Berita Pati
Kader yang "Muntaber" dan Warga Kontak Erat yang Menolak Diterapi jadi Kendala Program Eliminasi TBC
Masyarakat yang kontak erat dengan penderita positif Tuberkulosis (TB/TBC) banyak yang menolak untuk mendapat Terapi Pencegahan Tuberkulosis.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: rival al manaf
Penanggulangan TBC tidak bisa dianggap remeh. Apalagi, kata Joko, temuan kasus di Pati masih cukup tinggi. Angka meninggal dunia dalam waktu setahun masih ratusan. dia berharap, pada 2025 angka itu bisa turun setidaknya separuhnya.
Koordinator Program TBC Yayasan Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Pati, M Yasir Al Imron, tidak memungkiri bahwa banyak kadernya yang "muntaber" alias "mundur tanpa berita" setelah dilatih. Sehingga mereka tidak menjalankan program.
"Kader yang sudah kami latih sejak 2015 ada sekitar 150, yang aktif sekarang tinggal sekitar 50-60," kata dia.
Sebagai solusi, dalam waktu dekat, yakni bulan Maret, pihaknya bakal melatih sekitar 30 kader baru. Selain itu pihaknya juga bakal mengadopsi sistem "kader bayangan".
"Seperti di kabupaten lain, misal di satu kecamatan ada dua kader yang aktif, ditambah kader di bawahnya sebagai kepanjangan tangan," jelas Yasir.
Dia mengatakan, keaktifan kader sangat penting. Apalagi tugas pada 2024 tidak bisa dibilang mudah.
Pihaknya mendapat target untuk menginvestigasi semua pasien TBC, baik temuan rumah sakit, klinik, maupun Puskesmas. Jumlahnya ada 500-an.
Pihaknya juga ditarget untuk mendapatkan 200 orang kontak erat untuk diberi TPT.
Hal ini menjadi tantangan khusus. Mengingat banyak kontak erat yang menghindar ketika dikunjungi oleh kader.
"Ada juga yang ketika mau diperiksa dia merasa sehat, padahal ada tanda gejala TBC. Sedangkan TPT kan alurnya diperiksa dulu, ketika negatif baru dikasih TPT. Biasanya mereka merasa 'ngapain TPT wong saya diperiksa sudah negatif'. Padahal TPT ada infeksi laten tuberkulosis dalam paru-paru, sewaktu-waktu bisa berkembang, maka perlu TPT," tandas dia. (mzk)
Viral Selebaran Demo Pati Jilid II 20 Agustus, Supri Pastikan Bukan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu |
![]() |
---|
"Kurang Luwes" Anggota DPRD Pati Kritik Cara Berkomunikasi Bupati Sudewo Jadi Penyebab Masalah |
![]() |
---|
Warga Cirebon Geram Pajak Naik 1.000 Persen, "Kenapa Pati Bisa Batalkan, Cirebon Tidak?" |
![]() |
---|
Gubernur Jateng Minta Warga Pati Bersabar, Pembahasan Hak Angket Nasib Sudewo Butuh Waktu 60 Hari |
![]() |
---|
Tangis Dyah Tak Terbendung di Rapat Pansus Pemakzulan Bupati Pati, 10 Tahun Mengabdi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.