Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pemilu 2024

Sosok Hari Santoso, Tukang Sablon Yang Nyaleg dan Berjanji Seluruh Gajinya Buat Rakyat di Salatiga

Sosok Hari Santoso, tukang sablon yang ikut dalam pesta demokrasi Pemilu 2024 dan berjanji gajinya akan diberi buat rakyat.

|
Editor: raka f pujangga
KOMPAS.com/Dian Ade Permana
Hari Santoso, tukang sablon menjadi caleg DPRD Kota Salatiga. 

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Sosok Hari Santoso, tukang sablon yang ikut dalam pesta demokrasi Pemilu 2024.

Hari Santoso memang bekerja sebagai tukang sablon dan pendapatannya sebulan hanya Rp 3 juta.

Namun, dia rela seluruh gajinya diambil rakyat bila terpilih menjadi anggota dewan.

Baca juga: Sosok Parlagutan Harahap, Komisioner KPU Yang Kena OTT Saat Jual Suara ke Caleg

Hal itu menjadi janji warga Jalan Perkutut Klaseman, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga itu. 

"Naik turun segitu, kalau pas ramai bisa lebih. Tapi kalau orderan sepi, ya kurang dari jumlah itu. Pintar-pintar saja mengatur keuangan," jelasnya, Senin (29/1/2024).

Meski penghasilannya pas-pasan, Hari akan mengikuti kontestasi di Pemilu 2024.

Dia maju sebagai caleg DPRD Kota Salatiga dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dapil Sidomukti nomor urut 1.

Hari mengatakan, dirinya terjun ke politik, karena ingin mengangkat kesejahteraan pelaku UMKM.

"Memang ada program dari pemerintah yang sudah dijalankan, tapi saya lihat ini tidak tuntas. Sementara tantangan di bisnis UMKM ini setiap hari terus bertambah," ujarnya.

"Tak hanya dari segi modal, produksi, promosi, packaging, tapi juga dari perkembangan zaman. Sementara sumber daya dari pelaku UMKM, baik dari manusia atau dananya, pasti terbatas. Ini harus kita motivasi terus agar berdaya dan berjaya," kata Hari.

Selain itu, menurut Hari, semua sendi kehidupan manusia tak bisa lepas dari politik.

"Dari tingkat RT, itu kan sudah politik, organisasi juga politik, termasuk juga birokrasi dan administrasi, semua politik. Kita jangan hanya menjadi alat politik, tapi juga harus paham politik agar tidak semata menjadi objek," ujarnya.

Hari mengakui, menjadi caleg membutuhkan modal tak sedikit. Sebagai alat promosi, dia membuat kartu nama dan 100 spanduk atau MMT (metromedia technologies) berukuran sedang yang dipasang di lokasi strategis.

"Itu sesuai kemampuan saya, jadi saya pasang MMT di lokasi yang banyak orang tahu," terangnya.

Untuk mendulang suara, Hari telah melakukan sosialisasi dan silaturahmi ke tokoh agama, tokoh masyarakat, takmir masjid, serta tokoh NU.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved