Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Ekspor Jateng Turun Pada September 2023, Impor Meningkat

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat nilai ekspor Jateng pada September 2023 sebesar US$ 787,03 juta

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
Ilustrasi Ekspor dengan menggunakan sarana kapal laut 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat nilai ekspor Jateng pada September 2023 sebesar US$ 787,03 juta.

Angka itu mengalami penurunan sebesar 11,15 persen, dibandingkan ekspor pada Agustus 2023. Begitu pula jika dibandingkan dengan ekspor September 2022 yang juga mengalami penurunan.

"Nilai ekspor Jawa Tengah mengalami penurunan pada September 2023, di mana bulan sebelumnya yaitu Agustus mencatatkan angka US$ 885,75 juta.

Dibandingkan September 2022 atau secara Yoy, nilai ekspor Jateng mengalami penurunan 13,44 persen di mana September 2022 nilai ekspor sudah mencapai US$ 909,22 juta," kata Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Jawa Tengah Arjuliwondo saat konferensi pers secara daring, Rabu (1/11/2023).

Dijelaskan, penurunan ekspor pada September 2023 dibanding ekspor pada Agustus 2023 disebabkan oleh turunnya ekspor migas dan non migas.

Ekspor migas mengalami penurunan sebesar 51,88 persen, dari US$ 38,59 juta (Agustus) menjadi US$ 18,57 juta (September) dan ekspor non migas mengalami penurunan sebesar 9,29 persen, dari US$ 847,16 juta (Agustus) menjadi US$ 768,46 juta (September).

Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor hasil minyak. Sementara pada bulan yang sama tidak ada ekspor gas, gas alam dan minyak mentah.

Dari sisi volume, ekspor Jawa Tengah pada September 2023 turun 10,62 persen dibandingkan dengan ekspor Agustus 2023. Volume ekspor komoditas migas mengalami penurunan sebesar 48,77 persen dimana pada Agustus 2023 sebesar 65,57 ribu ton menjadi 33,59 ribu ton pada September 2023 yang disebabkan oleh penurunan komoditas hasil minyak.

Begitu pula dengan volume ekspor komoditas non migas mengalami penurunan sebesar 2,61 persen, dari 312,03 ribu ton pada Agustus 2023 menjadi 303,90 ribu ton pada September 2023. Komoditas migas lainnya seperti gas, gas alam dan minyak mentah tidak tercatat selama September 2023.

"Sebaran ekspor barang yang kita (Jateng) kirim ke luar negeri, pada September 2023 masih didominasi sektor industri pengolahan yang mencapai US$ 743,93 juta; kemudian hasil pertanian US$ 24,39 juta; dan hasil pertambangan US$ 0,14 juta. Sementara ekspor migas US$ 18,57 juta," terangnya.

Sementara itu, ekspor non migas terbesar Jawa Tengah pada September 2023 ditujukan ke Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok dengan nilai masing-masing mencapai US$ 267,63 juta, US$ 81,53 juta, dan US$ 54,11 juta. Ekspor ke tiga negara tersebut pada Januari-September 2023 memberikan porsi sebesar 53,39 persen.

"Pangsa ekspor nonmigasnya, sudah berbulan-bulan atau bertahun, yaitu Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok masih mendominasi ekspor dari Jawa Tengah, terutama Amerika Serikat share-nya sudah mencapai 34,83 persen pada September 2023," tambahnya.

Di sisi lain, di tengah turunnya ekspor Jawa Tengah pada September 2023, perkembangan impor justru mengalami kenaikan.

Nilai impor Jawa Tengah pada September 2023 sebesar US$ 1.414,29 juta atau naik 13,94 persen dibanding impor pada Agustus 2023. Begitu pula jika dibandingkan dengan impor September 2022 naik sebesar 28,22 persen.

Impor barang dari luar negeri ke Jawa Tengah pada September 2023 ini utamanya didukung konsumsi untuk bahan baku/bahan penolong, dan barang modal. Dari total nilai impor September 2023, didominasi untuk penggunaan bahan baku penolong sebesar US$ 1.298,11 juta. Sedangkan konsumsi sebesar US$ 62,32 juta dan untuk barang modal US$ 53,86 juta.

"Impor penggunaan bahan baku penolong mengalami kenaikan cukup fantastis yaitu US$ 222,95 juta atau 20,74 persen, sedangkan barang konsumsi mengalami penurunan sebesar US$ 11,14 juta (15,17 persen) dan produk barang modal mengalami penurunan US$ 38,78 juta (41,86 persen)," sebutnya.

Adapun di sisi itu, ia menambahkan, nilai neraca perdagangan total Jawa Tengah pada September 2023 mengalami defisit sebesar US$ 627,26 juta yang dipicu oleh defisit pada sektor migas. sedangkan untuk sektor non migas mengalami surplus.

Adapun sektor migas mengalami defisit sebesar US$ 797,03 juta, namun sebaliknya sektor non migas mengalami surplus sebesar US$ 169,77 juta.

"Untuk non migas memang tetap surplus. Namun jika keseluruhan dengan migas atau perdagangan total menjadi defisit karena ketergantungan terhadap Migas dari luar (negeri)," imbuhnya. (idy)

Baca juga: Harga Cabai Melambung, Pemkot Semarang Pastikan Pasokan Cabai di Kota Semarang Aman

Baca juga: KATALOG Promo Alfamart Besok Hari Kamis 2 November 2023: Belanja Kebutuhan Dapur Dapat Gratisan

Baca juga: Di Hadapan Presiden Joko Widodo, Dirut PLN Paparkan Pengembangan Hydropower di Tanah Air

Baca juga: Identitas Mayat Perempuan di Desa Kuwasen Jepara Terungkap: Nama Nasipah Warga Kalinyamatan

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved