Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pemilu 2024

Wanita Anggota KPPS Diduga Dilecehkan Panwas saat Antar Surat Suara, Awalnya Pegang Tangan

Seorang wanita anggota KPPS diduga jadi korban pelecehan seksual oleh petugas pengawas tempat pemungutan suara (TPS).

Editor: m nur huda
(SHUTTERSTOCK/YAKOBCHUK VIACHESLAV)
Ilustrasi pelecehan seksual - Seorang wanita anggota KPPS diduga jadi korban pelecehan seksual oleh petugas pengawas tempat pemungutan suara (TPS). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA  - Seorang wanita anggota KPPS diduga jadi korban pelecehan seksual oleh petugas pengawas tempat pemungutan suara (TPS).

Pengawas TPS bernama inisial IA, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap anggota KPPS berinisial WI (19).

Kakak korban, IH (25) mengungkapkan bahwa peristiwa ini terjadi beberapa jam setelah sang adik merampungkan tugasnya sebagai anggota KPPS di TPS 69 Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan.

“Kejadian pelecehan yang menimpa adik saya terjadi pada tanggal 15 Februari 2024 dini hari, saat dia ikut mengantar surat suara ke gudang KPU di tingkat kecamatan,” ujar IH.

IH mengatakan, proses pengantaran surat suara pada awalnya berjalan sebagaimana mestinya.

Sang adik waktu itu mengantarkan kotak surat suara bersama IA dan Ketua KPPS berinisial IV menggunakan sebuah mobil.

Baca juga: "Saya Mau Diculik" Bar-barnya Pendukung Caleg Nasdem Ketahuan Gelembungkan Suara Malah Serang Panwas

Baca juga: 3 Panwascam dan 6 Panwas Desa Mengundurkan Diri Jelang Pemilu

Ketika berangkat menuju gudang KPU, IV bertugas menyetir kendaraan, IA duduk di kursi depan samping sopir, dan WI duduk di belakang.

“Karena adik saya kelelahan, dia akhirnya enggak ikut membantu nurunin logistik di lokasi. Dia tidur di dalam mobil,” ungkap kakak korban.

Singkat cerita, korban akhirnya terbangun saat mobil sudah berada dalam perjalanan pulang. Namun, saat terbangun, korban menyadari ada perpindahan posisi tempat duduk. Terduga pelaku yang sebelumnya duduk di kursi depan berpindah ke belakang dan duduk di sebelah WI.

“Pas di jalan pulang, pelaku tiba-tiba sudah duduk di belakang, sama adik saya. Jadi kursi di samping sopir itu kosong pas pulang,” tutur kakak korban.

Melihat WI terbangun, IA kemudian berbasa-basi menanyakan kondisi korban. Ia bertanya apakah korban kedinginan atau tidak sambil memegang tangan WI.

“Adik saya mikirnya waktu itu gini, 'Oh mungkin bapak ini anggap saya sebagai anaknya. Jadi megang-megang tangan'. Soalnya si pelaku ini udah tua banget, usianya mungkin di atas 60 tahun. Terus akhirnya dibiarin sama adik saya, karena cuma memegang tangan saja,” ucap IH.

Namun, tindakan IA ternyata tak sebatas memegang tangan korban saja.

Baca juga: Personel Polres Tegal Besuk dan Berikan Tali Asih kepada Anggota KPPS yang Sakit

Baca juga: Anggota KPPS Meninggal Setelah Ambil Honor, Usai Pemungutan Suara Wajahnya Pucat

Baca juga: Ketua PPS Gelapkan Honor KPPS Rp 82 Juta untuk Judi Online, Awalnya Ngaku Dicuri

Baca juga: Dua Anggota KPPS di Banyumas Meninggal Pascapemungutan Suara, Tri Lima Hari Dirawat di RS

IA turut mencium kedua telapak tangan korban berulang kali hingga WI merasa risih.

“Adik saya takut mau teriak. Mau melakukan perlawanan, tapi enggak berani,” sambung IH.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved