Liputan Khusus
LIPSUS: Banyak Remaja Konsumsi MBDK Berisiko Diabetes dan Obesitas
MINUMAN Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) adalah minuman yang mengandung gula tambahan atau pemanis buatan yang dikemas dalam botol, kaleng, atau wadah
TRIBUNJATENG.COM - MINUMAN Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) adalah minuman yang mengandung gula tambahan atau pemanis buatan yang dikemas dalam botol, kaleng, atau wadah lainnya. Saat ini MBDK sangat marak di Indonesia.
Indonesia berada pada urutan ketiga di negara Asia Tenggara yang terbanyak mengkonsumsi MBDK. Kelompok yang terbanyak mengkonsumsi adalah anak-anak dan remaja yang berusia 5-18 tahun. Jenis minuman ini biasanya telah siap diminum yang ditemukan di toko swalayan, restoran, mesin penjual otomatis, dan tempat lainnya.
Pemanis yang digunakan dapat berasal dari gula alami seperti sukrosa (gula tebu) atau dari pemanis buatan seperti sukralosa, aspartam, siklamat, aksesulfam-K, dan sebagainya. Konsumsi minuman manis berlebih berdampak buruk, Mengapa?
Konsumsi secara berlebihan minuman manis akan meningkatkan faktor resiko terkena diabetes, penyakit jantung, peningkatan trigliserida dan kolesterol, obesitas, hipertensi, dan kanker, bahkan menyebabkan kematian dini.
Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengubah perilaku konsumsi minuman manis dari 1x dalam minggu menjadi 1x dalam sehari, beresiko lebih tinggi dalam terdampak penyakit diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskuler akibat mengkonsumsi minuman manis secara berlebihan.
Apa kelebihan pemanis alami?
Pemanis alami memiliki kelebihan tersendiri karena indeks glikemiknya yang rendah. Indeks glikemik (IG) adalah suatu ukuran untuk mengindikasikan seberapa cepat karbohidrat yang terdapat dalam makan dapat diubah menjadi gula oleh tubuh manusia. Semakin tinggi kadar indeks glikemik, semakin cepat makan tersebut dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Dianjurkan mengkonsumsi gula sebanyak 4 sendok makan/50 g/hari.
Pemanis alami lebih baik dari gula?
Antara lain madu, sirup maple, gula kelapa, kurma, pisang, selai buatan sendiri, dan gula palem.
Apa untuk mengatasi MPDK?
Perlu melibatkan semua pemangku kepentingan yang meliputi pemerintah, industri, penjual dan masyarakat sendiri.
Pihak Pemerintah perlu membuat regulasi (pengontrolan iklan), supaya harga MBDK menjadi lebih tinggi, sosialisasi kepada masyarakat akan bahaya mengkonsumsi MBDK, perlu dilabeli peringatan akan kandungan gizi MBDK.
Pihak industri perlu mengembangkan inovasi produk pangan yang sehat dan bergizi. Misalnya, menggunakan gula yang alami misal dari madu, gula palem, gula kelapa, dan kurma dan lainnya.
Masyarakat perlu diberikan edukasi dan sosialisasi tentang bahaya MBDK dan penyebaran informasi tentang dampak buruk minuman MBDK. Orang tua harus memberi contoh mengurangi konsumsi minuman pemanis buatan dan mengajak anak-anak semua untuk hidup sehat. (tim/tribun jateng cetak)
Kenapa Kanker Serviks Membahayakan? Ahli Kanker Sarankan Wanita Telah Menikah Rutin Skrining Berkala |
![]() |
---|
Liputan Khusus: Kanker Serviks Bisa Dicegah dengan Vaksin HPV |
![]() |
---|
Ada 1.508 Kasus Kanker Serviks Tahun 2024 di Jateng, Ini Upaya Pencegahan Oleh Pemprov |
![]() |
---|
LIPUTAN KHUSUS : Kanker Serviks Ancam Kaum Hawa, Ada 1.508 Kasus Kanker Serviks Tahun 2024 di Jateng |
![]() |
---|
Apindo Nilai Praktik Dumping China Merusak Pasaran Produk Lokal, Pemprov Pertemukan UKM dan Buyer |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.