Berita Regional
Kustini Menagis, Motor Buat Ngojek Terbawa Banjir, Ia Mengais di Tumpukan Sampah, Rumah juga Ambruk
Kustini mengatakan, dengan motor itu, ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan menafkahi anak dan ibunya Aminah (59) karena sudah tak memiliki suami
TRIBUNJATENG.COM - Kustini, tak bisa membendung kesedihannya, Ia menangis dalam pelukan keluarga yang mencoba menghibur.
Sedang anaknya, Keysa (15). hanya bisa melihat dengan pilu.
Kustini menjadi korban banjir bandang di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bandung, Kamis (11/1/2024).
Imbas banjir bandang itu dia kehilangan sepeda motornya yang biasa digunakan untuk bekerja sebagai driver ojol.
Dalam salah satu kesempatan, wanita berkerudung cokelat itu mengangkat sampah-sampah banjir bandang itu dan melihat-lihat bagian bawah tumpukan sampah itu.
Baca juga: Cara Gampang Intip Password Wifi Cafe Terdekat dengan Android, Bisa Thetering Gratis Aman dan Legal
Baca juga: 4 Nyawa Melayang dalam Tragedi Carok di Bangkalan, 2 Korban Kakak Beradik
Tumpukan sampah itu tepat berada depan rumah, di dekat tanggul Sungai Cigede yang jebol, Kamis (11/1/2024), hingga mengakibatkan banjir bandang dan merendam kampung Lamajang Peuntas.
Wanita yang memakai jaket hitam tanpa alas kaki itu beberapa kali menanyakan sesuatu kepada warga yang ada di sekitar.
Bahkan ia berbincang cukup lama dengan seorang pria di area tersebut, sambil menunjuk-nunjuk tumpukan sampah bambu dan kayu sisa banjir.
Belakangan diketahui, wanita tersebut sedang mencari sepeda motor berjenis matik miliknya yang kemarin terbawa arus air banjir bandang.
Kustini mengaku, sebelum banjir terjadi, ia memarkirkan sepeda motornya di jalan dekat lokasi tanggul Sungai Cigede jebol.
"Saya memarkirkan motor di situ karena biasanya tak terendam banjir," ujar Kustini, yang matanya terlihat berkaca-kaca.
Kustini mengatakan, selain motornya terdapat motor warga lainnya yang disimpan di lokasi itu dan sampai sekarang belum ditemukan.
"Yang diparkir di situ ada sekitar 10 motor lebih karena biasanya meski di rumah banjir di lokasi itu tak banjir, " ujar Kustini.
Saat itu kata Kustini, dirinya sengaja menyimpan motornya di sana untuk antisipasi jika terjadi banjir, namun hal yang tak terduga terjadi.
"Tanggul jebol (dekat motornya) jadi penyebab banjir bandang, dan motor saya hanyut, sampai sekarng belum ditemukan," katanya, di dekat tanggul jebol itu.
Menurut Kustini, ia juga sudah melapor kepada tim SAR tapi motornya masih belum ditemukan.
"Motor itu sangat penting bagi saya karena karena kalau tak ada motor saya tak bisa kerja," katanya.
Kustini mengatakan, dengan motor itu, ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan menafkahi anak dan ibunya Aminah (59) karena sudah tak memiliki suami.
"Saya kerja jadi ojek online, makanya kalau tak ada motor saya tak bisa kerja.
Sebab tak ada kerjaan lain untuk bisa memenuhi kebutuhan ibu dan anak saya," ujar Kustini.
Menurut Kustini, pencarian motornya yang terbawa arus banjir bandang itu sulit karena banjirnya membawa sampah dan lumpur, hingga jika tertimbun tak terlihat.
"Sekarang juga banyak sampahnya, ini di bawah tumpukan sampah ini terlihat ada motor.
Motor saya warna biru putih," katanya.
Memang terlihat ada motor di tumpukan sampah tersebut, dalam tumpukan sampah yang ditunjuknya terlihat motor ber-shockbreker warna merah.
"Tapi gak tau motor saya ada di situ atau tidak," katanya.
Menurut beberapa warga, kata Kustini, di bawah tumpukan sampah bercampur lumpur itu ada beberapa motor.
Kustini mengaku, akibat banjir tersebut kemarin malam mengungsi ke SMPN 1 Dayeuhkolot dan kini untuk sementara mengungsi di rumah saudaranya yang ada di Palasari.
Sore tadi, kustini terlihat kebingungan, pasalnya usahanya mencari motornya yang terbawa hanyut belum membuahkan hasil.
Saat ia memutuskan menghentikan pencariannya, dan kembali ke rumah saudaranya.
Setelah melewati jembatan Sungai Cigede, tangis Kustini pecah. Anaknya pun yang bisa melihat sang ibu.
Tangis Kustini pecah, saat ada kerabatnya merangkulnya dan memeluknya, sambil memberi motivasi kepada kustini untuk tetap tabah dan sabar atas kejadian yang menimpanya.
Selain motornya yang hingga kini belum ditemukan, akibat hanyut diterjang bajir bandang, rumah milik Kustini, juga ambruk diterjang banjir.
Kustini mengungkapkan, sebelum terjadi banjir bandang, dirinya mengantisipasi banjir dengan menitipkan anaknya di rumah kakaknya yang memiliki rumah dua tingkat.
Saat kejadian banjir bandang, Kustini Mengaku sedang berada di rumah bersama ibunya, setelah membereskan barang antisipasi terjadi banjir.
"Biasanya banjir bertahap dan paling tinggi sekitar 1 meter.
Tapi banjir kemarin, tiba-tiba air tinggi. Saya sudah naik ke tempat tinggi di rumah air terus naik," kata dia.
Kustini mengaku, saat itu dirinya panik ingin bisa menyelamatkan diri bersama ibunya karena banjir tak seperti biasanya, air langsung tinggi dan deras.
"Saya sudah naik paranggong (tempat tinggi seperti meja yang dibuat untuk menyimpan barang jika banjir) namun air terus naik," ujarnya.
Namun, menurut Kustini, air terus naik, akhirnya dirinya menjebol atap.
"Saya jebol atap, untuk menyelamatkan diri, saat itu tak terpikir apapun hanya bagaimana saya dan ibu bisa menyelamatkan diri," katanya.
Setelah menjebol atap, kata Kustini, dirinya bersama ibunya naik ke atas genteng.
"Untungnya ibu diberi kekuatan untuk naik ke genteng, di atas genteng, saya teriak teriak minta tolong," katanya.
Lalu, kata Kustini ada tetangganya, yang atap rumahnya sudah dicor.
"Saya dan ibu ditolongnya dibawa ke rumahnya yang atapnya dicor, menyusuri genteng dan akhirnya bisa naik ke rumah tetangga itu," ujar Kustini.
Kustini mengatakan, saat di atap rumah tetangganya, ia melihat rumahnya ambruk dihantam derasnya air banjir bandang saat itu.
"Untung saya sudah naik ke rumah tetangga. Akhirnya Jumat sekiat pukul 01.00 WIB, ada tim sar mengevakuasi.
Saya dievakuasi dengan cara dipunggu (duduk diatas pundak tim sar), lalu tim sar berjalan dengan memegang tambang menyusuru gang," kata dia.
Begitu juga dengan ibunya, kata Kustini, tim SAR mengevakuasinya dengan cara yang sama.
"Alhamdulillah selamat, malam kemarin saya ngungsi di SMPN 1 Dayeuhkolot, sekarang di rumah saudara," tandasnya. (Tribunjabar)
Detik-detik Dinding Masjid Rubuh Timpa Pekerja yang Gotong Royong Perbaikan, Dua Korban Tewas |
![]() |
---|
Terjadi Lagi, BBM Pertalite Bercampur Air Dijual ke Masyarakat Oleh Agen Resmi Pertamina |
![]() |
---|
Plt Lurah Bikin Heboh, Pecat Massal Kepala Lingkungan Lewat Pengumuman Masjid |
![]() |
---|
Akhirnya Terungkap Fungsi Lakban Kuning Terlilit di Kepala Arya Diplomat |
![]() |
---|
Viral Video 21 Detik Pegawai Puskesmas Wonosari I Asyik Karaoke Saat Jam Kerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.