Semarang
Dugderan 2024, Disbudpar Bakal Hadirkan Bedug Raksaksa di Alun-Alun Masjid Agung Semarang
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang bakal menghadirkan bedug raksaksa di Alun-Alun Masjid Agung Semarang
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang bakal menghadirkan bedug raksaksa di Alun-Alun Masjid Agung Semarang (MAS) saat pelaksanaan Dugderan 2024.
Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan, dugderan merupakan prosesi tahunan yang menjadi kearifan lokal ibu kota Jawa Tengah. Dengan mengedepankan akulturasi budaya melalui warak ngendok, dugderan menjadi budaya Kota Semarang menyambut bulan suci Ramadan.
Pada 2024, Disbudpar mengemas prosesi dugderan lebih baik lagi dengan memamerkan beduk raksaksa di Alun-Alun MAS.
"Pembacaan suhuf halaqoh, kami akan coba ubah settingnya, kami pamerkan pemukulan beduk dengan beduk raksaksa," beber Wing, Minggu (25/2/2024).
Tak hanya itu, sambung Wing, akan ada gunungan ganjel rel besar di dekat bedug sebagai ciri khas makanan Kota Semarang tempo dulu. Kemudian, akan ada empat gunungan ganjel rel kecil di empat sisi alun-alun.
"Sehingga, masyarakat tidak perlu saling berdesakan. Prosesi suhuf halaqoh rombongan wali kota akan lebih oke lagi," ucapnya.
Dugderan 2024 juga akan dimeriahkan dengan kirab budaya seperti biasanya dari Balai Kota Semarang ke Masjid Agung Semarang. Bahkan, Wing menyampaikan akan melombakan berkudo dari 16 kecamatan. Setiap kecamatan akan mengangkat budaya dan kearifan lokal masing-masing.
"Berkudo atau pasukan 40an. Walaupun tahun ini baru 16. Mereka akan ikut kirab dan dinilai. Didukung komunitas lain seperi Sam Poo Kong, Tay Kak Sie, Tosan Aji, dan lain-lain," sebut Wing.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menambahkan, prosesi dugderan akan diselenggarakan dua hari sebelum puasa. Namun, sebelumnya akan diselenggarakan pasar dugderan mulai 28 Februari 2024. Layout pasar dugderan telah disusun dan disampaikan kepada para pedagang yang hendak memeriahkan pasar dugderan.
Selain itu, prosesi halaqoh, dia berharap bisa ditata lebih tertib dan bagus sehingga Dugderan bisa menjadi tontonan tahunan.
"Apalagi, penyerahan roti ganjel rel. Saya ingin di tengah lapangan, ada beduk yamg gede. Ini salah satu budaya Kota Semarang yang harus dilestarikan," ujar Ita, sapaannya.
Apalagi, lanjut Ita, Kampung Melayu, Kota Lama, Kauman sudah ditata sedemikian rula sehingga dugderan ini bisa menjadi satu budaya yang bisa disuguhkan kepada masyarakat. (eyf)
| Manfaat dan Risiko Vasektomi, Pria Semarang Dapat Rp 1 Juta Jika Melakukannya |
|
|---|
| 2 Mahasiswa Semarang Ditemukan Tewas di Kamar Kos, Tablet Masih Nyala |
|
|---|
| Suharsono Dorong Penguatan Koperasi Syariah di Semarang, Tekankan Tata Kelola dan Dukungan Regulasi |
|
|---|
| Jalur Alternatif Hindari Jalan Arteri Yos Sudarso Semarang, Ditutup Sebulan, Macet dari Semua Arah |
|
|---|
| Buku Antologi Cerpen Kampungku di Semarang, Upaya Mencatat Sejarah Kota dari Cerita Pelajar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/Warga-Semarang-mengeluh-parkir-acara-Dugderan-mahal.jpg)