Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kudus

Kembar Kopitiam Menawarkan Kudapan dengan Nuansa Chinese-Singapura yang Pertama di Kudus

Untuk menikmati kopi berikut kudapan lengkap dengan nuansa Chinese-Singapura masa lampau tidak perlu jauh-jauh datang ke Negeri Singa.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Rifqi Gozali
Seorang pengunjung melakukan pembayaran nontunai dengan memindai kode QRIS BRI menggunakan aplikasi BRImo di Kembar Kopitiam Demaan Kudus. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Untuk menikmati kopi berikut kudapan lengkap dengan nuansa Chinese-Singapura masa lampau tidak perlu jauh-jauh datang ke Negeri Singa. Di Kudus sudah ada kedai kopi yang menyajikan nuansa Chinese-Singapura masa lampau, yaitu di Kembar Kopitiam di Jalan Habib Ja’far Al-Kaff Nomor 31 Demaan, Kudus.

Kedai yang buka sejak tiga bulan lalu bisa dikatakan ramai pengunjung setiap harinya. Umumnya mereka yang datang merupakan kawula muda yang tergolong generasi z. Di antara pilihan mereka untuk menghabiskan waktu di Kembar Kopitiam ini karena tempatnya nyaman dan menawarkan sensasi berbeda dengan keda kopi yang lain.

“Tempatnya bagus, menunya enak, dan tempatnya bersih. Ini nuansa baru kedai kopi di Kudus,” kata salah seorang pengunjung Adam, Senin (18/3/2024).

Bukan hal sulit untuk mengidentifikasi kedai kopi ini dalam mengusung konsep nuansa ala Chinese-Singapura. Di kedai yang buka sejak pukul 08.00 sampai pukul 24.00 ini terdapat lampion merah yang tergantung di beberapa bagian kedai berikut ornament poster bergambar karakter orang Tiongkok lengkap dengan aksara mandarin sudah cukup menjadi ciri khas Tiongkok. Kemudian untuk menguatkan nuansa Tiongkok pemilik kedai menambah sentuhan warna hijau tua dan warna merah menyala yang sangat kontras. Dua warna ini dalam tradisi Tiongkok memiliki makna bersih dan keberuntungan.

Kedai yang mampu menampung seratus lebih pengunjung itu terdiri atas tiga lantai. Lantai pertama terdapat sejumlah kursi dan meja lengkap dengan penyekatnya. Pengunjung cukup bisa merasakan privasi saat menikmati kudapan di sini. Lantai dua merupakan ruang tertutup, pengunjung bisa memilihnya karena di sini juga dilengkapi pendingin ruangan yang nyaman. Kemudian di lantai tiga merupakan ruang terbuka lengkap dengan ornamen poster bernuansa Tiongkok, kursi besi kuno, dan lampion yang tergantung di atasnya seolah-olah sedang berada di Chinatown di Negeri Singa.

Untuk memperkuat nuansa masa lampau, hampir setiap saat selalu diputar lagu-lagu era 1980 sampai 1990-an. Hanya saja pengelola memilih lagu-lagu penyanyi Indonesia. Alasannya agar pengunjung bisa turut menikmati liriknya.

Kedai yang layak menjadi salah satu destinasi untuk didatangi ini merupakan buah kerja dari dua anak muda. Keduanya yaitu Naufan Faris Shidqi yang masih berusia 23 tahun dan sepupunya Hisyam Abidtiya Akrom yang berusia 25 tahun. Menariknya keduanya tidak memiliki darah Tiongkok. Kemudian ayah masing-masing kedua anak muda ini merupakan saudara kembar. Dari situlah keduanya memilih untuk membuka bisnis kuliner dengan jenama Kembar Kopitiam.

“Kembar itu karena ayah kami merupakan saudara kembar, sedangkan tiam itu artinya kedai atau toko dalam Bahasa Mandarin,” kata Naufan.

Sebelum membuka bisnis kedua pemuda ini terlebih dulu melakukan riset. Riset ini merupakan bagian dari pengamalan ilmu yang didapat selama duduk di bangku kuliah. Naufan sebelumnya menyelesaikan S1 jurusan Manajemen Bisnis di Universitas Ciputra Surabaya. Sedangkan Hisyam Abidtya mengenyam pendidikan S1 di Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Riset yang keduanya lakukan sebelum benar-benar terjun di dunia bisnis kuliner ini menyangkut berbagai hal. Mulai dari konsep ala Chinese-Singapura sampai menu yang harus disajikan berangkat dari riset yang dilakukan dua anak muda ini.

“Bahkan untuk menu-menu kami seluruhnya buat sendiri, kami riset sendiri. Dan untuk mengujinya kami suruh saudara untuk mencobanya,” kata Naufan.

Setelah berjalan tiga bulan, Kembar Kopitiam ada belasan menu yang bisa dipesan. Untuk makanan ada dua jenis yaitu nasi dan mi. Selama ini yang paling diminati yaitu menu mi kembar. Mi ini merupakan perpaduan antara mi dengan jamur dan ayam bumbu charsiu. Harganya mulai dari Rp 15 .000 sampai Rp 29.000.

“Memang biasanya bumbu charsiu sebagai pelengkap daging babi, tapi di sini kami memakai daging ayam. Dan dipastikan yang ada di sini semuanya halal,” lanjut Naufan.

Sedangkan untuk minuman pengunjung bisa memesan kopi lengkap dengan berbagai macam jenisnya, teh, dan cokelat. Untuk minuman ini harganya mulai dari Rp 7.000 sampai Rp 18.000. Sebagai pelengkap kedai ini juga menyajikan menu camilan berupa bakwan, roti, dan singkong dengan harga Rp 7.500 sampai Rp 18.000.

Kedua anak muda ini tidak mau berhenti di situ dalam menyajikan menu. Kali ini keduanya telah menyiapkan tiga menu baru yang bakal menggoyang lidah pengunjung. Tiga menu tersebut yaitu nasi butter charsiu, nasi bakmoy ayam, dan nasi hongkong. Menu-menu ini sengaja disajikan dengan sentuhan bumbu ala Tiongkok.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved