Kisah Kuliner Jadul Onde-onde T2 Masih Jadi Primadona Masyarakat Kudus

Soal rasa, perintis Onde-onde T2 masih mempertahankan cita rasa awal dengan isian kacang hijau. 

Sementara kulit onde-onde disediakan mengandung varian rasa original, vanila, pandan, dan frambos. 

Dalam sehari biasanya menyediakan tiga loyang adonan onde-onde. Satu loyang adonan diperkirakan mencapai 10 kilogram.

Untuk menghasilkan bulatan maksimal, adonan dikepal-kepal secara manual menggunakan kedua tangan.

Kemudian diberi isian olahan kacang hijau manis dan dibaluri wijen sebelum digoreng.

Cita rasa yang ada dipertahankan sampai saat ini sejak pertama kali dirintis. 

Supaya memberikan kesan khas bagi pembeli terhadap Onde-onde T2. 

Aditya menyebut, cuaca terkadang mempengaruhi ramai sepinya penjualan.

Saat cuaca panas tinggi, biasanya penjualan onde-onde turun. 

Sementara saat cuaca mendung dan hujan menjadi waktu yang tepat untuk mendulang pendapatan yang bagus. 

"Paling ramai kalau mendung, apalagi hujan gerimis-gerimis. Kalau cuaca panas, yang laku keras pedagang minuman," ujarnya. 

Sebagai pedagang, Aditya berharap kuliner jadul tetap diminati masyarakat di tengah-tengah perkembangan era yang serba modern. 

Apalagi kini sudah menjamur berbagai olahan jajanan kekinian yang dijual bebas di tempat-tempat umum.

Sehingga menjadi tantangan bagi pedagang untuk terus mengenalkan dan menyajikan jajanan jadul kepada masyarakat. 

"Ada rasa yang berbeda ketika kita mampu berjualan produk yang berbeda dengan lainnya. Soal rizky semuanya punya jatahnya masing-masing, jadi enggak perlu khawatir," tuturnya. (Sam)

Baca juga: Puluhan Pelajar SD di Purbalingga Keracunan, Diduga Usai Menyantap Jajan Bola-Bola Susu

Baca juga: Doa Orang Sakit, Dibaca Sambil Pengangi Bagian Tubuh yang Sakit

Baca juga: Taufiq Kaget, Rumah Seisinya Hangus Terbakar, Ia Hanya Menemukan Al Quran yang Masih Utuh

Baca juga: Penjelasan KPU Purbalingga Terkait Uang Transport yang Dipertanyakan KPPS