Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Batang

2 Tahun Berlalu, Mahkota Longsor di Bukit Siglagah Batang Masih Menumpuk, Ancam Warga Desa Pranten

Longsor yang melanda kaki Gunung Prau di wilayah Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, dua tahun lalu, belum sepenuhnya usai

Penulis: dina indriani | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG / DINA INDRIANI
Ilustrasi - Kondisi pucuk bukit yang mengalami longsor pada tahun 2022. 

TRIBUNJATENG.COM - Longsor yang melanda kaki Gunung Prau di wilayah Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, dua tahun lalu, belum sepenuhnya usai.

Mahkota longsor yang menjadi sumber material longsor masih tersisa di Bukit Siglagah, Desa Pranten.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Batang, Ulul Azmi mengungkapkan, material longsor yang sangat banyak membuat mahkota longsor belum bisa habis.

"Potensi longsor masih ada, mahkota longsornya masih ada. Potensi materialnya satu juta meter kubik di satu titik itu," kata Ulul kepada Tribun Jateng, Kamis.

Baca juga: Longsor di Lebakbarang-Karanganyar Pekalongan, Pohon hingga 3 Batu Besar Tutup Jalan

Baca juga: UPDATE Quick Count Litbang Kompas Pileg 2024, Data Masuk 99 Persen, 8 Partai Berpeluang ke Senayan

Ulul menambahkan, longsor susulan akan terus berlangsung sampai material longsor habis.

Longsor susulan sudah terjadi sejak dua tahun terakhir, sejak malam tahun baru 2021 ke 2022.

"Longsor tergantung curah hujan di sana, tidak ada antisipasi bencana, hanya menunggu mahkota longsor habis, material longsor terbawa sungai yang ada di bawahnya," jelasnya.

Dia menambahkan, longsor besar yang terjadi dua tahun lalu menyebabkan luasan longsoran mencapai 1 kilometer.

Material longsor diperkirakan mencapai 1,7 juta meter kubik.

Perbukitan di kaki gunung Prau ini memiliki banyak material batuan kapur, yang membuat potensi longsor tinggi.

Material longsor juga mengotori Kali Belo, yang membuat air sungai berwarna cokelat.

Akibat longsor, akses jalan dukuh Pranten-Rejosari terputus. Jembatan penghubung antara dua dukuh itu hilang tersapu longsor.

Selama dua tahun ini, pemerintah belum membangun jembatan baru, karena khawatir longsor susulan.

Saat ini, jembatan darurat sedang dibangun di lokasi itu.

Lokasi bencana berjarak sekitar 700 meter dari pemukiman warga, di area perkebunan kentang. (din)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved