayani kekuasaan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, GM bertekad menggagalkan skenario tentang Prabowo-Gibran. Meski sudah sepuh, tokoh kelahiran 29 Juli 1941 itu tidak mau berdiam diri membiarkan sandiwara pemburu kekuasaan itu.
“Tadinya saya mau pasif, hanya melukis dan menulis, golput, tetapi yang dipertaruhkan Pilpres 2024 begitu besar, seluruh Tanah Air, sejumlah nilai-nilai kebajikan, sebuah generasi baru yang berjuta-juta. Saya putuskan dalam usia lanjut ini, untuk ikut mereka yang melawan demi perbaikan,” tutur GM.
“Mudah-mudahan teman-teman bersama saya,” harapnya.
Ketika dimintai konfirmasi validitas surat tersebut, GM membenarkan bahwa surat itu memang ditulis olehnya. Surat tersebut, kata GM, bukan sebagai ungkapan kemarahan tapi lebih kepada sebuah kesedihan karena telah terjadi penghianatan terhadap norma dan etika bernegara.
“Saya lebih sedih daripada marah. Sedih juga terhadap teman-teman yang terjerumus,” katanya.
Sebagai pendukung, selama ini GM memang sering memuji kinerja Jokowi. Ketika ada kelompok yang menyerang atau mencemooh Jokowi dia juga tidak sungkan untuk meluruskan.
Dengan segala perkembangan yang terjadi di MK saat ini membuat dirinya merasa benar-benar terpukul. Bahkan GM mengaku cukup emosional ketika menyampaikan isi hatinya itu.
“Maaf, saya tulis kalimat-kalimat itu dengan sedikit menangis,” kata GM. (*)
Sempat Tak Sadar, Difalya Cendekya Taruni Alumni SMA Taruna Nusantara Akhirnya Meninggal di Semarang |
![]() |
---|
4.800 Polisi di Jawa Tengah Kini Jadi "Duta" Anti-Jebakan Keuangan Ilegal |
![]() |
---|
"Perang" Mobil Listrik Memanas di Jawa Tengah: VinFast, Wuling, dan AION Siap Rebutan Konsumen |
![]() |
---|
Gubernur Ahmad Luthfi Berbaur dengan Ribuan Peserta Ramaikan Solo Run Fest 2025 |
![]() |
---|
Proyek Tol Jogja-Bawen di Kabupaten Semarang Jadi Berkah untuk Warung Dekat Exit Tol |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.