Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Akademisi Internasional Kumpul di Unika Semarang, Siapkan Strategi Ketahanan Pangan 

Akademisi dari berbagai universitas di dunia, tengah menyiapkan strategi menjaga ketahanan pangan tetap stabil di masa krisis imbas El-Nino.

agus salim irsyadullah
Sejumlah narasumber mengisi materi dalam konferensi internasional bertajuk International Conference on Sustainable Global Agriculture and Food (ICSAF) ke-5 di Unika Semarang, Jumat (8/3/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Akademisi dari berbagai universitas di dunia, tengah menyiapkan strategi menjaga ketahanan pangan tetap stabil di masa krisis imbas El-Nino.

Diketahui hingga kini, sejumlah negara-negara masih mengalami krisis pangan, termasuk Indonesia.

Nantinya, hasil pembahasan dari International Conference on Sustainable Global Agriculture and Food (ICSAF) ke-5 yang digelar oleh Soegijapranata Catholic University (Unika) tersebut, bisa dijadikan referensi bagi Pemprov Jateng menyusun ketahanan pangan.

"Kalau rekomendasi untuk pengambilan kebijakan di pemerintah daerah. Tapi bisa jadi referensi nantinya, apakah bisa atau tidak jika menggunakan konsep seperti hasil dari konferensi ini," kata ketua panitia ICSAF, Dyah Wulandari ditemui di kampus Unika Semarang, Jumat (8/3/2024).

Dyah menyebut, tingkat kebutuhan pangan saat ini melampaui persediaan. Sehingga menimbulkan krisis pangan.

"Terutama beras ya. Seperti kita lihat harga beras meningkat pesat. Ini bentuk konsen dan kepedulian kami dari sisi akademik sebagia plan base food," ungkapnya.

Menurutnya, masyarakat bisa mengkonsumsi makanan pendamping beras untuk mengurangi ketergantungan. Terlebih, ketika sedang dilanda krisis. 

"Ini memang belum bisa menggantikan beras. Tapi ini kan kita ada makanan alternatif misalnya (olahan) porang, sagu dan lainnya," imbuhnya.

Dijelaskan Dyah lebih lanjut, pembahasan forum internasional ini turut membahas sistem pangan berkelanjutan. Yakni pangan alternatif, daur ulang, serta rekayasanya, mikrobiologi dan bioteknologi serta nanoteknologi.

Makanan rendah karbon dan regeneratif, berupa makanan hasil rekayasa genetika hingga pengembangan kemasan makanan juga menjadi tema yang dibahas.

"Ini merupakan plant base food dengan tidak menggantungkan ke yang lain misal bukan padi. Dengan strategi tertentu harapannya ada solusi yang dicapai," paparnya.

"Nanti juga bisa sharing pangan Indonesia seperti kondisinya seperti apa. Bisa atau tidaknya kita mengadopsi teknologi pangan dari negara lain." paparnya.

Konferensi digelar pada Kamis - Jumat (7-8/3/2024) dengan menghadirkan sejumlah narasumber internasional.

Di antaranya dari pabrik susu Morinaga Jepang, Hirohisa Izumi, akademisi Tunghai University Prof Dr Yuan-Man Hsu, Prof Patchanee Yasurin dari Assumption University Thailand, dan Prof. Bin Huei Chen dari Fe Jun Catholic University Taiwan.

Selain itu, ada juga Prof Mariena Ketudat dari Suranaree University of Technology Thailand, Prof Kim Anh Hoang Saigon Technology University Vietnam dan Prof Dr Budi Widianarko SCU Semarang.

Baca juga: UPDATE Moro Mall Purwokerto : Ditawarkan Rp279,5 Miliar, Ada yang Minat Investasi ?

Baca juga: Satpol-P3KP Terus Kedepankan Nilai Humanis dan Tegas

Baca juga: Tandatangani PKS dengan PT Pegadaian, Beri Pembiayaan Lebih Murah Bagi Anggota Koperasi KORPRI

Baca juga: Dongeng Sebelum Tidur Hikayat Panji Semirang

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved