Berita Demak
WALHI Sebut Banjir Bandang Grobogan dan Demak karena Daerah Hulu Banyak Dialihfungsikan
Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jawa Tengah , Iqbal Alma menyebut, banjir bandang yang menerjang Grobogan dan Demak menjadi gambaran semakin parah
Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Manajer Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Tengah , Iqbal Alma menyebut, banjir bandang yang menerjang Grobogan dan Demak menjadi gambaran semakin parahnya alihfungsi lahan di wilayah hulu.
Walhi Jateng meminta pemerintah provinsi Jawa Tengah untuk mengurangi beban wilayah hulu dari aktivitas industri dan properti.
Sayangnya, Pemrov Jateng dalam draft terbaru perubahan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) malah akan menghilangkan wilayah perlindungan di bawahnya dan sejumlah kawasan konservasi.
"Untuk konservasi akan dihilangkan 18 ribu hektare sedangkan wilayah perlindungan di bawahnya akan dihilangkan 81 ribu hektare," kata Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jawa Tengah , Iqbal Alma, Sabtu (10/2/2024).
Dari kejadian banjir besar di dua Grobogan dan Demak telah merendam ribuan rumah di 23 kecamatan.
Rinciannya, banjir di Kabupaten Grobogan merendam 6.066 rumah warga dan 3.879 hektare sawah di 16 kecamatan.
Banjir terjadi pada Senin (5/2/2024), sebanyak 4.094 kepala keluarga yang menjadi korban.
Ada pula seorang anak meninggal dunia karena tenggelam saat bermain di genangan air.
Kemudian banjir di Demak melanda 39 desa di tujuh kecamatan, Kamis (8/2/2024).
Total jumlah warga korban banjir Demak yang mengungsi tercatat sebanyak 8.170 orang, sedangkan lahan yang terdampak banjir kurang lebih 951 hektare.
"Banjir di Grobogan dan Demak sebagai bentuk kegagalan lintas dinas di pemerintah untuk membaca ancaman banjir," kata Iqbal.
Ia mengatakan, bencana banjir itu seharusnya menjadi bahan belajar bagi Pemprov Jateng untuk menciptakan tata ruang yang ramah terhadap bencana alam.
Bukan malah menghilangkan kawasan konservasi dan wilayah perlindungan di bawahnya
"Jelas itu berarti ada salah pikir dalam rencana tata ruang tersebut. Bukannya memperbaiki daerah hulu malah akan semakin merusak," tuturnya.
Hal yang sama diungkapkan Pakar Lingkungan Semarang, Mila Karmila.
Dua Remaja Asal Jepara Tewas Tersengat Jebakan Tikus di Sawah Demak |
![]() |
---|
Normalisasi Sungai Wulan Makan Korban, Polres Imbau Pengguna Jalan Raya Demak-Mijen Waspada |
![]() |
---|
Marak Kasus Bullying di Sekolah, Polres Demak Gelar Sosialisasi Anti-Bullying di MI Muslimat NU |
![]() |
---|
20 Wajib Pajak Demak Dapat Penghargaan dari KPP Pratama: Meningkatkan Hubungan Saling Percaya |
![]() |
---|
Guru SD Demak Mendapat Pelatihan Inovasi Pengajaran Matematika, Eistianah: Tidak Boleh Kita Abaikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.