Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Klaten

Kisah Warga Mao Klaten Tak Berani Tanam Pohon Pisang, Pernah Ada yang Melanggar, Ini yang Terjadi

Warga di sebuah padukuhan di wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ini tak berani menanam pohon pisang.

Editor: muslimah
Shutterstock
Pisang dan pohon pisang 

Berselang sebulan, disusul oleh istrinya.

"Terus dianggaplah kepercayaan itu (larangan pohon pisang), lalu ditebang semua pohon pisang yang ada oleh masyarakat," jelasnya.

Orangtua Yunanto, Reso Sumarso bersama adiknya juga ditinggal mati kedua orangtuanya saat masih kecil.

Hal ini makin menegaskan pantangan yang kini dipercaya banyak warga di Dukuh Mao.

Dengan tidak diperbolehkan menanam pisang, maka warga menanam pohon lain di lingkungannya.

"Rata-rata menanam rambutan, sukun, kebanyakan pohon melinjo. Dulu banyak pohon yang besar, tapi sekarang sudah dipotong," ungkapnya.

Namun demikian, masyarakat masih bisa menikmati pisang dengan cara beli atau diberikan oleh saudara di luar desa.

Mereka juga masih menggunakan daun maupun buah pisang untuk prosesi hajatan.

"Kalau ada hajatan, saudara dari luar sudah paham larangan di sini. Jadi dibawakan daun pisang sama pisang dari sana," paparnya.

Ia sebenarnya tidak benar-benar percaya dengan hal ini.

Hanya saja ia sendiri juga tidak menanam pohon pisang lantaran untuk menghindari bermasalah dengan tetangga.

"Kalau keyakinan ya agama saja," pungkasnya.

Terpisah, Pegiat Cagar Budaya Hari Wahyudi mengatakan Dukuh Mao sendiri sudah ada sejak masa Mataram Kuno.

"Pada masa Mataram kuno disebut dengan Wanua i Maho yang termasuk ke dalam wilayah watak Wka," ujarnya.

Keterangan tersebut didapatkan dari sumber prasasti Kurunan yang memiliki angka tahun 855, pada akhir pemerintahan Sri Maharaja Rakai Kayuwangi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved