Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berkhidmat dengan bermartabat

Gus Rozin: Berkhidmat dengan Bermartabat

Konferensi Wilayah (Konferwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah pada 5-6 Maret 2024 telah usai diselenggarakan.

Editor: Editor Bisnis
Istimewa
Rois Syuriyah KH. Ubaidullah Shodaqoh dan Ketua KH. Abdul Ghaffar Rozin terpilih dalam Konferensi Wilayah PWNU Jawa Tengah XVI bersama H Ishfah Abidal Aziz dan KH Miftah Faqih dari PBNU. 

TRIBUNJATENG.COM - Konferensi Wilayah (Konferwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah pada 5-6 Maret 2024 telah usai diselenggarakan. Konferwil ke XVI yang mengusung tema “Meneguhkan Khidmah, Memuliakan Umat” ini pada akhirnya memutuskan K.H. Ubaidillah Shodaqah sebagai Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah dan memilih K.H Abdul Ghaffarrozin sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah masa khidmah 2024-2029.

Jika ditelisik secara mendalam, organisasi Nahdlatul Ulama adalah salah satu perkumpulan keagamaan terbesar di Indonesia. Tidak hanya anggotanya saja yang terhitung banyak, tetapi orang yang merasa terhubung dengan kegiatan dan amaliah Nahdlatul Ulama juga tidak sedikit. Diantara wilayah di Indonesia yang memiliki anggota dan kepengurusan hingga di level desa yang cukup banyak adalah Jawa Tengah.  

Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah yang sering dianggap sebagai basis warga Nahdlatul Ulama di Indonesia, selain Jawa Timur. Hal ini jelas menjadikan Nahdlatul Ulama merupakan organisasi strategis dan memiliki akar yang kuat di masyarakat. Pesantren, madrasah, masjid hingga musola banyak yang terafiliasi dengan Nahdlatul Ulama, baik yang secara resmi terdaftar maupun yang terhubung secara kultural. Belum lagi aktivitas yang dilakukan badan otonom maupun lembaga-lembaga milik Nahdlatul Ulama yang bergerak di bidang perekonomian, sosial budaya, pertanian hingga kesejahteraan keluarga. Yang tidak bisa diabaikan juga adalah aktivitas yang dilakukan oleh struktur terdekat dengan jamaah yakni ranting dan Majelis Wakil Cabang (MWC) NU.

Dengan berbekal modal dan aset NU yang sangat besar, potensi Nahdlatul Ulama untuk berperan besar terhadap kemajuan masyarakat terbuka lebar. Salah satu upaya memajukan organisasi adalah dengan mencermati aset dan potensi yang dimiliki. Organisasi yang baik tidak hanya pandai memahami masalah dan kebutuhan yang ada, tetapi juga berangkat dari aset dan potensi yang telah ada. Hal ini penting karena kepemimpinan yang baik tidak menihilkan kepemimpinan sebelumnya, tetapi mampu melanjutkan yang baik dan memperbaiki yang belum sempurna.   

Sebagai bagian dari rumah besar PBNU, maka PWNU Jawa Tengah ke depan akan selalu berjalan beriringan dengan PBNU dalam mendukung, menjalankan dan mensinergikan program yang ada agar bisa berjalan dengan baik di tingkat wilayah hingga ranting. Hal ini sekaligus menunjukkan komitmen untuk tegak lurus dengan regulasi dan konstitusi yang ditata dan diatur oleh PBNU.

Komitmen untuk mematuhi konstitusi dan menjalankan program yang dibuat PBNU, ditambah dengan kondusifitas organisasi di wilayah NU Jawa Tengah merupakan aspek penting dalam memajukan dan menggerakkan organisasi menjadi lebih baik, lebih bermanfaat dan lebih bermartabat.

 

Tiga Aspek Penguatan Jamiyyah

Sejauh ini, keberadaan dan kebermanfaatan organisasi Nahdlatul Ulama di Jawa Tengah sudah berjalan dengan baik dan mulai dirasakan. Berbagai program dan kegiatan berjalan dengan baik dan tertata. Namun demikian, ada tiga aspek yang perlu dicermati dan didalami untuk menjadikan organisasi Nahdlatul Ulama bisa tampil lebih kuat, lebih maju, lebih bermanfaat dan lebih bermartabat bagi jamaah dan jamiyyah. 

Pertama, secara organisasional, kiprah kelembagaan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama sudah dirasakan oleh pengurus di tingkat cabang, anak cabang hingga ranting tetapi belum maksimal dan merata. Memang ada kegiatan atau aktivitas yang dilakukan PWNU, tetapi belum terlihat menyapa dan bermanfaat bagi jamiyyah dan bagi jamaah secara keseluruhan.

Gus rozin : berkhidmad dan bermartabat , tiga aspek penguatan jammiyah
Gus rozin : berkhidmad dan bermartabat , tiga aspek penguatan jammiyah (Istimewa)

Kedua, posisi kelembagaan organisasi Nahdlatul Ulama dengan pemerintah di semua tingkatan terlihat belum kuat dan kurang memiliki daya tawar. Kedua entitas ini sejatinya saling membutuhkan dan perlu saling menguatkan. Sayangnya, keberadaan PWNU seperti kurang mendapat perhatian oleh pemerintah daerah. Begitu juga dengan akses PWNU terhadap sumber daya yang ada di Pemerintah daerah yang masih minim dan terbatas.

Ketiga, ada program dan kegiatan yang tidak berkembang dan tidak seimbang antar daerah/cabang. Akibatnya, ada daerah/cabang yang maju tetapi tidak sedikit yang stagnan. Dampak dari persoalan pertama dan kedua adalah tidak meratanya kegiatan atau program di level cabang hingga ranting. Kegiatan di cabang atau ranting sangat bergantung pada kreatifitas pimpinan masing-masing. 

 

Sembilan Medan Khidmat

Visi dan misi organisasi adalah ibarat pandu arah dan cermin pergerakan organisasi. Dengan visi dan misi yang ada, maka aktivitas organisasi lebih tertata. Visi dan misi ini akan menjadi pedoman bersama dalam berbagai ruang yang ada. Untuk berkhidmat secara tepat dan bermanfaat, maka kita juga harus mengenali ruang apa saja yang perlu menjadi prioritas dalam menjalankan organisasi Nahdlatul Ulama.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved