Berita Kudus
Alasan Tak Banyak Fosil Manusia Purba Ditemukan di Situs Patiayam
Situs Patiayam di Kabupaten Kudus menyimpan beragam fosil yang didominasi oleh fosil fauna. Hal tersebut dikarenakan kondisi geografis di Situs
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Situs Patiayam di Kabupaten Kudus menyimpan beragam fosil yang didominasi oleh fosil fauna. Hal tersebut dikarenakan kondisi geografis di Situs Patiayam Kudus.
Meski demikian beberapa kali ditemukan Fosil Manusia Purban di Situs Patiayam, namun penemuan fosil itu tidak sebanyak di situs lainnya.
Petugas Museum Patiayam, Jamin mengatakan, letak geografis mempengaruhi temuan fosil manusia purba.
Pada zaman itu, manusia purba hidup di area dekat sungai. Area dekat sungai ini seperti yang terjadi di kawasan situs Sangiran.
Dirinya menyebut kawasan situs Sangiran dahulunya merupakan cekungan sungai Bengawan Solo.
Menurut Jamin, kawasan situs Patiayam tidak berada di area sungai. Kawasan situs Patiayam dahulu merupakan laut yang kemudian perlahan menjadi daratan.
”Memang tidak banyak fosil manusia purba di Situs Patiayam karena, pola hidup manusia purba itu tinggal di sekitaran sungai," ujarnya, Sabtu (27/1/2024).
Meski begitu, bukan berarti tidak ada temuan manusia purba di kawasan situs Patiayam.
Jamin menyampaikan, di kawasan Patiayam yang masuk wilayah Kabupaten Kudus dan sebagian merupakan wilayah Kabupaten Pati pernah ditemukan fosil manusia purba.
Menurutnya, temuan fosil manusia purba di Situspatiayam diprediksi lantaran sebagai tempat untuk berburu.
Karena pola hidup yang nomaden atau berpindah-pindah, menjadikan tak banyak fosil manusia purba ditemukan di Situs Patiayam.
Setidaknya beberapa kali ada penemuan fosil manusia purba kelompok homonid atau Homo Erectus pada tahun 1979 hingga 2017 di lokasi yang berbeda.
Pada tahun 1979 fosil bagian tubuh manusia purba ditemukan di Dukuh Karang Sudo, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Lokasinya berada di sebelah utara tempat wisata Gardu Pandang.
”Di tahun 1979 saya mendengar kabar ada temuan fosil kepala tengkorak manusia purba pecah jadi empat. Kemudian ada jari kelingking dan gigi geraham,” sambungnya.
Jamin mengatakan fosil manusia purba yang ditemukan di 1979 itu merupakan tipe Homo Erectus Arkaik, merupakan manusia purba yang belum maju cara berpikirnya.
Dirinya menjelaskan, Homo Erectus dibagi dua. Ada Homo Erectus Arkaik dan Homo Erectus Tipik atau tipikal.
Untuk Arkaik ini volume otaknya kurang dari 1.000 cc, cara bertahan hidupnya dengan mencari makan menggunakan alat seadanya seperti batu.
Sedangkan Homo Erectus Tipik merupakan manusia purba yang memiliki volume otak di atas 1.000 cc. Sehingga pola pikirnya sudah maju dan mampu berpikir untuk bercocok tanam.
Saat itu, temuan fosil manusia purba tersebut kemudian dibawa ke laboratorium Institut Teknologi Bandung (ITB).
Hal itu dilakukan karena saat itu belum ada Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.
Di tahun 2017 ada temuan fosil kaki kiri Homo Erectus Tipik berada di Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
Temuan tersebut saat itu langsung dibawa oleh pihak BPSMP Sangiran untuk dicek laboratorium.
Di tahun yang sama juga ditemukan fosil gigi manusia purba, lokasi penemuan di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Lokasinya juga tidak jauh dari tempat wisata Gardu Pandang.
”Di Patiayam ini kemungkinan ada temuan fosil manusia purba. Hanya jumlahnya tidak begitu banyak seperti di Sangiran,” terangnya.
Hal yang disampaikan Jamin benar adanya. Ini dibuktikan dengan adanya berbagai artefak yang digunakan manusia purba untuk berburu.
Berbagai artefak yang terdiri dari tulang dan batu itu juga telah didisplay di Museum Patiayam.
Terdiri dari tiga artefak tulang, bola batu, kapak genggam, kapak penetak, dan artefak batu.
”Di Museum Patiayam ini juga banyak alat-alat berburu yang digunakan manusia purba,” pungkasnya. (Rad)
Baca juga: Anak Asisten Rumah Tangga Curi Mobil Majikan di Jakarta Barat
Baca juga: Anak Asisten Rumah Tangga Curi Mobil Majikan di Jakarta Barat
Baca juga: Jadwal Timnas Indonesia Vs Australia Babak 16 Besar Piala Asia 2023, Live Streaming di RCTI
Baca juga: Kondisi Terbaru Istora Senayan Setelah Terjadi Kebakaran, Duel Semifinal Sempat Dihentikan
Cap: Petugas Museum Patiayam, Jamin yang menjelaskan alasan tak banyak fosil manusia purba yang ditemukan di Situs Patiayam / Rezanda Akbar D.
Seorang Pengunjung yang mengambil gambar tentang beberapa barang-barang yang digunakan manusia purba untuk berburu yang ditemukan di Situs Patiayam / Rezanda Akbar D.
Jago Coding, 250 Siswa Antusias Ikuti Festival Berpikir Komputasional di Kudus |
![]() |
---|
Rebutan Lapak di Car Free Night Kudus: Ratusan PKL Berburu Peluang |
![]() |
---|
Inovasi RS Aisyiyah Kudus, Bantu Mantan Pasien dan Keluarga Bangkit Lewat Pemberdayaan UMKM |
![]() |
---|
Sekolah Negeri Sepi Peminat, Bupati Kudus Sam’ani Tugaskan Disdikpora untuk Melakukan Kajian |
![]() |
---|
Athala Optimis Bawa Pulang Medali Emas Fornas 2025 dari NTB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.