Berita Iran
Iran Umumkan Berkabung Nasional Buntut dari Serangan Bom di Kerumunan Massa Tewaskan 84 Orang
emerintah Iran mengumumkan hari Kamis (4/1/2024), sebagai hari berkabung nasional. Sedangkan di Provinsi Kerman, hari berkabung akan dilaksanakan sel
TRIBUNJATENG.COM, TEHERAN -- Pemerintah Iran mengumumkan hari Kamis (4/1/2024), sebagai hari berkabung nasional.
Sedangkan di Provinsi Kerman, hari berkabung akan dilaksanakan selama tiga hari.
Pengumuman itu menyusul adanya serangan bom mengguncang di tengah kerumunan massa saat acara peringatan kematian pemimpin Garda Revolusi, Qassem Soleimani.
Serangan bom tersebut terjadi di dekat makam Soleimani di Provinsi Kerman, Rabu (3/1/2024), dan menewaskan 95 orang (sebelumnya disebut 104 orang).
Dulu, Soleimani dibunuh lewat serangan drone yang dilakukan Amerika Serikat (AS) di Baghdad, Irak, tahun 2020.
Parlemen Iran melalui Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri berencana mengirim delegasi ke Kerman untuk menginspeksi aspek berbeda dari apa yang mereka sebut sebagai “aksi teroris”.
Juru bicara Komite Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Iran, Abolfazi Amouei, mengatakan serangan tersebut mengindikasikan bahwa perjuangan Jenderal Qassem Soleimani melawan terorisme berada di jalan yang benar.
Amouei pun menjanjikan perjuangan Soleimani akan dilanjutkan dengan kuat.
Dikutip dari kantor berita AFP, ledakan terjadi di dekat Masjid Saheb Al Zaman, Kota Kerman, kampung halaman Soleimani yang juga lokasi permakamannya.
Sementara juru bicara kepolisian Iran mengumumkan, tiga polisi gugur ketika berusaha membantu korban serangan bom di Kerman.
Dua ledakan terjadi ketika peringatan kematian Qassem Soleimani digelar di dekat makamnya, Rabu.
Hingga kini belum ada yang mengaku sebagai pihak yang melancarkan serangan. Namun, Iran menuduh AS dan Israel ikut berperan dalam serangan tersebut.
Amerika Membantah
AS telah membantah keterlibatan mereka dalam aksi tersebut. “Amerika Serikat tak terlibat sama sekali. Kami juga tak memiliki alasan untuk percaya Israel terlibat dalam pengeboman,” tutur juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, seperti dilansir France24.
Sedangkan juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari berdalih fokus mereka saat ini adalah Gaza, bukan yang lain.
Stasiun televisi pemerintah Iran menyebutnya sebagai serangan teroris. Insiden ini terjadi sehari usai wakil pemimpin Hamas yaitu Saleh Al Arouri (sekutu Iran) tewas dalam serangan drone di Beirut, Lebanon.
Wakil Gubernur Kerman yakni Rahman Jalali menuturkan, ledakan itu adalah serangan teroris tetapi belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.
“Jumlah orang tewas meningkat jadi 103 orang setelah tewasnya para korban luka dalam ledakan teroris,” lapor IRNA yang sebelumnya melaporkan 73 orang tewas.
Adapun 141 orang lainnya terluka dalam pemboman itu, lanjut IRNA, seraya menambahkan bahwa beberapa orang kondisinya kritis.
“Kami sedang berjalan ke permakaman ketika ada mobil tiba-tiba berhenti di belakang kami dan tempat sampah berisi bom meledak,” kata saksi mata yang dikutip ISNA.
“Kami hanya mendengar suara ledakan dan melihat orang berjatuhan. Ada bom di tempat sampah,” tambah keterangan saksi tersebut tentang bom di dekat makam Qasem Soleimani.
Revisi Jumlah Korban
Otoritas Iran pada hari Kamis (4/1) merevisi jumlah korban tewas akibat ledakan bom pada peringatan kematian seorang jenderal terkemuka.
Otoritas Iran mengatakan dua ledakan di selatan negara itu menewaskan 84 orang.
Dilansir AFP, Kamis (4/1/2024), kantor berita resmi Iran, IRNA, mengutip Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi yang mengatakan bahwa "menurut statistik forensik, sejauh ini jumlah korban tewas dalam insiden ini telah diumumkan sebanyak 84 orang."
Sebelumnya dilaporkan bahwa 103 orang tewas dalam ledakan di Iran selatan di makam Jenderal Garda Revolusi Qasem Soleimani, ketika para pelayat berkumpul tepat empat tahun setelah dia tewas dalam serangan drone Amerika Serikat.
Revisi jumlah korban tewas ini juga dikonfirmasi oleh kepala layanan darurat Iran, Jafar Miadfar.
Dia mengatakan penghitungan sebelumnya disebabkan oleh fakta bahwa beberapa jenazah telah terpotong-potong dan dihitung "beberapa kali."
Miadfar mengatakan bahwa 284 orang terluka dalam apa yang oleh otoritas disebut sebagai "serangan teroris" di kota Kerman di Iran selatan. Dia menambahkan bahwa "195 orang masih dirawat di rumah sakit."
Mayor Jenderal Qasem Soleimani yang merupakan salah satu komandan paling berpengalaman di Iran, tewas dalam serangan udara terencana oleh Amerika Serikat (AS). Serangan yang diperintahkan Presiden AS Donald Trump itu terjadi di dekat bandara internasional Baghdad pada Jumat (3/1/2020).
Semasa hidupnya, Qasem Soleimani memimpin pasukan elite Quds dari Garda Revolusi Iran, yang bertugas sebagai unit operasi luar negeri di negara Republik Islam tersebut. (kompas/tribun/cnn/afp)
Baca juga: Inilah Sosok Raman Sharma, Pria Botak Yang Dicium Putri Anne Ternyata Punya Pekerjaan Mentereng
Baca juga: Harga Tomat Melonjak di Awal 2024, Pedagang Khawatir Dagangan Tidak Laku
Baca juga: Sosok Julian Dwi Setiyono, Masinis yang Meninggal Dunia saat Tabrakan Kereta di Bandung
Baca juga: Syarat Pemain Timnas Indonesia Pilihan Shin Tae-yong: Kuat Lari 13 Kilometer dan VO2Max di Atas 60
Inilah Alasan Kenapa Wakil Presiden Iran Mundur Setelah Hanya 11 Hari Menjabat |
![]() |
---|
Ahli Bedah Jantung Jadi Presiden Iran, Masoud Pezeshkian akan Dilantik Bulan Depan |
![]() |
---|
Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas dalam Kecelakaan Helikopter Warga Iran Berkabung Lima Hari |
![]() |
---|
Helikopter Presiden Iran Jatuh, Jenazah Dapat Dikenali dan Sosok Ini Sempat Telepon Paska Jatuh |
![]() |
---|
Iran Izinkan Warganya Umrah ke Arab Saudi setelah 8 Tahun Melarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.