Berita Kudus
Kasus Stunting di RSUD Kudus Tembus 100 Pasien/Bulan di Penghujung 2023
RSUD Dr Loekmono Hadi Kudus mencatat adanya peningkatan jumlah pasien stunting yang menjalani pengobatan di rumah sakit di penghujung 2023.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - RSUD Dr Loekmono Hadi Kudus mencatat adanya peningkatan jumlah pasien stunting yang menjalani pengobatan di rumah sakit di penghujung 2023.
Pasien stunting yang dilakukan penanganan di RSUD Dr Loekmono Hadi Kudus meningkat dari sebelumnya di angka 30-60 pasien per bulan kini tembus lebih dari 100 pasien per bulan.
Peningkatan terjadi dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, dengan catatan pernah terjadi 120 kasus dalam sebulan.
Direktur RSUD Dr Loekmono Hadi Kudus, dr Abdul Hakam menyampaikan, jumlah pasien yang menjalani perawatan di RSUD Kudus mengalami peningkatan secara umum dalam beberapa bulan terakhir. Termasuk pasien anak-anak yang didiagnosa mengalami stunting.
Kata dia, peningkatan signifikan terjadi pada temuan stunting hingga dua kali lipat dari sebelumnya. Dari jumlah terdata sebelumnya di bawah 60 pasien, kini sudah melampaui 100 pasien per bulan dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.
Namun, pihak rumah sakit menemukan bahwa tidak semua kasus yang dicurigai stunting didiagnosa karena stunting murni.
Artinya, bisa saja ada penyakit lain di luar stunting yang dinilai menjadi penyebab stunting.
Misalnya, penyakit kelainan jantung, hormon, sindrom down, dan beberapa jenis penyakit lainnya.
Beberapa penyakit tersebut dinilai sebagai jenis penyakit yang tidak masuk dalam kategori stunting hasil rekomendasi dari dokter spesialis anak. Sehingga penanganannya pun tidak sama.
"Diagnosa awal ketika masuk ke rumah sakit adalah stunting. Setelah menjalani pemeriksaan, kajian, analisis dan pengecekan lebih lanjut, hanya 50 persen yang dinyatakan murni stunting," terangnya, Kamis (14/12/2023).
Dr Hakam menjelaskan, jika hasil pemeriksaan bukan murni stunting, pihak rumah sakit bakal menyampaikan hal tersebut kepada pihak faskes rujukan awal pasien. Supaya kasus pasien yang bersangkutan dikeluarkan dari kategori stunting.
Selanjutnya dilakukan penanganan lebih lanjut sesuai dengan diagnosa penyakit.
Sementara mayoritas pasien stunting yang menjalani perawatan di RSUD Dr Loekmono Hadi berusia di bawah 2 tahun.
Pemeriksaan dan penentuan stunting di rumah sakit sudah dicover dari BPJS Kesehatan. Namun tidak untuk penanganan lebih lanjut, seperti contoh pemberian susu khusus stunting.
"Pasien stunting yang menjalani perawatan di RSUD dr Loemono Hadi kami support dengan pemberian susu gratis," ujarnya.
Pemkab Kudus Siap-siap Sulap eks Stasiun Wergu Jadi Pusat Kuliner, Pengelolaan Tunggu Investor |
![]() |
---|
Nida Saidatul Iza Anggota PAW DPRD Kudus, Dorong Generasi Milenial Makin Melek Politik |
![]() |
---|
Beda Nasib dengan Pati, Kenaikan PBB-P2 di Kudus Hanya 10-30 Persen, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Warga Kudus Tak Perlu Khawatir, Ini Solusi Bupati Samani Jika Kepesertaan BPJS Sudah Nonaktif |
![]() |
---|
Sosok Nida Saidatul Iza Anggota DPRD Kudus Hasil PAW, Alumnus Undip Berusia 25 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.