Pilpres 2024
Pengamat Undip Soroti Kenaikan Elektabilitas Prabowo-Gibran dan Menurunnya Suara Ganjar-Mahfud MD
Pengamat politik Universitas Diponegoro, Nur Hidayat Sardini mengulas hasil survei Litbang Kompas yang mencatat naiknya elektabilitas Prabowo-Gibran.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pengamat politik dari Universitas Diponegoro, Nur Hidayat Sardini, memperhatikan hasil survei Litbang Kompas yang mencatat kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran dan penurunan suara Ganjar-Mahfud MD.
Nur Hidayat Sardini mencatat bahwa dinamika elektoral seringkali memengaruhi naik-turunnya popularitas calon. Meski demikian, terdapat keunikan dalam dinamika saat ini, di mana masyarakat tidak terlalu mempertimbangkan latar belakang sosok calon.
"Sejak putusan Mahkamah Konstitusi (MK), perhatian tertuju pada pencalonan Gibran. Para ahli, pengamat, dan individu yang peduli terhadap moralitas bangsa ini telah memberikan pandangan mereka," ujarnya saat dihubungi tribunjateng.com, Senin (11/12/2023).
Baca juga: Hasil Survei Litbang Kompas: Prabowo Melejit Ganjar Anjlok, Ada Pergeseran Pemilih PDIP & Jokowi

Menurut Nur Hidayat Sardini, beberapa tokoh seperti jurnalis senior Goenawan Mohamad, guru besar ilmu politik Profesor Ikrar Nusa Bhakti, dan Butet Kartaredjasa telah menyuarakan pandangan mereka terkait keputusan MK yang mengabulkan gugatan terkait batas usia minimal pencalonan Presiden dan Wakil Presiden. Sementara tokoh lain juga mengkritisi jejak keluarga Presiden Joko Widodo.
"Meskipun mereka merupakan pendukung Pak Jokowi, mereka menyampaikan ekspresi kekecewaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan ada pesan moral yang ingin mereka sampaikan dan keprihatinan terhadap situasi ini," jelasnya.
Nur Hidayat Sardini menyebut kekecewaan para tokoh tersebut sebagai seruan yang bersifat reflektif dan implikatif kepada masyarakat, agar tidak terlalu fokus pada politik sensasional.
"Di balik itu, terdapat pelajaran penting terkait moralitas dalam berpolitik, terutama yang terkait dengan Pemilu," tambahnya.
Ia menilai bahwa jika survei dilakukan dengan benar, seruan yang disampaikan para tokoh seharusnya memiliki dampak. Namun, masyarakat masih terpukau oleh aspek-aspek politik yang bersifat sensasional.
"Ini menunjukkan adanya masalah moralitas publik terkait ketertarikan terhadap politik yang berbau sensasional. Survei terakhir dari Kompas masih mencerminkan gambaran seperti itu. Bagi saya pribadi, ini sangat memprihatinkan karena pandangan dari ketiga tokoh tersebut belum memberikan dampak besar terkait moralitas politik dan nilai-nilai anti nepotisme dalam preferensi masyarakat terhadap politik yang bersifat sensasional," tutupnya.
Pertemuan Tertutup Prabowo dan SBY di Kertanegara IV Bahas Tantangan 5 Tahun ke depan |
![]() |
---|
Prabowo Ungkap Pesan Jokowi soal Banyak Titipan Menjelang Pelantikan Presiden |
![]() |
---|
Akankah PDI-P akan Memilih di Luar Pemerintahan |
![]() |
---|
Pigura Foto Prabowo-Gibran Mulai Laris Manis |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Resmi Jadi Pemenang Pilpres 2024, PDIP Tak Hadir di Rapat Pleno Penetapan Presiden |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.