Berita Internasional
Dubes Israel Kenakan Tanda Bintang saat Sidang PBB, Simbol Kutuk Serangan Hamas
Dalam pidato di Dewan Keamanan PBB pada Senin, 30 Oktober 2023, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, memasang sebuah tanda bintang kuning di dada
TRIBUNJATENG.COM, NEW YORK - Dalam pidato di Dewan Keamanan PBB pada Senin, 30 Oktober 2023, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, memasang sebuah tanda bintang kuning di dadanya sebagai tanda protes.
Tindakan ini merupakan respons atas ketidakpuasan Israel terhadap respons Dewan Keamanan terkait serangan oleh militan Hamas Palestina terhadap Israel pada 7 Oktober yang dinilai sebagai serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Erdan secara tegas menyatakan niatnya untuk terus memakai tanda bintang kuning tersebut hingga Dewan Keamanan PBB mengutuk tindakan Hamas.
Dalam pidatonya, Erdan juga mengkritik Dewan Keamanan atas apa yang dia anggap sebagai ketidakresponsif dalam mengatasi serangan tersebut.

"Beberapa dari Anda tidak belajar apa pun dalam 80 tahun terakhir. Beberapa dari Anda lupa mengapa badan ini dibentuk," kata Gilad Erdan.
Dewan Keamanan PBB, yang terdiri dari 15 negara anggota, hingga saat ini belum mengadopsi resolusi apapun terkait konflik antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung selama tiga minggu.
“Jadi, saya akan mengingatkan Anda. Mulai hari ini, setiap kali Anda melihat saya, Anda akan ingat apa artinya berdiam diri saat menghadapi kejahatan,” kata Erdan, sebagaimana dikutip dari AFP.
“Sama seperti kakek-nenek saya, dan kakek-nenek dari jutaan orang Yahudi, mulai sekarang saya dan tim saya akan memakai bintang kuning,” katanya, sambil berdiri dan menyematkan bintang kuning di bagian dada jasnya yang bertuliskan "Never Again".
Pada masa lalu, lencana bintang kuning digunakan orang Yahudi setelah ada paksaan dari Nazi. Namun, Erdan menyampaikan akan memakainya sebagai simbol kebanggaan.
“Kami akan memakai bintang ini sampai Anda bangun dan mengutuk kekejaman Hamas,” jelas dia.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan 7 Oktober itu sebagai yang terburuk terhadap orang-orang Yahudi sejak Holocaust.
Selama berminggu-minggu Dewan Keamanan PBB dilanda perpecahan mengenai perang dan dampaknya, menolak empat rancangan resolusi mengenai konflik tersebut.
Beberapa teks diblokir oleh Amerika Serikat, sekutu dekat Israel, karena tidak menyebutkan hak Israel untuk membela diri. Pernyataan lain yang disampaikan oleh Amerika dihalangi oleh Rusia dan China khususnya karena mereka tidak secara jelas menyerukan gencatan senjata.
Mengingat kebuntuan tersebut, Majelis Umum PBB pada Jumat (27/10/2023) lalu mengadopsi resolusi tidak mengikat yang meminta “gencatan senjata kemanusiaan segera”, namun tidak menyebut Hamas.
Israel, melalui Erdan, mengecam teks tersebut, dengan mengatakan bahwa teks itu akan dianggap sebagai penghinaan.
Penggembala Temukan Bayi Dikubur Hidup-Hidup, Berawal Lihat Tangan Mungil Keluar dari Lumpur |
![]() |
---|
Serangan Geng Tewaskan 50 Orang di Haiti, Mayat-Mayat Dibiarkan Tergeletak hingga Dimakan Anjing |
![]() |
---|
Kasus Pemerkosaan Berantai di Arizona Akhirnya Terungkap Setelah 30 Tahun |
![]() |
---|
Inilah Sosok Diella, "Menteri" AI Pertama di Dunia yang Bertugas Mengawasi Korupsi Kabinet |
![]() |
---|
Pidato Berapi-api Anak SMA Ini Disebut sebagai Pemicu Demo Nepal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.