Berita Papua Nugini
Kerusuhan dan Penjarahan Melanda Papua Nugini Dipicu Pemotongan Gaji Polisi dan PNS
Sedikitnya 15 orang dilaporkan tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Ibu Kota Papua Nugini, Port Moresby dan di satu kota lainnya.
"Media sosial menangkap informasi yang salah, informasi yang keliru," kata Marape, menurut New York Times seraya menambahkan bahwa orang-orang mengambil keuntungan dari tidak adanya aparat kepolisian di jalanan.
Pada Rabu (10/01) pagi, tentara, polisi dan staf penjara menggelar unjuk rasa yang berjalan damai, setelah menyadari gaji mereka dipotong tanpa ada penjelasan. Namun pada Rabu sore, kerusuhan telah menyebar ke seluruh Ibu kota Port Moresby.
Tayangan televisi memperlihatkan kerumunan orang dalam jumlah besar dan aksi penjarahan pun berlangsung di seluruh kota. Sebuah pusat perbelanjaan mewah termasuk di antara gedung-gedung yang terbakar. Aparat kepolisian kemudian berupaya memulihkan ketertiban.
Petugas ambulans mengatakan mereka telah menangani beberapa korban luka tembak, sementara Kedutaan AS melaporkan adanya tembakan di dekat kompleks kedutaan. Pada Rabu (10/01) malam, sebagian besar aksi kekerasan telah menurun eskalasinya.
Kemerosotan Ekonomi
Kemudian pada Kamis (11/1/2024), Australia, negara tetangga dan mitra keamanan utama Papua Nugini, mendesak adanya ketenangan di negara tersebut.
Marape, yang bertemu dengan pemimpin Australia bulan lalu, belum meminta bantuan kehadiran pasukan penjaga perdamaian dari negara itu. Negara yang berbatasan darat dan laut dengan Indonesia ini sedang dilanda resesi ekonomi.
Di tengah kemerosotan ekonomi di negaranya yang menyebabkan tingkat inflasi dan angka pengangguran tinggi, Marape menghadapi tekanan yang semakin besar. Pihak oposisi telah berupaya mengajukan mosi tidak percaya padanya.
Sejumlah analis mengatakan ketidakpuasan di masyarakat telah menyebabkan kerusuhan pada Rabu kemarin.
"Peristiwa yang terjadi hari ini di Port Moresby merupakan perwujudan dan ungkapan penderitaan ekonomi serta sosial yang dialami polisi, militer, dan pegawai publik lainnya di Papua Nugini. Serta seluruh pekerja dan masyarakat pada umumnya," ujar analis PNG Think Tank, Samson Komati kepada Australian Broadcasting Corporation. (bbc/tribun)
Baca juga: Menegerikan! Geng Narkoba Menyandera Ratusan Penjaga Tahanan di Ekuador
Baca juga: Rem Blong di Turunan, Minibus Isi 12 Penumpang Terguling
Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Jumat 12 Januari 2024, Taurus Kesabaran Adalah Kunci
Baca juga: Siap-Siap PLN Lakukan Pemeliharaan, Mati Lampu 3 Jam Hari Ini Jumat 12 Januari 2024 Cek Wilayahnya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.