Berita Internasional
Israel Brutal Bom Markas Bulan Sabit Merah, WHO Sebut Kondisi Gaza Sulit Diungkap dengan Kata-kata
Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan Pemboman Israel terhadap markas Bulan Sabit Merah di Gaza itu tidak dapat diterima
TRIBUNJATENG.COM - Sistem kesehatan di Gaza pada dasarnya telah lumpuh.
Menyusul serangan Israel yang makin mambabi buta.
Sasaran mereka adalah rumah sakt, pengungsi dan fasilitas kesehatan lain.
Terbaru, tentara Israel menyasar melakukan pemboman terhadap Markas Bulan Sabit Merah di Gaza.
Baca juga: Turki Tangkap 33 Orang Intelijen Mossad Israel, 13 Lainnya Sedang Diburu
Baca juga: Puluhan Warga Gaza Mengungsi di Kandang Hewan Buas, Merasa Lebih Aman dari Israel
Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan Pemboman Israel terhadap markas Bulan Sabit Merah di Gaza itu tidak dapat diterima.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada hari Selasa mengutuk pemboman yang menargetkan markas besar dan rumah sakit milik Bulan Sabit Merah Palestina di Jalur Gaza, dan menggambarkan pemboman ini sebagai tidak dapat diterima.
Tedros mengatakan dalam sebuah postingan di platform X: “Saya mengutuk serangan yang menargetkan Rumah Sakit Al-Amal saat ini, yang dijalankan oleh Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina.”
Direktur Jenderal menekankan bahwa operasi pengeboman yang terjadi saat ini tidak dapat diterima.
Sistem kesehatan di Gaza pada dasarnya sudah runtuh, dan para pekerja kesehatan dan bantuan terus-menerus menghadapi hambatan dalam upaya mereka untuk menyelamatkan nyawa manusia.
Posisi Tedros muncul tak lama setelah Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan bahwa pemboman Israel menargetkan markas besarnya di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada hari Selasa, markas bulan sabit Merah diserang dua kali berturut-turut, dan Rumah Sakit Al-Amal di sebelahnya, yang dijalankan oleh asosiasi tersebut dan saat ini menampung sekitar 14.000 pengungsi.
Menurut Bulan Sabit Merah, pemboman Israel mengakibatkan terbunuhnya lima orang pengungsi, termasuk seorang bayi yang berusia tidak lebih dari seminggu, dan melukai tiga orang, termasuk seorang sukarelawan pertolongan pertama.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa personel dari organisasi tersebut dan lainnya dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) memeriksa lokasi pemboman ini pada hari Selasa, di mana mereka menyaksikan kerusakan yang luas dan pengungsian. warga sipil.
Menurut Bulan Sabit Merah, 14.000 pengungsi mengungsi di kantor pusat asosiasi dan Rumah Sakit Al Amal.
Menurut Tedros, "banyak dari pengungsi ini kini telah pergi, dan sisanya sangat khawatir akan keselamatan mereka dan berencana meninggalkan tempat mereka mencari perlindungan dan perlindungan."
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia menekankan bahwa “di bawah hukum humaniter internasional, rumah sakit, ambulans, pekerja kesehatan, dan orang yang mencari perawatan harus dilindungi setiap saat.”
10 Orang Terkaya Dunia dari Indonesia Versi Forbes Agustus 2025, Kekayaan Capai Ratusan Triliun |
![]() |
---|
Pria Tewas Tersambar Petir saat Bulan Madu di Pantai |
![]() |
---|
Trauma Covid, Orang Tua Kurung 3 Anak di Rumah 4 Tahun dan Paksa Pakai Masker |
![]() |
---|
Burung Beo Bantu Polisi Bongkar Jaringan Narkoba yang Dikendalikan Napi |
![]() |
---|
Wanita Tunawisma Tewas Dikeroyok Anjing Liar, Luka Parah di Wajah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.