Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mahasiswi Undip Sulap Limbah Kulit Udang Jadi Pupuk Tanaman Cabai

Tiga mahasiswi Undip Semarang berhasil melakukan inovasi terhadap sisa (limbah) kulit udang menjadi pupuk berguna mempercepat pertumbuhan cabai

Editor: iswidodo
tribunjateng/mahasiswa undip magang
Mahasiswa Undip Buat Limbah Kulit Udang Menjadi Pupuk Guna Percepat Pertumbuhan Tanaman Cabai 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tiga mahasiswi Undip Semarang berhasil melakukan inovasi terhadap sisa (limbah) kulit udang menjadi pupuk yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan tanaman cabai.

Pupuk itu mereka beri nama SHRIMLiZER (Shrimp Shell Fertilizer). Mahasiswi-mahasiswi tersebut diantaranya Amaliya Putri dari jurusan Teknologi Pangan, Stefani Angel dan Sabina dari jurusan matematika.

Hal yang melatarbelakangi mereka menemukan inovasi tersebut adalah karena naiknya harga pupuk tanaman cabai di Semarang. Harga cabai tidak stabil dan harga pupuk terus naik. Padahal, permintaan pasar akan cabai selalu naik. Apalagi cabai kebutuhan pokok untuk kuliner.

Kelebihan penemuan ini adalah mereka menggunakan bahan-bahan mentah (raw) dan juga limbah yang sudah tak terpakai lagi, yaitu limbah kulit udang. Hal ini akan membantu mengurangi sampah atau limbah untuk dijadikan hal yang bermanfaat dan aman jika digunakan. Selain sisa limbah kulit udang, mereka juga menggunakan bakteri EM4 untuk starter-nya.

Pembuatan pupuk berbahan dasar kulit udang dan bakteri ini juga sangat mudah untuk dibuat dan dilakukan bagi para petani cabai. Pupuk ini sebenarnya juga dapat digunakan tidak hanya ke tanaman cabai, melainkan tanaman lain juga, namun akan lebih optimal dan efektif jika diberikan untuk tanaman cabai.

Inovasi-inovasi ini pasti tak luput dari adanya suatu kendala. Kendala yang Amaliya dan tim rasakan adalah terdapat pada proses fermentasi. Ia mengatakan jika fermentasi berhasil maka baunya akan seperti tape, namun jika gagal, maka baunya akan seperti bau busuk. Amaliya juga mengatakan bahwa terkadang saat dicoba, bakteri EM4 yang digunakannya itu tidak bekerja. Namun, semua kendala dapat diatasi Amaliya dan tim.

Penemuan dengan judul berbahasa Inggris “SHRIMLiZER (Shrimp Shell Fertilizer) Innovation of Liquid Fertilizer Waste Shrimp Shell with EM4 Biocatalyst to Accelerate The Growth of Chili Plants” itu menghantarkan mereka mendapat medali perunggu pada kompetisi Indonesian Inventors Day (IID) 2023.

Indonesian Inventors Day (IID) 2023 tersebut diselenggarakan oleh INNOPA (Indonesian Invention and Innovation Promotion Association) setiap tahunnya. IID 2023 merupakan kompetisi yang ke-10 dan sukses diselenggarakan di Denpasar, Bali, pada 16-19 September lalu.

Amaliya dan tim berhasil mengharumkan nama Universitas Diponegoro dan juga berhasil mengalahkan peserta dari universitas-universitas yang ada di Indonesia, bahkan juga dari luar negeri seperti Thailand, Rusia, dan negara lainnya.

Mereka mengaku sangat senang mendapatkan medali perunggu di bidang Agriculture Product berkat inovasinya itu. "Senang tentunya bisa dapat bronze medal, karena sejujurnya aku rasa masih kurang persiapan kemarin soalnya hektik sama urusan kuliah, tapi Alhamdulillah banget bisa menang," ucap Amaliya Putri, selaku ketua tim, kepada Ester Claudia Pricilia, mahasiswa Sastra Indonesia Undip magang jurnalistik di Tribunjateng.com, Kamis (19/10/2023).

Memenangkan suatu kompetisi tentu ada benefit yang diterima. Begitu juga dengan IID 2023 ini, mereka mendapatkan medali perunggu dan sertifikat. Selain benefit dari IID 2023, mereka juga mendapatkan dukungan dan apresiasi penuh dari kampus tercinta, Universitas Diponegoro.

Universitas Diponegoro memberikan dana delegasi yang sangat membantu mereka menjalankan penelitian terkait pupuk tersebut. Selain berupa dana, pihak kampus juga memberikan keuntungan akademik kepada mereka berupa kebebasan konversi Satuan Kredit Semester (SKS).

"Alhamdulillah, dana delegasi dari kampus sangat membantu, jadi aku dan tim gak terlalu boncos lah. Selain dana kita juga bisa konversi SKS ke prodi masing-masing," beber Amaliya, perempuan kelahiran Lamongan itu.
Setelah Amaliya memenangi IID 2023, ia tak merasa cepat puas. Amel masih akan mencari dan mengikuti lomba-lomba untuk seterusnya. Saat ini, ia juga lagi sibuk dengan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Selain hal itu, ia juga sedang menjalani freelancer sebagai mentor untuk menambah uang jajan-nya. (Ester Claudia Pricilia, mahasiswa Sastra Indonesia Undip magang jurnalistik di Tribunjateng.com)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved