Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Kemenhan Jerman Diolok-olok gara-gara Gunakan Password Favorit Orang Indonesia

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Jerman diolok-olok karena memilih menggunakan password atau kata sandi “1234”.

Threatpost
Ilustrasi password. 

TRIBUNJATENG.COM – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Jerman diolok-olok karena memilih menggunakan password atau kata sandi “1234” untuk keperluan akses dokumen pada laman resminya.

Media di Jerman mengolok-olok kementerian pertahanan karena kata sandi tersebut terbilang sangat lemah.

Media menyebutnya sebagai sesuatu yang “amat memalukan” dalam bidang keamanan.

Baca juga: Kecelakaan Kereta Api di India: 14 Orang Tewas gara-gara Masinis Nonton Kriket di Ponsel

Sebelumnya, Kemenhan Jerman pada hari Senin, (4/3/2024), merilis pernyataan dari Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius pada laman resminya.

Pernyataan itu berisi tentang bocornya komunikasi di angkatan udara dan dirilis dalam format audio.

Kemenhan kemudian memberi tahu pengunjung laman bahwa mereka bisa mengakses rekaman itu dengan memasukkan kata sandi “1234”.

Kendati rekaman itu tidak dinyatakan sebagai dokumen rahasia dan kata sandi itu bisa jadi dipilih sebagai pengganti kata sandi sebelumnya, penggunaan kata sandi itu disindir oleh media Bild di Jerman.

“Setelah serangan penyadapan terhadap militer Jerman oleh mata-mata Rusia, ini sangat memalukan,” kata Bild hari Senin, dikutip dari Russia Today.

Adapun pada hari Jumat pekan lalu pemimpin redaksi Russia Today bernama Margarita Simonyan merilis transkrip dan rekaman audio yang berisi percakapan empat perwira Angkatan udara Jerman, termasuk Jenderal Ingo Gerhartz.

Simonyan mengaku mendapatkan dokumen itu dari pejabat keamanan Rusia.

Dalam percakapan di WebEx itu keempat perwira tersebut membahas kemungkinan penggunaan rudal Taurus buatan Jerman untuk menyerang Jembatan Krimea.

Di samping itu, melalui rekaman tersebut terungkap bahwa Inggris sudah mengirimkan personel khusus ke Ukraina untuk mengoperasikan rudal Storm Shadow.

Belum diketahui bagaiman rekaman itu didapatkan oleh pejabat keamanan Rusia yang kemudian membagikannya kepada Simonyan.

Namun, Wakil Ketua Komite Pengawasan Parlemen Jerman Roderich Kiesewetter berujar bahwa orang Rusia bisa saja masuk ke dalam panggilan video WebEx yang tidak diamankan, tanpa diketahui empat perwira itu.

Jerman sendiri sudah mengonfirmasi keaslian rekaman itu.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved