Berita Semarang
Tinjau Pasar Tradisional, Mbak Ita Pastikan Tak Ada Gejolak Harga Pangan
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu melakukan tinjauan dan mengecek harga beberapa komoditi di beberapa pasar trandisional
Penulis: iswidodo | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu melakukan tinjauan dan mengecek harga beberapa komoditi di beberapa pasar trandisional, untuk mengantisipasi kenaikan harga khususnya sayur.
Jika biasanya, Mbak Ita, sapaan akrabnya, meninjau pasar-pasar di tengah kota, kali ini dirinya menyambangi dan menyapa para pedagang di Pasar Kapling, Sendangguwo, Kecamatan Tembalang.
"Di Kota Semarang kemarin ada kenaikan harga tomat dari harga Rp 18-20 ribu/kg menjadi Rp 25 ribu/kg. Hari ini saya cek di pasar Kapling.
Karena biasanya yang kami cek pasar di tengah kota seperti Karangayu, Peterongan, Pasar Bulu dan Johar. Kini kita menengok dan meninjau kegiatan yang ada di Pasar Kapling," kata Mbak Ita, di sela tinjauan, Senin (8/1).
Dalam tinjauan tersebut, Mbak Ita menyapa pedagang, sembari membeli tomat dan beberapa sayuran. Tak hanya itu, hasil belanjaan Mbak Ita, kemudian ia bagi-bagikan kepada masyarakat di sekitar Pasar Kapling.
"Tadi saya beli tomat dan sayuran. Alhamdulillah sekarang sudah turun semua. Jadi harga tomat hijau tadi saya beli Rp 18 ribu/kg, tomat buah yang besar sudah turun jadi Rp 23 ribu/kg," terangnya.
Menurut Mbak Ita, kenaikan harga yang terjadi kali ini karena pasokan atau distribusi tomat dan sayuran ini yang diambil dari Bandungan dan Magelang.
"Mungkin di sana panen berkurang. Bahkan ada gagal panen juga. Setelah saya cek di Pasar Kapling ini Alhamdulillah relatif harga-harga sudah turun termasuk cabai. Hanya cabai keriting yang agak mahal sedikit, tapi cabai hijau, cabai setan sudah turun," katanya.
Mbak Ita menyebut, sejumlah upaya dilakukan pihaknya untuk mengantisipasi berbagai kenaikan harga komoditi yang akhir-akhir ini terjadi.
"Dari dulu kami selalu mengajak ibu-ibu rumah tangga, kelompok tani dan masyarakat untuk menanam tiga komoditi penyumbang inflasi seperti cabai, tomat dan bawang," ujarnya.
Memang sudah ada masyarakat yang menanam sendiri, lanjut Mbak Ita, bahkan mereka banyak yang sudah tidak merasakan kenaikan karena sudah panen sendiri.
"Menanam mudah kok. Satu atau dua pohon cabai sudah bisa dipanen berkali-kali. Kalau rumah tangga kan kebutuhan gak banyak kecuali kalau untuk usaha," bebernya.
Selain itu, kata Mbak Ita, dirinya juga berupaya menurunkan harga dengan menggelar intervensi operasi pasar. "Alhamdulillah sudah turun lagi (harga) sudah stabil. Saya imbau masyarakat jangan panik karena suplai masih tersedia," jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan, sidak kali ini merupakan kepedulian Wali Kota Semarang kepada masyarakat.
"Kalau ada kenaikan harga, Bu Ita langsung kontak ke kita. Saat beras naik, Bu Ita turun sehingga ada kerja sama antara pemerintah kota dengan Bank Indonesia dengan melaunching Kios Pandawa," ujarnya.
Duduk Perkara Dokter Dianiaya Dosen Saat Persalinan Istri, Dipaksa Lakukan ILA - Tribun Jateng |
![]() |
---|
Duduk Perkara Tewasnya Pengusaha Gadai Mandiri di Semarang, Sempat Dikira Tidur - Tribun Jateng |
![]() |
---|
Dua Mahasiswa Undip Sekap Intel Polda Jateng Dituntut Hukuman Penjara 2 Bulan 10 Hari |
![]() |
---|
Rangkaian Program GIIAS Semarang 2025, Pengunjung Bisa Test Drive dan Ikuti Agenda Seru Lainnya |
![]() |
---|
RSND dan FK Undip Ajak Warga Sadar Kesehatan Lewat Program Spesialis Keliling |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.