Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pendidikan

Jadi Guru Besar, Prof Rini Ingin Tingkatkan Responsif Gender dalam Pengurangan Risiko Bencana

Gelar guru besar Prof Rini didapatkan berdasarkan SK dari Kemendikbud Ristekdikti yang keluar, pada Desember 2023. 

Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: m nur huda
TRIBUN JATENG/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
Guru Besar UPS Tegal, Prof Dr Rr MI Retno Susilorini ST MT. 

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Universitas Pancasakti (UPS) Tegal saat ini memiliki guru besar di bidang Teknik Sipil dan Pengurangan Risiko Bencana. 

Dia adalah Prof Dr Rr MI Retno Susilorini ST MT.

Wanita berusia 53 tahun yang akrab disapa Prof Rini itu merupakan kelahiran Semarang. 

Gelar guru besarnya tersebut didapatkan berdasarkan SK dari Kemendikbud Ristekdikti yang keluar, pada Desember 2023. 

Dia menjadi dosen di UPS Tegal sejak 2022.

Baca juga: Pelaku UMKM Minta Pemkab Tegal Fasilitasi Izin Edar Produk Sabun Cuci

Baca juga: BPJS Bersama Pemkab Tegal Komitmen Tingkatkan Peserta JKN Masyarakat Kurang Mampu

Sebelumnya dia juga pernah menjadi dosen Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) Semarang pada 1994- 2022.

Prof Rini mengatakan, bidang keilmuannya adalah teknil sipil hidro dan struktur serta peran di pengurangan risiko bencana. 

Bencana yang dimaksud adalah yang diakibatkan oleh perubahan iklim ataupun geoteknik. 

Perubahan iklim seperti banjir dan rob.

Sedangkan geoteknik seperti tanah longsor, tanah bergerak, gempa bumi, dan tsunami. 

"Kalau di Tegal ini seperti dampak bencana akibat perubahan iklim adalah rob."

"Ini perlu mendapatkan perhatian."

"Di kampus UPS Tegal saja, banjir rob sudah masuk kampus," kata Prof Rini kepada Tribunjateng.com, Selasa (6/2/2024).

Rini menjelaskan, satu yang menjadi fokusnya di antaranya adalah responsif gender dalam pengurangan risiko bencana. 

Dia menilai, tiap terjadi bencana maka perempuan dan anak-anak menjadi korban.

Sehingga perlu ada desain khusus yang disesuaikan dengan perempuan dan anak-anak.

Mereka juga perlu mendapatkan perhatian khusus. 

Baca juga: Bulog Tegal Salurkan Bantuan Pangan 82.936 KPM di Batang untuk Meringankan Beban Ekonomi

Baca juga: Pj Bupati Tegal Agustyarsyah Kunker ke Dikbud, Ingatkan Strategi Latih Skill, Attitude, Adab

Apalagi guru besar teknik sipil perempuan di bidangnya terhitung sangat sedikit, se Indonesia tidak sampai 10 orang. 

"Saya memiliki angan-angan pengurangan risiko bencana yang responsif gender ini bisa disajikan di forum-forum PBB yang lebih besar dan didengar."

"Karena sebetulnya sudah banyak forum, tetapi kurang membahas itu," ungkapnya. 

Rini bertekad, gelar kegurubesarannya harus memberikan manfaat untuk masyarakat banyak, tidak sekadar hanya di belakang meja.

Tetapi tantangannya juga adalah perlu semangat dan kegigihan dari masyarakat terdampak. 

Dia mencontohkan pada 2014-2021, memiliki desa binaan di Sayung, Kabupaten Demak. 

Satu desa dari yang semula ada rumah menjadi hilang tenggelam selama kurun waktu 10 tahun. 

Tetapi di desa tetangganya tidak tenggelam karena menanam mangrove sehingga air rob tidak masuk. 

"Nah ini tantangan, masyarakat itu juga tidak mudah diberikan pendekatan, pemahaman, dan kadang-kadang inginnya instan." 

"Padahal jika ingin hutan mangrove sebagai pertahanan alami itu tidak bisa 1 sampai 2 tahun."

"Hasilnya 10 tahun baru kelihatan, 15 tahun baru jadi," ungkapnya. (*)

Baca juga: Seolah Firasat, Wiwin Tanya soal Pakaian ke Buleknya Sebelum Tewas Dibunuh di Malaysia

Baca juga: Pupus Sudah Harapan 42 Tim Futsal, Uang Pendaftaran Turnamennya Digondol Orang

Baca juga: Gelapkan Mobil Alphard Warga Kendal Ini Hidup Mewah di Bekasi, Buron Setahun Begini Nasibnya Kini

Baca juga: PT KAI Daop 5 Purwokerto Siapkan 215.837 Tiket Pada Hari Libur Peringatan Hari Isra Miraj dan Imlek

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved