Berita Malang
Sosok Marsma Anumerta Subhan, Gugur dalam Kecelakaan Pesawat, Sebelumnya Kirim Bantuan ke Palestina
Sosok Marsekal Pertama Anumerta Subhan yang gugur, salah seorang prajurit TNI AU dalam kecelakaan jatuhnya pesawat TNI AU Super Tucano di Pasuruan
TRIBUNJATENG.COM, MALANG -- Sosok Marsekal Pertama Anumerta Subhan yang gugur, salah seorang prajurit TNI AU dalam kecelakaan jatuhnya pesawat TNI AU Super Tucano di Pasuruan Jawa Timur
Ternyata Marsekal Pertama Anumerta Subhan adalah salah satu yang terlibat dalam mengantar bantuan warga Palestina.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Agung Sasongko Jati mengatakan, Subhan baru saja melaksanakan tugas mengirim bantuan kemanusian untuk warga Palestina di Gaza melalui Sinai, Mesir.
"Seminggu dua minggu yang lalu, kami melaksanakan pengiriman bantuan ke Palestina lewat Sinai, Mesir dan kebetulan pimpinan rombongannya adalah Marsekal Pertama TNI Anumerta Subhan sebagai Danwing di Malang ini," ungkapnya.

Agung mengatakan, secara pribadi mengenal sosok almarhum Subhan sebagai sosok yang cerdas.
Agung mengaku pernah menjadi guru Subhan ketika berada di institusi pendidikan.
Menurut Agung, Subhan adalah calon pemimpin masa depan di TNI-AU.
"Saya mengenal dengan baik. Kami sempat di institusi pendidikan dan beliau adalah siswa saya. Siswa yang cemerlang, sangat pintar dan memang calon pimpinan di masa depan," ujar Agung.
Kolonel Pnb Subhan menjadi satu dari 4 korban tewas dalam kecelakaan pesawat Super Tucano milik TNI AU di Pasuruan dan merupakan Komandan Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh.
Saat kejadian, Subhan berada di pesawat Super Tucano bernomor ekor TT-3103 dan ia duduk di kursi belakang pesawat.
Agung turut berduka atas peristiwa yang terjadi saat ini.
Sementara tangis harus mewarnai pelaksanaan pemakaman tiga perwira TNI AU di Taman Makam Pahlawan Untung Suropati.

Terlihat keluarga korban yang berjalan di belakang peti mati sejak pintu masuk makam terlihat terpukul dengan kepergian orang yang merea cintai.
Salah satu di antara mereka memeluk topi dinas selama mendampingi almarhum sampai ke liang lahat.
Di belakang, sejumlah anggota keluarga yang lain mencoba untuk menenangkan dan menguatkan.
Lantunan kalimat tauhid terucap dari para personil yang mengangkat peti mati.
Hingga akhirnya proses pemakaman berakhir, anggota keluarga utama menaburkan bunga.
Mereka menangis di sedih atas duka yang terjadi.
Petugas pemakaman membacakan sekilas profil para perwira yang gugur.
Pertama, Marsekal Pertama TNI Anumerta Subhan lahir Pamekasan, 8 Oktober 1975.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.
Sementara itu, Marsekal Pertama TNI Anuemrta, Widiono Hadi Wijaya dari Kesatuan Lanud Abd Saleh lahir di Malang, 15 Juli 1976.
Ia meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.
Kolonel Penerbang Anumerta, Sandhra Gunawan dari Kesatuan Lanud Abd Saleh lahir di Malang, 26 Maret 1982.
Ia meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.
Sebelumnya diberitakan dua pesawat EMB 314 Super Tucano dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, jatuh di wilayah Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11).
Pesawat itu masing-masing diisi dua personel. "Betul dan ada dua (pesawat tempur)," kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Agung Sasongkojati menyebut pesawat dengan tail number TT-3103 dan TT-3111 itu awalnya take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.51 WIB.
Pesawat TT-3311 dipiloti Letkol Pnb Sandhra Gunawan di kursi depan dan Kolonel Adm Widiono di kursi belakang. Sementara TT-3103 dipiloti Mayor Pnb Yuda A. Seta di kursi depan dan Kolonel Pnb Subhan di kursi belakang.
Dua pesawat yang jatuh itu melaksanakan misi Proficiency Formation Flight dengan rute penerbangan Lanud Abd Saleh-Area Latihan-Lanud Abd Saleh.
Agung menyebut ada empat pesawat yang menjalani kegiatan yang sama dalam latihan itu. Empat pesawat itu berangkat dari Lanud Abdulrachman Saleh Malang pada pukul 10.51 WIB.
"Yang terbang empat pesawat, flight formasi 1,2,3, 4. Namun di perjalanan mereka mungkin berpisah.
Dari empat, dua melanjutkan latihan, sementara dua pesawat hilang," ungkap Agung dalam keterangannya, Kamis (16/11).
Agung mengklaim sebelum terbang diketahui semua pesawat dalam kondisi baik. "Tidak ada masalah," kata Agung.
Namun beberapa menit setelah lepas landas, dua pesawat itu malah dinyatakan hilang kontak.
"Dinyatakan lost contact pukul 11.18 WIB," sambung dia. Satu pesawat dinyatakan jatuh setelah mendapat informasi dari masyarakat.
Pesawat itu jatuh di sebuah jurang di Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Paiman, seorang warga di lokasi menceritakan detik-detik mendengar pesawat itu jatuh. Saat itu cuaca di sekitar jatuhnya pesawat itu sedang berkabut cukup tebal.
Oleh sebab itu Paiman mengaku tidak bisa melihat dengan jelas saat pesawat itu terbang rendah.
"Nggak kelihatan karena waktu itu ada kabut. Tapi saya dengar suara pesawat terbang itu," ujar Paiman.
Paiman meyakini suara pesawat yang terdengar dekat itu sedang terbang rendah. Hingga akhirnya dia mendengar suara keras saat pesawat itu terjatuh.
"(Suaranya) nggak terbang tinggi, terbangnya dekat begitu. Terus 'jedhiar' (Suara jatuh) begitu," katanya.
Paiman dan warga lain di sekitar lokasi kemudian segera mendatangi sumber suara. Saat itulah mereka menyaksikan pesawat Super Tucano itu dalam keadaan hancur berkeping-keping.
"Saya datang ke lokasi. Saya lihat pesawatnya sudah hancur," ujarnya.
Warga lainnya di sekitar lokasi, Muhammad, mengatakan lokasi jatuhnya pesawat tersebut berada di lereng pegunungan yang biasa digunakan warga bertani kentang.
"Lokasinya berada di lereng gunung, area pertanian warga," kata Muhammad.
Camat Puspo Eddy Santoso membenarkan hal tersebut. Menurutnya, dari informasi yang didapatkan dari Kepala Desa Keduwung, Rupani, yang mengatakan pesawat jatuh di area perkebunan kentang warga.
"Tadi saya dikabari Pak Kades, kejadiannya sekitar pukul 11.30 WIB. Dan sekarang beliau dalam perjalanan menuju lokasi," katanya.
Ia mengatakan lokasi jatuhnya pesawat TNI AU cukup susah untuk dilalui jalur kendaraan roda empat. Hal itu lantaran berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.
Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) juga membenarkan bahwa pesawat TNI Angkatan Udara itu jatuh di area lahan pertanian warga.
"Betul memang ada pesawat jatuh di Desa Keduwung, Puspo, Kabupaten Pasuruan. Untuk lokasi kita masih kroscek. Kemungkinan di lahan pertanian perbatasan TNBTS," kata Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan TNBTS, Hendra.
Hingga sore kemarin jenazah tiga personel TNI yang gugur dalam kecelakaan pesawat itu telah ditemukan.
"Saat ini dua jenazah sudah ditemukan, yaitu almarhum Mayor (Pnb) Yuda A Seta dan Kolonel (Pnb) Subhan," ucap Agung.
Dua jenazah itu sudah dalam proses evakuasi ke Malang. Jenazah Kolonel Widiono juga sudah ditemukan, sementara Letkol Sandhra masih dalam pencarian. "Korban yang saat ini ketemu tiga jenazah, yang satu dalam pencarian," ucapnya.
Untuk proses evakuasi korban dan bangkai pesawat tempur yang jatuh di di Pasuruan itu TNI AU mengerahkan helikopter dan peralatan lain.
Agung mengatakan medan di lokasi jatuhnya pesawat sulit dijangkau oleh kendaraan roda dua maupun empat.
"Helikopter dan peralatan lain kami kerahkan semua untuk proses evakuasi," kata dia.
Pihaknya TNI AU juga masih menunggu penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kecelakaan serta proses evakuasi dan pencarian korban masih terus dilakukan.(tribun network/git/rin/dod)
Baca juga: Kemendagri Beri Penegasan ke ASN dan Kepala Daerah, Pj Gubernur Jateng: Junjung Tinggi Netralitas
Baca juga: Sinopsis Film Sicario: Upaya Agen FBI Bertugas Untuk Melawan Kartel Narkoba di Meksiko
Baca juga: Cegah Kekerasan di Sekolah, Pemprov Jateng Semarakkan Gerakan Ayo Rukun
Baca juga: HUT Karanganyar ke-106, Rober Christanto Ajak Masyarakat Teladani Tri Dharma Raden Mas Said
Mahasiwa Polinema Hilang Terseret Arus di Pantai Ungapan Malang, Tim SAR Terus Lakukan Pencarian |
![]() |
---|
Viral Mahasiswa Bawa 3 Sapi ke Wisuda, Hasil Ternak Jadi Modal Kuliah Mandiri |
![]() |
---|
Potongan Tubuh Istrinya Ditaruh di Ember di Halaman Rumah, James Terancam Hukuman Mati |
![]() |
---|
Terdakwa Dua Polisi Batal Bebas, MA Kabulkan Kasasi Kejagung terkait Kasus Tragedi Kanjuruhan |
![]() |
---|
Bayi Kembar Aliyah dan Aisyah Diperbolehkan Pulang ke Rumah Setelah 10 Hari Operasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.