Dulu Keliling Kampung Kini Kios Sol Sepatu Lintang Sehari Beromzet Jutaan Rupiah
Lintang (53) bertahun-tahun jual jasa sol sepatu keliling kampung. Itu dilakukannya sejak 1998. Kemudian tahun 2012 memberanikan diri buka Kios
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sol sepatu keliling di perkampungan jalan kaki keluar masuk gang di perumahan hingga kini masih mudah dijumpai. Hal itu juga dialami oleh Lintang perantau asal Palembang yang telah menetap di Kota Semarang.
Lintang (53) bertahun-tahun jual jasa sol sepatu keliling kampung. Itu dilakukannya sejak 1998. Kemudian tahun 2012 memberanikan diri buka Kios Reparasi Sepatu di jalan Tembalang Selatan No. 1 Pedalangan, Banyumanik, Kota Semarang.
Usahanya semakin maju dan pelanggan tambah banyak. Lintang mengutamakan kepuasan pelanggan. Kekuatan, kecepatan, dan ketepatan sol sepatu menjadi hal yang disukai oleh pelanggan. Berkat usahanya itu, kini omzet Kios Sol Sepatu bisa mencapai jutaan rupiah, dalam sehari. Dia pun bisa menyekolahkan 5 anaknya.
"Iya Mbak, saya merantau dari Palembang ke Jawa tahun 1989. Tahun 1998 jadi tukang sol sepatu keliling. Ngemper di depan toko dan jalan ke perumahan. Ya Alhamdulillah sekarang sudah bisa menikmati kerja keras dan ketekunan yang bertahun-tahun kami jalani," kata Lintang kepada Alifia Ahmad, mahasiswa Sastra Indonesia Undip magang jurnalistik di Tribunjateng.com, Rabu 18 Oktober 2023.
Sambil menjawab pertanyaan, Lintang bersama karyawananya mengerjakan sol sepatu pelanggan. Masih ada puluhan sepatu yang harus dikerjakan. Suka duka ketika jadi tukang sol sepatu keliling kampung juga dia ceritakan. Selama 25 tahun dia menekuni usaha sol sepatu.
"Kami berharap dengan nama Reparasi Sepatu Lintang usaha ini akan bersinar makin maju. Makin jaya usahanya," harapnya. Dan kini dia telah punya beberapa karyawan.
Kadang ramai bisa ratusan sepatu harus diselesaikan dalam sehari. Misal 50 sepatu saja, sudah omzet jutaan rupiah dalam sehari. Semua pelanggan datang antar sepatu ke kios ini.
"Harga standar Rp 20 ribu tergantung bahannya. Ada juga yang harga Rp 75 ribu bila ada permintaan khusus untuk outsole atau alas bawahnya. Kalau reglue, harganya Rp 25 ribu. Pokoknya disesuaikan dengan bahan-bahannya," terang Lintang. Dia mengaku anaknya sudah lulus kuliah, satu lagi masih kuliah di Poltekkes, sedangkan anak-anak lainnya masih sekolah.
Lintang juga beberkan ia mampu memberikan upah kerja kepada pegawai-pegawainya yang bekerja di kios miliknya. "Sekarang ada tiga karyawan," tutur dia.
Lintang mengaku bahwa setiap menjalani usahanya, ia selalu berpegang teguh pada agama. Rezeki adalah pemberian Allah. Sehingga tidak boleh neko-neko. "Yang penting kita tekun, serius dan menjaga kualitas. Hidup juga harus ingat akhirat. Itu yang tak kalah penting," pungkasnya. (Alifia Ahmad, Mahasiswa Undip magang jurnalistik Tribunjateng.com)
Penarikan Mahasiswa STI Unisvet dari Magang di Infolahta Kodam IV Diponegoro |
![]() |
---|
Mahasiswa Ini Tekuni Usaha Konveksi Dekati Komunitas sebagai Pangsa Pasar |
![]() |
---|
PBA UMP Jajaki Kerja Sama Internasional, Persiapan Mahasiswa Magang di Bidang Haji dan Umrah |
![]() |
---|
Penasaran Kuliner Satai Asli Blora Bisa Coba di Jalan MT Haryono Purwodinatan Semarang |
![]() |
---|
Niatnya Merantau ke Solo, Laki-laki Ini Justru Nekat Curi Sepeda Motor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.