Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Anggota Gangster Semarang Bebas Beli Senjata Tajam Melalui Toko Online, Ada Juga Warisan

Polisi menyita pula delapan senjata tajam jenis celurit dan satu stik golf serta beberapa botol minuman keras dari tangan gangster Semarang.

|
Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM / Iwan Arifianto.
Puluhan anggota gangster yang masih berusia di bawah umur ditangkap polisi. Penangkapan dilakukan di tiga lokasi berbeda selepas mendapatkan aduan dari masyarakat yang resah adanya tawuran antar gangster dengan membawa senjata tajam pedang, di Mapolrestabes Semarang, Rabu (25/10/2023).  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tim Patroli Perintis Presisi Satu Samapta Polrestabes Semarang mengamankan 23 remaja di bawah umur saat patroli rutin, Sabtu (28/10/2023) dini hari. Mereka diamankan polisi lantaran hendak tawuran.

Polisi menyita pula delapan senjata tajam jenis celurit dan satu stik golf serta beberapa botol minuman keras dari gangster Semarang.

"23 remaja itu ditangkap di dua lokasi berbeda," jelas Kasatsamapta Polrestabes Semarang AKBP Asep Supriyanto saat ditemui dalam acara Bakti Sosial di Kelurahan Lamper Tengah, Kota Semarang, Sabtu (28/10/2023).

Lokasi pertama berada di Tambak Dalam, Tambak Lorok, Semarang Utara, Sabtu dini hari sekira pukul 01.30.

Baca juga: Gangster Jawa Tengah Saling Tantang di Instagram, untuk Konten Sekaligus Eksistensi

Baca juga: Kisah Pilu Ibu Dewi : Miris Hati Saya Lihat Anak yang Aku Lahirkan Pertaruhkan Nyawa Demi Gangster

Tenggak Miras

Di lokasi tersebut, polisi mengamankan 6 remaja dengan lima senjata tajam. Kemudian di lokasi kedua, di Jalan Kawi 3 Wonotingal, Candisari, sebanyak 17 remaja diamankan dengan tiga celurit dan satu golf stik.

"Dari 23 remaja, adapula satu anak SD langsung kita pulangkan. Lainnya masih kita periksa dan data," jelasnya.

Ia mengatakan, para remaja tersebut rata-rata beraksi untuk eksistensi kelompok mereka. Selain eksistensi, tujuan lainnya untuk keperluan pembuatan konten.

"Mereka menenggak miras sebelum tawuran, biar berani," ujarnya. Ia berharap, pengawasan semua pihak perlu dilakukan supaya persoalan kenakalan remaja dapat diatasi di Kota Semarang.

Sebab, persoalan ini tidak mungkin semua diserahkan ke polisi.

"Terutama orangtua, ketika anak sudah malam atau dini hari tidak pulang segera cari sampai ketemu," tandasnya.

Terpisah, penelusuran Tribunjateng.com ada banyak remaja yang tergabung dalam gangster. Mereka menjalin komunikasi melalui grup WA dan Facebook.

Tribun Jateng menemui satu mantan anggota gang di Kota Semarang. Sebut saja Danang (44), yang pernah menjadi anggota gangster dan acapkali ikut dalam tawuran antar kelompok.

Menurutnya, senjata tajam yang digunakan dalam tawuran merupakan milik penggunanya. Mereka menyimpan sejata tajam tersebut dan sengaja digunakan untuk tawuran.

“Celurit, belati atau lainya biasanya disimpan. Senjata itu juga tak sembarangan dikeluarkan. Hanya saat tawuran saja dipakai,” kata Danang, Jumat (27/10) malam.

Danang menerangkan, ada beberapa senjata merupakan warisan dari senior gang. Ataupun benda tajam yang ada di rumah masing-masing yang dimodifikasi. Ia memberi contoh, gear sepeda motor yang digunakan tawuran.

“Gear tersebut dipertajam dan diikat pakai ikat pinggang,” terangnya.

Di era maju seperti sekarang, senjata tajam menurutnya sangat mudah dicari.

Pasalnya berbagai lapak online juga menjual senjata tajam tersebut.

“Tinggal beli saja di lapak online. Namun sebelum digunakan pasti diasah atau dimodifikasi lagi,” tutur Danang.

Beli Online

Senjata tajam sangat mudah dibeli oleh orang awam, bahkan berbagai toko online menjualnya secara bebas.

Di market place Facebook misalnya, senjata tajam banyak dijual secara bebas. Harga yang ditawarkan pun beragam dari Rp 100 ribu sampai jutaan rupiah.

Di sisi lain, para penjual selalu mendapatkan order senjata tajam yang mereka pasarkan. Apalagi maraknya video mengenai komunitas pisau hingga samurai membuat para palapak mendapatkan banyak pembeli.

“Yang beli rata-rata anak muda, biasanya minta dikirim atau diantar,” terang Satria penjual samurai dan celurit yang memasarkan dagangannya di market place Facebook.

Ia menjelaskan, tak pernah bertanya kepada pembeli barang dagangannya akan digunakan untuk apa.
Satria mengatakan beli putus, dan jadi tanggung jawab pembeli akan digunakan untuk apa.

“Namanya jualan yang penting laku, masak iya harus kami tanya untuk apa beli samurai,” terangnya.

Meski demikian, sebagai penjual celurit dan samurai, Satria merasa prihatin banyak tawuran antar kelompok anak muda menggunakan senjata tajam.

“Harapan saya barang yang saya jual hanya untuk koleksi, bukan untuk melukai orang. Tapi kami juga tidak bisa melakukan pengawasan,” imbunya. (tim/iwn-bersambung/tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved