Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Solo

Siswa Berkebutuhan Khusus di Solo Ikuti Program Magang Kerja

Sebanyak 28 siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kota Surakarta mengikuti program latihan kerja di sejumlah tempat usaha masyarakat.

Tribun Jateng/ Mahfira Putri Maulani 
Siswa Berkebutuhan Khusus di Solo saat magang kerja di tempat cuci mobil di Jalan Raden Mas Said Kota Surakarta  

TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Sebanyak 28 siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kota Surakarta mengikuti program latihan kerja di sejumlah tempat usaha masyarakat.


Anak berkebutuhan khusus (ABK) itu mengerjakan pekerjaan seperti pegawai lainnya.

Mereka magang di tempat cuci mobil, bengkel, menjahit hingga di klinik terapi.

Baca juga: Arum Laporkan Sang Ayah Ke Polresta Solo karena Sering Ancam dengan Senjata Tajam

Baca juga: Ciptakan Pendidikan Inklusif, Pemkab Wonosobo Terus Fasilitasi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus


Guru SLB N Surakarta, Musowir mengatakan program magang kerja ini merupakan program tahunan. Dimana tahun ini ada 28 siswa dari kelas 11 dan 12.


"Tahun ini ada 28 siswa terbagi dua rombongan, kelas 11 dan kelas 12. Ini program kelas 11, kelas 12 ikut karena tahun lalu belum bisa magang jadi baru magang tahun ini bersama kelas 11," kata Musowir.


Ia mengatakan setidaknya ada delapa tempat yang digunakan magang oleh para siswanya. Mulai dari hotel, cuci mobil, bengkel sepeda motor, menjahit, outlet roti hingga klinik terapi.


Dengan kegiatan ini, pihaknya berharap para siswa ABK ini bisa mengenal dunia kerja serta mengenalkan ke masyarakat bahwa anak berkebutuhan khusus bisa bekerja.


"Kami berharap anak-anak bisa mengenal dunia kerja, mengetahui tatacara kerja yang baik. Juga mengenalkan ke masyarakat anak berkebutuhan khusus bisa bekerja dengan baik sehingga kelak bisa bekerja di masyarakat," katanya.


Salah satu siswa, Guntur Wicaksono mengaku senang bisa bekerja di tempat cuci mobil. Ia mengaku sempat kesusahan saat awal-awal magang, namun akhirnya bisa mengikuti arahan.


Siswa kelas 11 itu magang di dekat sekolahnya  di Jalan Raden Mas Said Kota Surakarta. Guntur sendiri mengalami hambatan berpikir (Tunagrahita).


Meski Tunagrahita, Guntur memiliki keinginan meneruskan usaha bapaknya yang bergelut di bidang industri sablon.


Sementara itu, pemilik usaha cuci mobil, Dwi Hariono sengaja memberikan kesempatan untuk anak kebutuhan khusus bekerja, agar mereka terlatih mandiri.


Meski agak kesusahan saat pertama memberi arahan, Dwi mengatakan lama kelamaan siswa ABK bisa mengikuti pengarahan pekerjaan. 


"Anaknya bisa mengikuti arahan dengan baik. Bantuin bersihin, ngelap tetapi harus diarahkan memang harus pelan-pelan yakin lama-lama bisa. Saya yakin orang yang kekurangan bisa mandiri," katanya. (uti)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved