Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mata Lokal Memilih

Ini Penyebab Eelektabilitas Ganjar Mahfud Merosot Menurut Pengamat dari Undip

Prediksi penyebab elektabilitas Ganjar Mahfud merosot diungkap Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip), Muchamad Yulianto.

Editor: rival al manaf
Istimewa
Ganjar Mahfud nampak kompak menghadiri acara deklarasi kampanye damai yang digelar dua penyelenggara pemilu 

TRIBUNJATENG.COM - Prediksi penyebab elektabilitas Ganjar Mahfud merosot diungkap Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip), Muchamad Yulianto.

Untuk diketahui, survei Litbang Kompas mencatat elektabilitas Prabowo-Gibran menempati posisi pertama sebesar 39,3 persen.

Kedua, paslon Anies-Muhaimin sebanyak 16,7 persen.

Lalu di posisi terakhir Ganjar-Mahfud di angka 15,3 persen.

Baca juga: Soal Temuan Potongan Payudara di Sungai Surabaya, Ada Pemberat Batu, Ini Kata Polisi

Baca juga: Chord Kuci Gitar Bertemu Kembali Melly Geoeslaw dan Nike Ardilla

Baca juga: PDAM Toya Wening Beri Empat Motor Kepada Pelanggan yang Tertib dan Tepat Waktu Membayar Rekening

Muchamad Yulianto menilai adanya pertarungan mesin politik PDI-P melawan keluarga Presiden Jokowi yang berdampak pada merosotnya survei elektabilitas pasangan calon (paslon) Ganjar-Mahfud dalam Survei Litbang Kompas.

"Khusus di Jateng sesungguhanya adalah pertarungan mesin politik PDI-P melawan keluarga Jokowi."

"Ternyata Jokowi makin ke sini makin memperoleh simpati di masyarakat Jateng. Membuat suara anaknya (Gibran Rakabuming Raka) makin kuat," tutur Yuli melalui sambungan telepon, Rabu (13/12/2023).

 

Yuli mengatakan, sikap PDI-P yang seakan menyerang Jokowi membuat sikap simpatisan Jokowi yang sempat mendukung Ganjar akhirnya berubah dan beralih mendukung kubu Prabowo.

"Ada perasaan janggal, iba, tidak terima dari pendukung Jokowi yang selama ini memilih Ganjar."

"Sehingga dia bermigrasi ke Prabowo. Itu efek negatif bagi PDI-P," tandasnya.

Pihaknya menyebut, situasi politik yang terjadi saat ini merupakan efek politik belas kasihan.

Pasalnya, menurutnya, Jokowi dilihat sebagai representasi orang Jateng yang berhasil memimpin RI.

"Karena masyarakat Jateng itu kalau (Jokowi) dikuyo-kuyo (direndahkan) itu malah dapat simpati. Jadi kalau Jokowi diserang, di Jateng malah makin kuat, itu efek politik belas kasihan," bebernya.

Sementara itu, Pengamat Politik Undip lainnya, Wahid Abdulrahman menilai anjloknya nilai Ganjar-Mahfud dalam survei itu disebabkan mesin politik PDI-P di Jateng yang belum bekerja sepenuhnya untuk paslon tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved