Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Krisis Timur Tengah

AS Serang Sasaran Iran di Irak dan Suriah Dikhawatirkan Meningkatkan Ketegangan di Timur Tengah

Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap sasaran yang terkait Iran pada Jumat (2/2).

Twitter/@GlobeEyeNews
Houthi Yaman mengungkap penembakan rudal dua kapal tanker, yakni kapal yang berbendera Norwegia dan berbendera India milik Gabon di Laut Merah pada akhir pekan kemarin merupakan ulah dari kapal perang Amerika. 

TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON DC -- Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap sasaran yang terkait Iran pada Jumat (2/2).

Menurut militer AS, serangan itu menyasar di lebih dari 85 sasaran yang terkait dengan Garda Revolusi Iran (IRGC) dan milisi yang didukungnya.

Serangan dari AS tersebut dipicu setelah tiga tentara AS di Yordania tewas dan melukai lebih dari 40 tentara lainnya.

Serangan tersebut diyakini hanya yang pertama dalam respons multitingkat pemerintahan Presiden Joe Biden terhadap serangan akhir pekan lalu yang dilakukan oleh milisi yang didukung Iran.

Meskipun serangan AS tidak menargetkan lokasi mana pun di Iran, serangan tersebut bisa meningkatkan kekhawatiran mengenai meningkatnya ketegangan di Timur Tengah akibat perang Israel dengan kelompok Hamas Palestina di Gaza.

Militer AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan tersebut mengenai sasaran, termasuk pusat komando dan kendali, roket, rudal dan fasilitas penyimpanan drone, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi.

"Serangan tersebut mengenai lebih dari 85 sasaran menggunakan lebih dari 125 amunisi," kata militer AS.

Mereka menargetkan Pasukan Quds, spionase asing dan cabang paramiliter IRGC yang sangat memengaruhi milisi sekutunya di Timur Tengah, dari Lebanon hingga Irak dan Yaman hingga Suriah.

Pemerintah Suriah mengatakan pada Jumat bahwa serangan AS di wilayah gurun dan di perbatasan Suriah-Irak mengakibatkan sejumlah korban jiwa dan cedera.

Meski demikian, sebelumnya Pentagon menyatakan bahwa pihaknya tidak menginginkan perang dengan Iran. Bahkan, Amerika Serikat juga meyakini bahwa Iran juga tidak menginginkan adanya perang.

Dikutip dari Reuters pada Sabtu (3/2), sebelum serangan balasan AS pada hari Jumat, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa Iran tidak akan memulai perang, tetapi akan merespons dengan keras siapa pun yang mencoba mengganggunya.

Sementara para penasihat Iran membantu kelompok-kelompok bersenjata di Irak, di mana AS memiliki sekitar 2.500 tentara, dan di Suriah memiliki 900 tentara.

IRGC baru-baru ini juga mengurangi penempatan perwira senior di Suriah karena serentetan serangan Israel yang mematikan.

Diketahui, pasukan AS telah diserang lebih dari 160 kali di Irak, Suriah, dan Yordania sejak Hamas mengamuk di Israel yang menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel, dan memicu konflik pada 7 Oktober 2023.

Kelompok Houthi Yaman telah menembakkan drone dan rudal ke kapal-kapal di Laut Merah yang tujuannya tak lain untuk mendukung warga Palestina melawan Israel.

Adapun Amerika Serikat telah melakukan pembalasan di Irak, Suriah, dan Yaman sebagai tanggapan atas serangan sebelumnya yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran, termasuk terhadap fasilitas IRGC. (albertus/kps)

Baca juga: Hasil Lengkap Thailand Masters 2024: Tim Bulu Tangkis Indonesia Gagal Lagi Menembus Final

Baca juga: Ini 8 Klub Liga 2 yang Dipastikan Terdegradasi, Wakil Jawa Tengah Lengser ke Liga 3

Baca juga: Segini Harga Franchise Bingxue, Segini Modal dan Syarat Jadi Mitra

Baca juga: Jadwal Lengkap Liga 1 Pekan ke-24, Persebaya Vs Bhayangkara, Arema Vs PSIS dan Borneo Vs Persija

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved