Berita Semarang
Pemkot Akan Beli Pompa Air Lagi untuk Atasi Banjir Semarang
Pemkot Semarang berencana mengajukan penambahan pompa kepada Kementerian PUPR mengingat aliran air menuju ke Banjir Kanal Barat.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Persoalan sampah dan masalah pompa masih menjadi problematik pemicu banjir di Ibu Kota Jawa Tengah.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta ada penyaring sampah agar tidak menumpuk di saluran air.
Hasil pantauan di wilayah Semarang bagian barat, yakni Tawang Mas dan Madukoro, ditemukan tumpukan sampah di saluran air. Sampah dari Bojongsalaman, Pusponjolo, Karangayu, Semarang Indah masuk ke saluran dan menyumbat di rumah pompa.
Baca juga: Hujan Deras Semalam, Jalan Muktiharjo Semarang Banjir, Banyak Motor Mogok
"Sehingga, kalau masing-masing ada screen (penyaring) itu akan minimal bisa menyaring sampah-sampah di Tawang Mas karena pada saat banjir itu limpasan dari Semarang Indah airnya menumpuk karena terhambat sampah, dan itu termasuk sampah pasar,” ujar Ita, saat tinjauan ke saluran Madukoro dan Tawangmas, Selasa (2/1)
Selain persoalan sampah, lanjut dia, masih ditemukan permasalahan pompa. Terdapat kerusakan pada panel penggerak yang menjadi pemicu pompa tidak bisa digunakan.
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) tengah melakukan pengadaan dan diperkirakan akan tiba pada bulan Januari ini.
“Ada kerusakan satu panel untuk penggerak. Informasi dari DPU, satu panel ini nanti akan datang dari Jerman pada tanggal 10 Januari," jelasnya.
Lebih lanjut, Ita memaparkan, perlunya penambahan kapasitas pompa. Pasalnya, seharusnya bisa dioptimalkan lima pompa, namun masih terdapat tiga pompa. Pengadaan satu pompa seharga Rp 12 miliar.
“Satu pompa harganya sekitar Rp 12 miliar. Saya minta, di tahun 2024 ini minimal bisa beli satu pompa lagi,” tandasnya.
Sementara, di rumah pompa Madukoro, pihaknya mengerahkan dua unit pompa mobile untuk membantu menarik air dari wilayah Semarang Indah dan Puri Anjasmoro. Pasalnya, pompa air di Madukoro sudah tua, yakni sejak 2014.
Pihaknya berencana mengajukan penambahan pompa kepada Kementerian PUPR mengingat aliran air menuju ke Banjir Kanal Barat.
"Pompa ini sejak 2014 bantuan BBWS. Karena ini airnya menuju ke Banjir Kanal Barat, maka kami upayakan bisa minta dulu kepada Menteri PUPR, karena memang dulu bangunannya dari Pemkot Semarang, mesinnya BBWS atau PUPR. Kami sedang mengupayakan, tapi kalau tidak bisa, kami beli satu dulu. Karena ini kapasitas dua pompa mencapai 2.000 liter," jelasnya.
Tak hanya itu, diakuinya, pengendalian banjir di Semarang juga terkendala permasalahan sedimentasi, misalnya di Banjir Kanal Barat, pengendapan material susah dikendalikan.
"Air laut sedang pasang, jadi air mengarah ke daratan sehingga ini yang juga menjadi satu kendala. Kenapa air balik muter lagi, karena yang di wilayah Banjir Kanal Barat ini sedimennya sudah menjadi kayak daratan. Yang harusnya air masuk ke sungai, balik lagi ke rumah pompa lagi. Mungkin juga harus kita kordinasikan dengan BBWS atau PUPR," jelasnya. (eyf/tribun jateng cetak)
Penerima Bisyarah di Semarang Naik, Pemkot Tambah Kuota dan Anggaran |
![]() |
---|
Kota Semarang Cerah, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini Selasa 23 September 2025 |
![]() |
---|
Harga Ayam Potong Tembus Rp40 Ribu di Semarang, Ternyata Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
100 Siswa Sekolah Rakyat Kota Semarang Mulai Persiapan Ikuti MPLS |
![]() |
---|
Retribusi Anjlok Hingga Jual-Beli Lapak Ilegal, Persoalan di Balik Penataan Simpang Lima Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.