Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Akhir Bahagia Egi, Atlet Renang Yang Juara 2 Tapi Tak Dapat Medali, Ternyata Human Error

Perjuangan Egi alias Ghiyats atlet renang yang meraih juara 2 kategori 100 meter gaya bebas akhirnya membuahkan hasil.

Editor: raka f pujangga
TikTok@duria.md
Terungkap Besaran Hadiah Egi Saat Jadi Juara 2 Renang, Bahkan Kini Menpora Sampai Turun Tangan 

TRIBUNJATENG.COM - Perjuangan Egi alias Ghiyats atlet renang yang meraih juara 2 kategori 100 meter gaya bebas akhirnya membuahkan hasil.

Egi alias Ghiyats  akhirnya dinobatkan jadi juara 2 kembar lomba renang setelah sebelumnya, namanya sempat hilang.

Terungkap segini hadiah yang diperoleh Egi alias Ghiyats setelah dinobatkan jadi juara 2 kembar lomba renang.

Baca juga: Sosok Egi, Perenang Cilik Peraih Juara di Sleman Tapi Pulang Tak Dapat Medali, Begini Alasan Panitia

Diketahui sebelumnya, tengah viral dimedia sosial curahan hati orangtua atlet renang saat putranya mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman.

Awal mula Egi Pelajar lomba renang di Sleman tidak mendapatkan penghargaan medali meski menang juara 2 lomba berenang. Panita umumkan tak sesua fakta.
Awal mula Egi Pelajar lomba renang di Sleman tidak mendapatkan penghargaan medali meski menang juara 2 lomba berenang. Panita umumkan tak sesua fakta. (tiktok/duria.md)

Di dalam postingan media sosial, orangtua Egi menceritakan jika sang anak mengikuti Popkab Sleman cabang olahraga renang 100 meter gaya bebas.

Saat lomba, Egy finish di posisi kedua. Namun saat pengumuman hasil lomba, Egi tidak mendapatkan medali apapun.

Kendati begitu, orangtua Egy akhirnya mengajukan protes ke panitia dengan memperlihatkan bukti video.

Usai viral, kini akhirnya Egi resmi dinobatkan jadi juara 2 kembar.

Lantas berapakah hadiah yang diraih oleh Egi ini ?

Terpantau dalam akun TikTok @duria.md, hadiah yang diraih para peserta yang menang lomba renang ini mencapai ratusan ribu.

Adapun juara pertama, mendapatkan uang Rp500 ribu.

Sementara juara kedua, mendapatkan uang Rp350 ribu.

Dan juara ketiga mendapatkan uang Rp250 ribu.

Menpora Turun Tangan

Menanggapi kehebohan ini, Dito Ariotedjo selaku Menteri Pemuda dan Olahraga RI buka suara.

Dito Ariotedjo berharap agar kejadian yang menimpa Egi ini tidak terulang kembali.

Dito menyebut hal inilah yang menjadi acuan kedepannya agar pihak Kemenpora lebih lebih fokus membenahi SDM dari aspek keolahragaan.

"Inilah alasan @kemenpora saat ini fokus program pendidikan 'upgrading' SDM, pengelolaan, pelatihan, perwasitan, tenaga medis keolahragaan agar hal-hal ini bisa dihilangkan," ungkap Dito Ariotedjo melalui Instagram Stories, pada Kamis, (30/11/2023).

Dinobatkan Juara 2 Kembar

Sementara Kadispora Sleman, Agung Armawanta, mengatakan atlet renang Egi yang viral di media sosial tersebut mendaftar secara mandiri.

"Nah, adik kita ini. termasuk yang mandiri sehingga tim kecamatan karena ini mandiri,

official memerlukan biaya tersendiri yang tak ada anggarannya dan sehingga dianggap mandiri keseluruhan," ulasnya.

"Dalam tata tertib dalam TM (technical meeting),

semua yang melakukan pendampingan atau ada keberatan yang berhak melakukan (protes adalah) official atau ketua kontingen.

Karena ini mandiri jadi kesalahpahaman sebelumnya.

Di sini ada miss, namanya ada perbaikan di situ kita evaluasi," tegasnya.

"Protes lewat rekaman kamera akhirnya kita akomodir sebagai referensi.

Hasil terakhir dari pengulangan ini, maka punya kebijakan dan didukung catatan waktu, sehingga kita lahirkan juara duanya kembar.

Itu keputusan terakhir," ungkap Agung.

Adapun menurut Agung alasan baru menobatkan Egi juara 2 kembar, lantaran adanya human error dalam perlombaan sesuatu yang wajar karena dari 20 nomor yang diperlombakan, hanya ada satu nomor yang ada human error.

Hal itu, kata dia akan jadi bahan evaluasi pihaknya ke depannya.

"Nah jadi memang,

kalau dilihat dari 20 nomor yang dilombakan.

Baca juga: Terjunkan 17 Atlet Renang Pelajar, Ketua PRSI Jepara: Target 3 Emas

Yang punya potensi salah kan hanya satu nomor ini.

Artinya kesalahan 5 persen itu ya wajar, human error," tambahnya.

"Ke depannya kita akan jadikan ini evaluasi. Kalau penambahan kamera itu harus patuhi aturan dari PB PRSI. Kalau saya senang teknologi digunakan untuk ke depan." tandasnya. (*)

 

Artikel ini sudah tayang di Tribunsumsel.com

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved