Mata Lokal Memilih
Gus Ipul Akui PBNU Beri Arahan soal Pilpres: Boleh Dong. . .
Ia menyebut, NU tidak bisa hanya menjadi seperti event organizer yang memberikan panggung kepada orang lain, lalu hanya menjadi penonton
Ia mengklaim, Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf banyak mendapatkan pertanyaan terkait dengan arahan bagi pengurus di tingkat wilayah dan cabang untuk bersikap menjelang pilpres, karena beredar banyak informasi yang tidak diketahui akurasinya.
"Kewajiban kami memberikan informasi yang akurat, yang sesuai dengan apa yang menjadi dasar pertimbangan NU dalam memilih pemimpin," tukasnya.
Terkait dengan arahan-arahan yang dibahas, Gus Ipul memberi contoh, pengurus PBNU yang hadir menyampaikan bagaimana komunikasi informal masing-masing dengan para capres.
Ada capres yang sudah meminta restu untuk mencalonkan diri kepada Yahya dan Miftachul, tetapi dia enggan mengungkapnya.
"Kami beri informasi dinamikanya seperti ini. Misalnya, bahwa Muhaimin (Iskandar-Red) nyalon itu enggak pernah pamit sama PBNU, kan boleh dong menyampaikan gitu," tuturnya, memberi contoh.
Selain itu, pertemuan tersebut juga diklaim membahas arah NU.
Sebab, dari sejarah panjang persinggungan ormas Islam terbesar itu dengan gelanggang politik.
Mulai dari berpartai pada 1955, difusi ke dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 1973, kembali ke khittah pada 1984, melahirkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 1998, sampai pelengseran Abdurrahman Wahid pada 2001, dan dilibatkannya Ma'ruf Amin sebagai cawapres Joko Widodo pada 2019.
Gus Ipul juga menyinggung bahwa alasan-alasan yang sama melatarbelakangi seruannya agar tidak memilih calon yang didukung Abu Bakar Ba'asyir.
Diketahui, Baasyir mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
"Boleh dong beri arah, diskusi di kalangan internal kan boleh. Pastikan ini semua menjadi referensi kami sebelum kami menentukan pilihan. Itu semua memang kenapa? Kalau saya menyatakan, 'mohon maaf saya tetap menghormati perbedaan dan menghormati Ustad Abu Bakar Ba'asyir', tapi kami beda dasar untuk menentukan siapa calon presiden'," ujarnya.
"Kami tetap menyarankan, pilihlah yang memang se-anu (sejalan-Red) dengan kita, dan tidak mengecewakan kita setelah menang," tandasnya. (Kompas.com/Vitorio Mantalean)
Bawaslu Kabupaten Tegal Catat Sejumlah Peristiwa Selama Proses Pilkada 2024Â |
![]() |
---|
3 Siswa TK di Rembang Dikeluarkan dari Sekolah Karena Orangtua Beda Pilihan Bupati Dengan Yayasan |
![]() |
---|
Respati-Astrid di Bawah Paslon Nomor Urut 1 Hasil Survei Litbang Kompas, Jokowi: Nggak Papa |
![]() |
---|
KPU Kabupaten Tegal Gelar Lomba Selfie Pilkada di TPS, Hadiah Total Jutaan Rupiah, Ini Syaratnya |
![]() |
---|
Pejabat Daerah, TNI, Polri Tidak Netral Terancam Pidana, DPC PDIP Banyumas: Rekam Simpan Viralkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.