Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ekonomi dan Bisnis

OJK Jateng DIY Beberkan Kondisi Industri Jasa Keuangan di Penghujung 2023

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah dan DIY mengemukakan kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK).

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Idayatul Rohmah
Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumarjono. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah dan DIY mengemukakan kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di Jawa Tengah pada akhir tahun 2023 dalam kondisi stabil dan terjaga.


"Perkembangannya masih cukup bagus dan stabil. Kedepan, di tahun 2024 memang kita dihadapkan dengan tahun politik dan saat ini masih terpengaruh perang (konflik geopolitik). Harapannya ini tidak berpengaruh besar bagi kita dan antisipasi harus dilakukan dengan terus koordinasi antara Kementerian Keuangan, OJK, Bank Indonesia, LPS dan lembaga terkait," kata Kepala OJK Regional 3 Jateng-DIY Sumarjono, Jumat (8/12/2023).


Tercatat, pangsa pasar/market share kredit posisi September 2023 di Jawa Tengah masih didominasi oleh perbankan dengan porsi sebesar 81,52 persen. Sedangkan dari Industri Keuangan Non Bank (IKNB) sebesar 18,48 persen dengan mayoritas didominasi oleh fintech sebesar 55,02 persen, diikuti perusahaan pembiayaan 34,73 persen, LPEI 8,48 persen, Modal Ventura 1,27 persen, dan LKM 0,49 persen. 

 

Dijelaskan, posisi September 2023 di sektor perbankan, kinerja pertumbuhan aset, DPK dan Kredit perbankan di Jawa Tengah tumbuh sebesar masing-masing 6,23 persen (yoy), 7,00 persen (yoy), dan 6,60 persen (yoy).


Namun demikian, aset dan kredit sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan nasional yang tumbuh sebesar 7,15 persen (yoy) dan 8,98 persen (yoy).


Sedangkan DIY aset, DPK dan kredit tumbuh sebesar 4,13 persen (yoy), 3,60 persen (yoy) dan 10,12 persen (yoy). Aset dan DPK DIY juga tumbuh sedikit lebih rendah dibandingkan nasional yang tumbuh sebesar 7,15 persen (yoy) dan 6,58 persen (yoy).


Porsi penyaluran kredit perbankan Kepada UMKM di Jawa Tengah mencapai 50,52 persen dan DIY mencapai 47,87 persen, di atas nasional sebesar 21,47 persen dengan pertumbuhan sebesar 9,13 persen (yoy) dan 7,48 persen (yoy).


"Porsi penyaluran kredit UMKM Jawa Tengah ini telah melebihi arahan Presiden agar porsi kredit menjadi sebesar 30 persen di tahun 2024," lanjutnya.


Sektor Industri Keuangan Non-Bank
Terdapat 101 fintech yang telah berizin dan terdaftar per posisi 9 Oktober 2023. Di Jawa Tengah, kredit fintech telah mencapai Rp49,9 triliun dengan pertumbuhan 52,54 persen (yoy). 


Pertumbuhan pembiayaan Perusahaan Pembiayaan (PP) di Jawa Tengah meningkat 1,46 persen (yoy), dengan NPF terjaga di 2,30 persen (yoy).


Premi Asuransi di Jawa Tengah tumbuh 1,41 persen (yoy). Sedangkan premi di DIY tumbuh 15,85 persen (yoy). 


Aset bersih dana pensiun di Jawa Tengah tercatat tumbuh 9,90 persen (yoy) dan investasi sebesar 8,4 persen (yoy). 


Jumlah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Jawa Tengah yang sebanyak 111 LKM merupakan terbanyak secara nasional dengan aset mencapai Rp634,44 miliar atau tumbuh 5,07 persen dengan porsi terhadap nasional sebesar 42,41 persen.


Sektor Pasar Modal, per September 2023, peningkatan investor Jawa Tengah tercatat mencapai 19,73 persen (yoy) dengan nilai transaksi mencapai Rp8,94 Triliun. Sedangkan di DIY peningkatan investor sebesar 18,9 persen (yoy) dengan nilai transaksi sebesar Rp2,4 Triliun. (Idy)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved