Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Komisi C DPRD Kudus Sebut Pemerintah Belum Serius Tangani Permasalahan Sampah untuk Jangka Panjang

Politikus PAN itu menilai dalam beberapa tahun terakhir di Kudus belum ada perencanaan program yang spesifik ditujukan untuk menangani sampah

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muslimah
Tribunjateng/Saiful Ma'sum
Aktivitas warga memilah sampah di TPA Tanjungrejo Kabupaten Kudus, baru-baru ini. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus menilai bahwa pemerintah daerah sejauh ini belum serius menangani permasalahan sampah di Kota Kretek.

Utamanya guna mengatasi problematika sampah untuk jangka panjang. 

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi C DPRD Kudus, Rochim Sutopo.

Kata dia, program pemerintah daerah yang disiapkan disebut belum menyentuh penanganan sampah. Sehingga sampah yang diproduksi masyarakat hanya sekadar dikumpulkan dan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

"Penanganan sampah harus tuntas, jangan sampai buat gunungan sampah di TPA. Pemda harus serius menangani sampah, dengan cara diolah, bukan ditimbun," terangnya, Selasa (12/3/2024).

Menurut dia, setiap daerah memiliki permasalahan serupa terkait sampah.

Hanya saja tinggal bagaimana pemerintah menyiapkan program yang bisa menjadi solusi untuk jangka pendek dan jangka panjang. 

Politikus PAN itu menilai dalam beberapa tahun terakhir di Kudus belum ada perencanaan program yang spesifik ditujukan untuk menangani sampah.

Termasuk program pemerintah daerah yang telah disusun untuk tahun anggaran 2024. 
 
Pengadaan alat pengolahan dan perluasan TPA pun belum ada. Masih hanya sebatas sosialisasi tentang pembinaan karakter masyarakat. 

Dibutuhkan keseriusan pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan sampah agar tidak berdampak pada keberlangsungan hidup masyarakat Kota Kretek ke depannya. 

"Sampah harus bisa dijadikan nilai ekonomis untuk pendapatan daerah. Di 2024 ini belum ada program penanganan sampah, masih hanya sebatas sosialisasi karakter saja, sedangkan pengadaan alat dan perluasan TPA belum ada," sebutnya. 

Menurut Rochim, pengadaan alat pengolah sampah dinilai bagian dari upaya untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA. 

Supaya sampah-sampah yang diproduksi masyarakat tidak hanya ditimbun di TPA yang nantinya akan penuh hingga over kapasitas. 

Butuh solusi lain yang harus dimulai sejak saat ini untuk menekan produksi sampah, sekaligus mengurangi volume sampah yang dibawa ke TPA. 

"Pemda belum serius dalam penanganan sampah. Misalnya, pembelian alat pengolahan sampah ini penting, supaya sampah tidak hanya ditimbun dan ditimbun," tegas dia. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved