Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Eksplorasi Tradisi dan Toleransi: Catatan Inspiratif Habib Husein Jafar Al-Hadar di Kudus

Baca kisah menarik tentang keberlanjutan tradisi dan tingkat toleransi tinggi di Kudus, bersama Habib Husein Jafar Al-Hadar.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Daniel Ari Purnomo
Tribun Jateng/Rifky Gozali
Habib Husein Ja'far Al-Hadar foto bersama jemaah dalam acara 'Recharge' di Pendapa Kabupaten Kudus, Jumat (1/3/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Kesimpulan awal yang diperoleh Habib Husein Jafar Al-Hadar saat mengunjungi Kudus adalah tentang keberlanjutan tradisi dan tingkat toleransi yang tinggi. Pernyataan ini disampaikan oleh Husein dalam rangka mengisi acara 'Recharge' di Pendopo Kabupaten Kudus pada Jumat (1/3/2024).

Acara Recharge, yang merupakan bagian dari perayaan tradisi Dandangan atau upacara menyambut bulan Ramadan, dengan sengaja menghadirkan Habib yang dengan tegas menyebut dirinya sebagai 'Habib Industri'. Harapannya, generasi muda dapat turut serta dalam memeriahkan tradisi Dandangan yang diselenggarakan setiap tahun di Kudus. Seperti terbukti dalam acara 'pengajian' ini, Pendopo Kudus dipadati oleh anak muda dari berbagai latar belakang.

Melihat kondisi saat ini, dimana generasi muda mendominasi demografi, termasuk di Kudus, Husein mendorong mereka untuk terlibat dalam memperkenalkan keunikan dan tradisi lokal kepada masyarakat luas. Contohnya, di Kudus yang terkenal dengan tingkat toleransinya dan sejumlah tradisinya, termasuk tradisi Dandangan yang sedang berlangsung.

Menurut Hasan, tradisi dan toleransi yang telah berlangsung selama ratusan tahun di Kudus dapat dianggap oleh generasi muda sebagai bagian lokal yang perlu dilestarikan dan disesuaikan dengan konteks zaman. Hal ini penting karena ada kemungkinan generasi muda membawa inovasi baru yang tidak sesuai dengan kearifan lokal, atau bahkan merasa kurang relevan dengan tradisi lama yang telah ada.

"Hal ini membutuhkan pendidikan bagi generasi muda mengenai nilai-nilai tradisi dan memberikan akselerasi. Saya tidak menyatakan bahwa tradisi harus dipegang dengan cara yang sama seperti sebelumnya, tapi lebih ke kontekstualisasi sesuai dengan keinginan generasi muda," kata Husein Jafar.

Contoh dari toleransi yang masih berlangsung di Kudus, seperti masyarakat setempat yang menolak untuk menyembelih sapi sebagai tanda penghormatan terhadap penganut agama lain pada masa lalu, dapat menjadi inspirasi bagi toleransi di daerah lain. Yang menjadi inspiratif adalah nilai-nilai toleransi ini. Demikian pula, tradisi lokal Kudus dapat diperkenalkan oleh generasi muda melalui media sosial dengan menggunakan konten.

Ada alasan pragmatis untuk membuat konten tentang nilai positif dan keunikan di Kudus, tidak hanya untuk kemajuan daerah tersebut. Selain memberikan kontribusi positif bagi daerahnya, pencipta konten memiliki peluang untuk menjadi influencer yang setidaknya bermanfaat bagi diri mereka sendiri.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved