Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ekonomi

Pertalite Bisa Rp 7.000 Per Liter? Ini Penjelasan Menteri ESDM

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif angkat suara terkait dengan kemungkinan harga Pertalite akan turun harga

Editor: muslimah
tribunjateng/dok
FOTO DOKUMEN ilustrasi SPBU di Kota Semarang 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif angkat suara terkait dengan kemungkinan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite akan turun harga.

Isu yang beredar, harga Pertalite akan turun ke level Rp 7.000/liter, dari posisi saat ini yang dibanderol Rp 10.000/liter.

Hal itu seiring dengan harga minyak dunia yang terus mengalami tren penurunan dari waktu ke waktu.

Sementara, PT Pertamina (Persero) telah menurunkan harga BBM non-subsidi per 1 November 2023, antara lain Pertamax yang kini sebesar Rp 13.400/liter dari sebelumnya Rp 14.000/liter.

Baca juga: Kronologi Ribuan Guru di Purbalingga Nyaris Masuk Bui, Mereka Kembalikan Honor Senilai Rp 8,9 Miliar

Baca juga: "Gaji Naik Dua Kali Lipat" KPU Kota Semarang Butuh 32.522 Orang untuk Jadi KPPS

Arifin mengatakan, penurunan harga Pertalite bisa saja terjadi apabila harga minyak dunia di level 60 dollar Amerika Serikat (AS) per barel.

"Kalau harga minyak di bawah 60 dolar AS, baru (bisa turun-Red) seperti dulu," katanya, saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (8/12).

Untuk saat ini, menurut dia, rata-rata harga minyak dunia masih di level 70 dollar AS per barel.

Jika dipaksakan harga Pertalite diturunkan menjadi Rp 7.000liter, maka selisih harga keekonomiannya masih terpaut jauh.

"(Kalau ditetapkan Rp 7.000) ya masih ada selisih," ujarnya.

Arifin Tasrif menuturkan, pada dasarnya pergerakan harga BBM non-subsidi mengikuti harga minyak mentah di pasar internasional.

Harga minyak mentah sempat naik beberapa waktu lalu, sehingga sempat diikuti dengan kenaikan harga Pertamax dkk.

Namun, seiring dengan mulai melemahnya harga minyak mentah, maka harga Pertamax dkk kini turun.

"Jadi kalau BBM non-subsidi itu bebas (sesuai pasar-Red), mengikuti indeks harga minyak internasional. (Harga) minyak kan sempat 92 dollar AS, 96 dollar AS juga kan pernah ya, sekarang balik lagi 86 dollar AS, jadi fluktuasi," bebernya.

Kendati demikian, BBM bersubsidi seperti Pertalite tidak serta-merta langsung mengalami perubahan harga ketika terjadi gejolak harga minyak mentah.

Lantaran, penetapan harga bergantung pada keputusan pemerintah yang memperhitungkan sejumlah faktor, termasuk kemampuan anggaran subsidi.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved