Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Libur Nataru

Jelang Nataru, Segini Ketersediaan Beras Hingga Gula Dikuasai Bulog Jateng

Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2023, Ketersediaan bahan pangan terutama beras yang dikuasai Perum Bulog Kanwil Jateng disebutkan masih aman.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah 
Pekerja memindahkan beras dari truk kontainer ke Gudang Bulog Randu Garut Semarang - Jawa Tengah melalui Perum Bulog Jateng mendapat alokasi sebanyak 7.000 ton beras impor asal Kamboja. Sebanyak 3.500 ton telah sampai dan disimpan di Gudang Bulog Randu Garut Semarang, Kamis (2/11/2023).  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2023, Ketersediaan bahan pangan terutama beras yang dikuasai Perum Bulog Kanwil Jateng disebutkan masih aman.

Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Jateng Akhmad Kholisun mengatakan, ada sebanyak 72.000 ton beras yang saat ini telah dikuasai.

"Ketersediaan beras Bulog Kanwil Jateng saat ini cukup aman, ada 72.000 ton. Itu belum termasuk stok PDP (persediaan dalam perjalanan) yang masih ada 130.000 ton. Jadi totalnya ada 205.000 ton," kata Kholisun di sela Rapat Forkopimda jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2023 di gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang, Selasa (5/12/2023).

Kholisun melanjutkan, stok tersebut akan digunakan untuk penyaluran bantuan pangan bulan Desember 2023 di mana Jateng dialokasikan sekitar 35.000 ton untuk 3,5 juta penerima bantuan pangan.

Selain itu juga disalurkan untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) sekitar 20.000 ton.

"Jadi dari total (dikurangkan) itu masih ada stok 150.000 ton di akhir tahun. Stok ini sebagai cadangan beras awal tahun 2024 yang akan kami gunakan untuk program bantuan pangan, SPHP, maupun penyaluran-penyaluran lainnya," terangnya.

Kholisun melanjutkan, adanya program-program tersebut diharapkan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat akan beras sehingga dapat mengurangi permintaan di pasaran.

"Otomatis program-program tersebut sangat berimplikasi terhadap stabilisasi harga yang akhirnya juga akan berimplikasi terhadap inflasi," ungkapnya.

Selain beras, lanjut Kholisun, pihaknya juga mengadakan program penyaluran jagung untuk para peternak ayam petelur melalui asosiasi-asosiasi unggas ataupun koperasi. Jagung impor tersebut dijual dengan harga lebih rendah yaitu Rp 4.900/Kg untuk jagung curah dan sekitar Rp 5.000 untuk jagung kemasan.

"Untuk memenuhi kebutuhan peternak Jateng, kami alokasikan 17.200 ton (jagung). kami alokasikan untuk peternak petelur di antaranya di Kabupaten Semarang, Kendal, Batang, Boyolali, Sukoharjo, dan Temanggung," sebutnya.

Adapun mengenai stok gula, Kholisun menyebutkan ada sekitar 360 ton dikuasi. Sedangkan stok minyak goreng ada sekitar 321.000 liter.

"Dua-duanya untuk intervensi pasar. Kami jual melalui Gerakan Pangan Murah maupun melalui RPK (Rumah Pangan Kita)," imbuhnya. (idy)

Baca juga: Mantan Camat Jaten Pertanyakan Soal Mutasi Jabatannya Jadi Sekretaris Disarpus Karanganyar

Baca juga: Polisi Menipu Polisi, Setor Rp 150 Juta Berharap Jadi Kapolsek, Ternyata Zonk

Baca juga: Sempat Viral Pelaku Pencabulan Anak di Bawah Umur di Banjarnegara Jadi Tersangka, Ini Modusnya

Baca juga: Antisipasi Insiden Kematian Seperti Pemilu 2019, KPU Demak Berikan Pelayanan Kesehatan KPPS

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved